" Hik.. " Tiba - tiba lee hwa cegukan
" Mama.. Minumlah " kata dayang han
" Hah.. Kenapa dia ada disini ?!" Gumam lee hwa
Bi dam nampak berdiri memandang ke arahnya, di tangannya terdapat nampan berisi bakpao dan ubi manis
Bi dam berjalan ke meja lee hwa dan meletakkan makan tersebut di depannya
" Te.. Terima kasih " lee hwa nampak gugup
" Mama... Silahkan " kata dayang han seraya menyeret ubi manis ke depan lee hwa
" Si.. Siapa bilang aku mau makan ubi manis ?! A.. Aku.. Aku mau makan mantau ituuu... " Lee hwa tiba - tiba salah tingkah " auu panas "
" Itu masih panas " kata bi dam
Bi dam kemudian pergi, ia duduk di pojok ruangan sendirian sesekali bi dam nampak melihat ke arah lee hwa
" Dayang han... Kenapa dia ada disini ?!" Bisik lee hwa
" Kurasa.. Karena kedai ini milik pamannya nona " jawab dayang han
" Aaa.. Begitu " lee hwa kemudian menoleh ke arah bi dam, bi dam menatapnya dan ia langsung memalingkan wajahnya, jantungnya berdegup kencang saat mata mereka beradu
" Tidak... Apa benar aku menyukainya ? Bagaimana jika benar ?!" Gumamnya
Lee hwa lalu berdiri dan berjalan menghampiri bi dam
" I.. Itu.. Binyeo milikmu.. Aku tidak membawanya.. "
" Binyeo..? Aa.. Nona bisa membuangnya, itu bukan benda yang penting"
" Aa.. Begitu "
" Sapu tangan milikmu.. " Bi dam hendak mengambil sapu tangan tersebut dari dalam bajunya tapi lee hwa nampak membuka suaranya menghentikannya mengambil sapu tangan tersebut
" Kau bisa memilikinya, itu.. Sebagai ganti binyeo milikmu "
" Aa.."
" Hei choi bi dam !!" Seorang gadis berpakaian seperti gadis bangsawan nampak menghampirinya, di belakang gadis itu nampak berjalan pelayannya
" Hei kau... Mana binyeo yang kau janjikan untuk ulang tahunku waktu itu" gadis itu nampak menjulurkan tangannya ke depan wajah bi dam
" Bukankah kau banyak mendapatkan binyeo lain ? Aku sudah memberimu jepit " jawab bi dam santai
Lee hwa nampak mengerti sekarang, binyeo itu milik gadis di dekatnya ini
Gadis itu lalu menatap lee hwa dengan penuh selidik
" Kau siapa ?!" Gadis itu berbicara seperti membentaknya
Lee hwa sedikit terkejut
" Nona jung... Jangan membentaknya " kata bi dam seraya berdiri di samping lee hwa
" No.. Nona.. Binyeo itu.. Tidak sengaja terbawa olehku" kata lee hwa nampak takut
" Aa.. Jadi kau yang mengambil hadiahku ? Mana ? Kembalikan sekarang ?! Binyeo itu untukku !!!"
" Nona apa yang kau lakukan ?!" Dayang han nampak maju melindungi sang putri
" Kau siapa wanita tua ? Aa.. Apa kau pelayannya ? Minggir... Apa kau tidak tau siapa aku ? Aku Jung na mi... Putri perdana mentri jung, kau bisa di hukum jika menghalangiku !!!"
" Nona jangan membuat keributan " kata pelayannya
" Diamlah... Hei gadis... Kembalikan binyeo - ku " gadis itu nampak sedikit mendorong lee hwa
" Nona jung hentikan !!!" Kini bi dam yang maju di depan lee hwa melindunginya, bi dam bahkan memegang tangan lee hwa agar ia tidak jatuh
" Aku akan mengembalikan binyeo itu, tapi jangan memarahinya nona, saya minta maaf karena binyeo itu, ini.." Lee hwa melepas binyeo miliknya, kebetulan sekali hari ini ia memakai binyeo di rambutnya " ambil punyaku, kau bisa memilikinya jika aku tidak mengembalikan binyeo - mu besok"
" Kenapa aku harus menerima binyeo milikmu " gadis itu menampiknya" binyeo dari seseorang yang istimewa itu sangat berbeda dengan binyeo dari seseorang yang tidak di kenal sepertimu "
" Nona jung hentikan !!! Sudah cukup... Jangan membuat keributan lagi " kata bi dam
" Kau berubah sekarang, kau bukan bi dam yang ku kenal "
" Nona jung... Kita bicara di tempat lain "
Bi dam nampak melepaskan genggaman tangannya pada lee hwa, entah kenapa lee hwa merasa kecewa akan hal itu,Bi dam pergi bersama gadis itu
bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
AT THAT TIME [ TAMAT ]
Historical Fictionlee hwa adalah seorang putri istana yang begitu menyebalkan, setidaknya itu yang para ongju katakan tentangnya... saat ia bersama para ongju melihat festival lampion di luar istana, ia bertemu dengan seorang pemuda yang membantunya mengantungkan lam...