Chapter 4

2.7K 255 22
                                    


Tomoya dan hana dalam perjalanan menuju Distrik 1. Suasananya hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Mereka bergelut dengan pikiran masing-masing.

Hana menoleh kearah tomoya, lelaki itu terlihat fokus menyetir.

"Tomoya, ada yang ingin ku tanyakan." Ujar hana.

"Apa itu?" tanya tomoya tanpa menoleh.

"Apa adikku berbau harum?" tanya hana. Tomoya mengangkat alisnya, lalu ia melirik hana sebentar.

"Apa maksudnya?" tanya tomoya bingung.

"Kau tau kan banyak ghoul berkata aku berbau gula-gula. Apa adikku juga seperti itu?" tanya hana. Tomoya mengerti.

"Jujur saja, aku tidak mencium bau seperti itu dari haru." Jawab tomoya, hana mengerutkan keningnya.

"Kenapa ya? Padahal kami saudara, kenapa haru tidak berbau sepertiku?" gumam hana.

"Mungkin haru masih kecil, jadi belum ada aroma sepertimu." Ujar tomoya, hana mengangguk-angguk.

"Mungkin seperti itu." Ujar hana setuju.

Tak lama, mereka masuk di daerah Distrik 1.

"Tomoya, apa tadi ada yang okaa-san katakan ketika aku ke toilet?" tanya hana. Tomoya tersentak pelan.

"Ada, narumi-san berkata bahwa dia khawatir meninggalkanmu sendirian di Tokyo." Ujar tomoya.

"Hhmm."

"Lalu, narumi-san berkata bahwa kau... belum melupakan kaneki." Ujar tomoya dengan nada hati-hati.

Hana terdiam beberapa saat.

"Iya, memang benar." jawab hana. 

Tomoya mendesah kecil, lelaki itu memegang setir kemudi dengan erat. Tak lama mereka sampai di apaterment. Tomoya menyetir masuk ke dalam basement 1.

"Aku ingin berkata tegas," hana menoleh kearah tomoya. "Kaneki sudah meninggal. Lelaki itu sudah tidak ada." Ujar tomoya tegas. Mata hana terbuka menatap tomoya.

Tomoya memarkirkan mobil dengan mulus, lalu lelaki itu menoleh kearah hana yang tertegun menatapnya.

"Sadarlah, hana." Ujar tomoya menatap hana.

Hana mengepalkan tangannya, gadis itu mendesah berat lalu ia langung keluar dari mobil. Tomoya juga ikut keluar, lalu ia mengejar hana.

Tomoya menahan tangan hana. Hana menepis tangan tomoya yang menyentuh lengannya.

"Hana, aku berkata yang sebenarnya. Bisakah kau sadar, sudah tiga tahun kau seperti ini terus. Kalau begini caranya akan semakin sulit bagimu unt---"

*plak!*

Rasa panas menjalar di pipi kiri tomoya. Hana menampar pipi kirinya dengan keras, perlahan tomoya menoleh kearah hana. Tomoya terkejut.

Mata hana berkaca-kaca, gadis itu mengepalkan kedua tangannnya dengan keras. Nafas hana mulai tidak beraturan.

"Kau pikir mudah melupakan orang yang sudah meninggalkan banyak kenangan!?" tanya hana dengan keras. Tomoya tertegun menatap hana.

"Tidak mudah, tomoya. Tidak mudah." Lirih hana.

Hana menepuk dada kirinya, tepat di jantungnya. Gadis itu menatap tomoya dengan air mata mengalir.

"Kaneki-kun adalah lelaki pertama yang membuatku merasakan jantung berdebar-debar, darah berdesir hangat, dan kupu-kupu berterbangan di perut..." hana menangis, gadis itu menepuk dada kirinya pelan. Lalu ia mengepalkan tangannya.

Re-Turn "Tokyo Ghoul:re"Donde viven las historias. Descúbrelo ahora