Chapter 7

2.5K 259 27
                                    

Hana sedang sarapan di meja makannya sendirian, ia memasak bacon dan telur untuk sarapannya. Gadis itu melirik jam dinding. Pukul 8 pagi.

Siang ini hana ada jadwal untuk sesi tanda tangan di Toko Buku Ishima, sebentar lagi tomoya akan datang ke apaterment hana.

Gadis itu melahap sarapannya sambil membaca sebuah buku kecil.

*ding dong*

Hana berhenti makan, gadis itu melirik keluar. Belnya berbunyi.

"Apa tomoya sudah datang? Tumben dia menekan bel, biasanya langsung masuk." Gumam hana.

Hana menaruh buku kecilnya di atas meja lalu ia pergi keluar. Hana membuka pintunya. Gadis itu mengira tomoya yang datang, ternyata...

"Selamat pagi, nona."

...Sasaki Haise.

Hana terkejut melihat lelaki berambut hitam putih berdiri di depan pintunya dengan senyum. 

Lelaki itu memakai kemeja hitam dan celana formal berwarna hitam putih garis-garis. Lelaki itu terlihat tampan dan rapi.

"Gheh. Hentai." Ucap hana refleks.

Hana ingin menutup pintunya, ia tidak ingin bertemu lelaki ini. Tapi sasaki menahan pintunya dengan sebelah tangannya.

"Nona, dengarkan aku dulu." ujar sasaki sambil menahan pintu.

"Tidak!" ujar hana sambil mendorong pintu.

"Kumohon! Dua menit saja!" ujar sasaki bersikeras. Hana menatap lelaki itu tajam, lalu gadis itu mendesah kecil. Hana menyerah.

"Baiklah." Sasaki mendesah lega, lalu ia menatap hana.

Hana berdiri di depan pintunya sambil bersedekap.

"Hanya dua menit." Ujar hana lagi.

"Baiklah. Begini, nona. Aku ingin meluruskan semuanya. Aku bukan seorang hentai. Aku hanya seorang lelaki biasa yang tinggal sebagai tetanggamu..."

"...soal tadi subuh itu, aku sehabis mandi ingin mencari udara segar dan aku tidak tahu ternyata kau juga sedang mencari udara segar jadi..."

"Jadi intinya kau hentai." Potong hana. Sasaki tersentak.

"Tidak, nona!" sangkal sasaki.

"Tidak usah menyangkal! Seharusnya kau memakai baju dulu sebelum keluar, tapi kau hanya memakai handuk saja." Ujar hana dengan pipi memerah, gadis itu mendengus kesal.

"Kalau itu, aku hanya ingin saja." Ujar sasaki sedikit gugup.

Wajah hana memerah sepenuhnya, gadis itu mundur selangkah.

"Dasar hentai! Tidak ada yang lebih berbahaya di dunia ini selain orang hentai!" ujar hana dengan wajah memerah.

"Maaf, nona. Yang paling berbahaya di dunia ini adalah monster yang bernama Ghoul." Ujar sasaki meralat.

"Hentai lebih berbahaya dari pada ghoul!" kesal hana.

"Hentai tidak berbahaya!" sahut sasaki dengan urat. Hana terbelalak menatap sasaki. Gadis itu ternganga.

"Haa!? Kau barusan menyangkal kata-kataku!? Bahwa hentai tidak berbahaya!? Dasar hentai!" ujar hana semakin mundur.

Sasaki berkeringat dingin, ia menjadi salah tingkah.

"Bu, bukan itu! Maksudku ghoul lebih berbahaya daripada orang hentai." Jelas sasaki.

Hana memicingkan matanya menatap sasaki. Hana mendesah kecil.

Re-Turn "Tokyo Ghoul:re"Where stories live. Discover now