20 💌

4.7K 594 71
                                    

Hari terus berganti hingga tibalah sekarang waktunya weekend yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Tak terkecuali, keluarga yang sangat harmonis tersebut hari ini akan mengadakan acara makan-makan dirumah.

Pagi ini Shani lebih dulu ada di dapur dan mulai beraksi untuk memasak berbagai menu. Tapi sepertinya mami ve sudah ke dapur tadi, karna ada menu yang sudah matang seperti, udang saus padang, ayam goreng, tumis jamur, cumi bakar, kentang balado, dan bakwan jagung.

"Eum.. Kayak kurang satu menu" Shani melirik menu makanan itu satu persatu. "Ah iya, ikan goreng bumbu kecap. Ikannya dimana ya?" Sambungnya.

"Mamiii, ikannya dimanaaa??" Teriak Shani dari dapur. Namun, tidak ada sahutan apapun dari Veranda.

Ia berbalik badan ke arah wastafel dimana ada baskom yang berisi ikan.

"Ini ikannya kali ya? Ko mirip kayak ikannya dede.. Tapi ga mungkin ah punya dede masa di taro baskom gini" Gumam Shani sambil melihat ikan yang ada di dalam baskom tersebut.

Shani langsung mengeksekusi ikan itu dan menyiapkan bumbu untuk memasaknya.

Saat ikan itu sudah matang dan di hias dengan cantik di atas piring, Shani meletakkan piring tersebut ke atas meja. Tak lama kemudian, ve datang menghampiri Shani.

"Ci, kamu goreng ikan yang dimana?" Tanya ve.

"Yang di samping wastafel mam" Jawab Shani jujur.

Veranda menepuk keningnya sendiri sambil mengucapkan, "Aduh"

"Kenapa mam?"

"Kamu ko ga nanya mami dulu?"

"Lho aku udah teriak tadi tapi mami ga jawab, yauda pas aku liat ada ikan di baskom aku pikir itu ikan yang mau di goreng sama mami. Jadi aku goreng deh, nih udah mateng. Cantik ga?" Ucap Shani benar-benar polos.

Veranda melirik ikan itu sebentar lalu kembali menatap Shani dengan tatapan sulit diartikan. "Ci, kamu tau ga itu ikan punya siapa?" Tanya ve dengan nada lemah.

"Mami beli kan?" Tanya balik Shani yang masih belum sadar.

Ve menggeleng. "Itu ikan punya dede yang kamu goreng"

Senyum Shani pudar seketika. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali seolah perkataan mami ve barusan menggema di telinganya.

Shani menggelengkan kepala menyadarkan dirinya sendiri lalu menatap ve. "Mami bercanda kan?"

"Lho mana ada mami bercanda"

Saat itu juga bocah pemilik ikan yang sudah digoreng Shani datang ke dapur dengan mendekati wastafel. "Eh ko ilang? Perasaan tadi aku taro sini si icul" Gumamnya.

Veranda berbisik di telinga Shani. "Kalau dia ngamuk, mami gamau ikut-ikutan ya. Kamu yang berbuat, kamu yang bertanggung jawab. Semangat sayangku"

Bisikan maut ve membuat tubuh Shani mematung dan tegang secara bersamaan.

Christy mulai bertanya mengenai ikan kesayangannya. "Bunda liat ikan aku ga? Tadi ada disini, aku taro di baskom"

Shani berbalik badan dengan ketegangan yang masih ia rasakan di tubuhnya. "Eum.. ekhem, kenapa dede taro ikan di baskom?"

"Soalnya opa lagi bersihin kolam ikannya, terus aku sengaja pisahin icul di baskom sendiri hehe. Aku mau kasih vitamin buat icul nih" Ia menunjukkan vitamin yang ia bawa. "Tapi mana sih iculnya, bunda liat ga?"

Shani menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menyengir kepada Christy. "Icul... eum icul.. iculnyaa.. hehe iculnya digoreng" Shani cengengesan dan mengangkat dua jarinya sebagai salam perdamaian.

DIA, BUNDAKU S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang