Keesokan paginya saat sarapan bersama, putri menceritakan rencananya keluar istana untuk pertama kali
" jadi akhirnya mereka mengajakmu pergi ?" kata lee gu, para pelayan nampak menata makanan di atas meja
" emm... orabeonim iri bukan... aku bisa keluar istana, apa yang harus kukenakan saat keluar nanti ? aku tidak boleh terlihat jelek bukan"
" apa kau tau di luar sana sangat berbahaya, jika kau mengenakan sesuatu yang mencolok para perampok akan mendekatimu "
" apa ? perampok ? la.. lalu... apa aku harus membawa beberapa pengawal istana ?"
Kekeh putra mahkota terdengar mengelegar " kau ini polos sekali, berdandan saja sewajarnya jangan mengenakan hiasan rambut yang berlebihan, belajarlah pada kakakmu ini yang sering keluar istana, ayo makan "
Para pelayan mulai meninggalkan mereka untuk makan
" oh iya... jika kau keluar istana nanti, belikan aku ubi manis, ubi manis di luar istana sangat lezzat " kata lee gu seraya memindahkan sayuran di mangkuknya ke dalam mangkuk sang adik
" ogg... orabeonim !!!" lee hwa nampak protes " makanlah sendiri sayuranmu !!!"
" husssttt " putra mahkota nampak meletakkan jarinya di depan bibir " pelankan suaramu, baik.. aku akan memakannya nanti "
" kau selalu bicara nanti... heehh " lee hwa nampak kesal, walaupun begitu ia tetap memakan sayuran yang di limpahkan sang kakak padanya
Mereka berdua memang sangat dekat, lee hwa tak peduli dengan rumor yang menyebar tentang politik yang mengatakan lee gu merebut posisi kakaknya, baginya kakaknya lee gu adalah orang yang baik dan tak memperdulikan dengan rumor – rumor yang berkembang
Selessai sarapan , sang kakak kembali ke kediamannya untuk melakukan tugasnya, sedangkan lee hwa nampak memilih – milih hiasan rambut yang akan ia kenakan nanti
" dayang han katakan padaku.... Bagaimana di luar istana itu ?" tanya lee hwa seraya memadu madankan hiasan rambutnya dengan hanbok yang akan ia kenakan
" banyak hal yang mungkin menyenangkan untuk di lihat dan banyak hal pula yang tidak menyenangkan untuk di lihat gungjo – mama "
" kenapa begitu ?" lee hwa meletakkan hiasan rambutnya dan memandang dayang han
Dayang han tersenyum " anda akan tau setelah berada di luar nanti yang mulia "
"eemm...baiklah...oo... dayang han..." lee hwa memandang ke arah sang dayang
Mereka lalu bergegas pergi kekediaman lee jin, kakak pertama lee hwa
" ku mohon dayang kang, aku hanya ingin bertemu kakakku.. maksudku pangeran lee jin" lee hwa memohon
" gungjo – mama... pangeran sedang beristirahat...saya tidak berani "
" dayang kang... aku hanya ingin melihatnya sebentar saja, kau tau berapa lama aku sudah tidak melihatnya ? jika di hitung sampai hari ini, ini sudah hari ke 306 hari "
Dayang kang nampak memandang ke arah dayang han dengan tatapan serba salah
" mama... mungkin pangeran sedang beristirahat, kita kembali lagi saja besok " kata dayang han
Sang putri mendengus, ia kemudian melepaskan pegangannya pada lengan dayang kang
" ada apa ini ?" sebuah suara nampak menyapa mereka
bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/68373466-288-k90799.jpg)
YOU ARE READING
AT THAT TIME [ TAMAT ]
Historical Fictionlee hwa adalah seorang putri istana yang begitu menyebalkan, setidaknya itu yang para ongju katakan tentangnya... saat ia bersama para ongju melihat festival lampion di luar istana, ia bertemu dengan seorang pemuda yang membantunya mengantungkan lam...