22 💌

5.3K 556 74
                                    

Di tengah malam yang sangat sepi, Natio family sedang harap-harap cemas di depan ruang IGD. Shani yang khawatir dan masih panik terus mondar mandir di depan ruangan tersebut.

Veranda menghela nafas pelan lalu berdiri mendekatinya. "Angel ga akan kenapa-napa ci. Tenangin diri kamu" Ucap ve mengusap lengan Shani.

Salah satu tangannya yang bertumpu di perut ia angkat ke depan bibirnya. Ia menggigit ujung jari jempolnya untuk meredam rasa panik yang ia rasakan.

"Semuanya gara-gara aku mam. Dede gamau makan nasi seharian, dia juga makan pedes. Dede juga nangis mulu kemarin, pasti dia kecapean. Aku takut mam" Ucap Shani dengan wajah cemas.

Veranda paham betul perasaan Shani saat ini. "Kamu udah melakukan yang terbaik ci"

Shani hanya menatap ve sekilas lalu mengalihkan tatapannya ke pintu ruang IGD.

"Kalau Angel kejang kayak tadi, kamu jangan panik ci. Mami kan udah pernah bilang dan ngajarin kamu gimana cara nanganinnya"

"Gimana aku ga panik mami? Sebelumnya dede baik-baik aja ko cuma muntah doang, terus tiba-tiba kejang gitu, aku panik lah sampe lupa apa yang harus aku lakuin, semuanya buyar gitu aja"

Ve menghembuskan nafasnya dan kembali duduk bersama Keynal.

Tak berselang lama, seorang dokter membuka pintu ruang IGD di depan mereka. Shani berhadapan lebih dulu dengan dokter tersebut.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" Tanya Shani.

Ve dan Keynal juga sudah mendekati Shani dan meminta jawaban dokter tersebut.

"Pasien dalam kondisi baik. Dia hanya kelelahan dan kurang asupan karbohidrat saja. Setelah ini mohon diperhatikan lagi pola makannya ya bu" Jelas dokter.

Mereka menghela nafas lega.

"Baik dok, terimakasih. Apa anak saya perlu di rawat beberapa hari ke depan?" Ujar Shani.

"Kita lihat perkembangannya sampai nanti pagi ya bu. Untuk sekarang saya masih harus memantau kondisinya dulu karna pasien ada gejala tipes" Jawab dokter seramah mungkin.

"Tapi boleh di jenguk kan dok?" Tanya Shani lagi.

Dokter tersenyum dan mengangguk. "Tentu boleh. Kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat, nanti bapak dan ibu bisa menjenguknya"

Mereka bertiga mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Setelah itu, dua orang suster mendorong brankar Christy untuk dipindahkan ke ruang rawat.

Shani dan orang tuanya mengikuti mereka dari belakang.

Skip

Sekarang, mereka bertiga sudah masuk ke dalam ruangan Christy. Karna hari masih gelap, Veranda dan Keynal akan melanjutkan tidurnya.

"Ci, tidur gih. Angel juga pasti bangunnya nanti pagi. Mami sama papa gapapa di sofa. Kamu baring sana di kasur" Titah ve kepada Shani yang duduk di kursi samping ranjang Christy.

"Mami sama papa tidur di kasur aja, aku mau disini" Jawab Shani.

Karna tidak mau berdebat panjang, akhirnya mereka berdua mengiyakan ucapan Shani.

Shani menciumi punggung tangan Christy sambil mengusap kening anaknya. "Cepet sembuh sayangnya bunda"

Setelah itu, Shani melipat kedua tangannya di samping badan Christy dan meletakkan kepalanya di lipatan tangan tersebut.

Subuh-subuh Shani terbangun karna mendengar suara berisik Christy.

Kepala Christy bergerak ke kanan dan kiri sambil meracau dalam tidurnya. "Ngga mau sama bunda, ngga.. Aku marah sama bunda, bunda jahat, gamau gamau sama bunda. Bunda jangan deketin dede, gamau gamauu"

DIA, BUNDAKU S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang