11 💌

4.4K 527 83
                                    

Shani terus berteriak memanggil petugas kesehatan yang bolak-balik menolong korban pesawat tersebut. Sedari tadi tidak ada yang mau mendekatinya padahal Shani sudah sangat panik dengan kondisi Christy.

"Hei, tolong bantu saya!! Anak saya keadaannya parah" Teriak Shani yang masih memangku kepala Christy dilengannya.

Ada seorang dokter yang akhirnya melirik ke arah Shani. Ia bersama satu suster berlari menolong wanita tersebut dengan segera.

"Sus, bawa brankar ke wanita itu yang lagi mangku anaknya. Cepat!" Perintah dokter muda tersebut dengan tegas.

Ketika sudah di dekat Shani dan Christy, mereka membantu Shani untuk memindahkan Christy ke atas brankar.

"Dok, tolong selamatkan anak saya bagaimana pun caranya saya mohon" Ujar Shani berlinang air mata.

Dokter itu mengangguk. "Kami akan menanganinya semaksimal mungkin. Ayo ikut kami ke rumah sakit"

Setelah itu, mereka berlari untuk segera masuk ke dalam ambulan yang akan mengantar mereka ke rumah sakit.

Skip

Sesampainya dirumah sakit, Christy langsung dibawa masuk ke dalam IGD. Sedangkan Shani hanya boleh mengantarnya sampai depan ruangan saja.

Terpaksa Shani harus menunggu Christy diluar. Ia bahkan sudah tidak peduli lagi dengan luka yang ada di tubuhnya. Padahal pelipis Shani juga mengeluarkan darah meskipun tidak banyak. Lengannya banyak terdapat lecet-lecet kecil.

Tak lama kemudian, ada tiga orang yang menghampiri Shani dengan langkah terburu-buru. Mereka adalah Veranda, Keynal, dan Jinan.

Berita pesawat yang jatuh itu sudah menyebar di televisi maupun sosmed. Jinan yang sebelumnya diberitahu oleh Shani nama pesawat apa yang ia tumpangi, langsung tau kalau Shani dan Christy pasti termasuk salah satu korban pesawat tersebut.

Tanpa pikir panjang, Jinan mengajak Ve dan Keynal untuk ikut bersamanya menemui Shani.

Shani yang melihat kedatangan mereka, lantas berdiri dari duduknya. Ia menatap mereka secara bergantian.

"Ci.. kenapa bisa gini?" Tanya mami ve mengusap pelipis Shani.

Shani tersenyum tipis dan mengusap tangan maminya. "Pesawatnya ada kerusakan mesin tiba-tiba padahal sebelum terbang udah diperiksa. Mungkin emang musibah mam" Jawab Shani lirih.

Keynal hanya menghela nafas setelah mendengar ucapan Shani.

"Kenapa kamu disini? Luka kamu harus diobati ci, nanti bisa infeksi lho" Ucap mami ve.

"Aku gapapa mam" Balas Shani yang duduk kembali di depan ruang IGD.

Veranda melirik ke arah ruangan IGD sejenak lalu menatap Shani kembali. "Kamu nungguin siapa disini? Siapa yang di dalem IGD?" Tanya mami ve.

Shani mendongak menatap ve dan Keynal bergantian. Setelah itu, ia menatap Jinan yang tengah menatapnya juga.

Perlahan Jinan mengangguk meyakinkan Shani untuk mengatakan yang sejujurnya.

Shani menatap pintu ruang IGD tersebut lalu berkata, "Angel mam. Di dalam ada Angel" Ujar Shani tanpa menatap ve.

Lantas Veranda menutup mulutnya tak percaya. Ia duduk disamping Shani dan mengusap punggung tangan Shani.

"Ci–"

"Tolong percaya sama Shani mam. Nanti mami bisa liat sendiri kalau Angel beneran masih hidup" Shani memotong ucapan mami ve dengan menatap intens mami ve.

Hening sejenak. Jinan dan Keynal juga sudah duduk dikursi tunggu tersebut.

"Ceritanya panjang. Nanti Shani ceritain kalau kita udah dirumah" Lirih Shani membuat mereka menatapnya.

DIA, BUNDAKU S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang