PART 27

3.7K 284 0
                                    

Lee hwa demam tinggi, berkali - kali ia muntah dan tak bisa menelan apapun bahkan air sekalipun

" Mama... Cobalah untuk menahannya " kata dayang han seraya menyeka mulut sang putri yang baru saja memuntahkan obatnya

" Perutku rasanya sangat mual, aku merasa lemas " kata lee hwa seraya berbaring kembali

" Mama " dayang han nampak sedih bahkan menitikkan airmata melihat kondisi sang putri, gadis muda itu pasti sangat syok mendapati kenyataan seperti itu

" Ibu suri agung disini mama " dayang di luar kediamannya mengumumkan kedatangan wanita nomer 1 di joseon tersebut

Ibu suri agung masuk ke dalam kamar sang putri

Lee hwa di bantu sang dayang nampak berusaha bangun

" Sudah.. Gungjo tidur saja " kata ibu suri agung seraya duduk di depan sang putri " gungjo sakit ? Kenapa tiba - tiba gungjo sakit ?! Apa mau nenek buatku bubur ?! Nenek dengar gungjo tidak bisa menelan apapun ?!"

" Hamba baik - baik saja halma - mama "

Ibu suri agung nampak menarik tangannya dari balik bajunya, tangannya terulur ke kening sang putri dengan lembut

" Demam gungjo sangat tinggi " ibu suri agung nampak menarik kembali tangannya

" Boleh nenek tau apa yang membuat gungjo jadi seperti ini ?!"

" Halma - mama " lee hwa nampak ragu untuk mengatakannya karena kondisinya yang begitu lemah

" Apa ini tentang ibumu ?!"

Lee hwa nampak terkejut karena mendengar hal itu, ibu suri agung mengetahuinya

" Nenek tau semuanya, kau keluar istana dan mencari catatan dayang kim, tapi apa yang gungjo baca bukanlah hal yang sebenarnya, gungjo harus percaya bahwa darah itu lebih kental dari air, gungjo dengarkan nenek "

Lee hwa meminta dayang han untuk membantunya duduk, lee hwa nampak menatap sang nenek, wajah pucatnya nampak semakin memucat karena sakit

" Gungjo sudah siap untuk mendengar yang sebenarnya ?!"

Lee hwa mengangguk pelan

" Gungjo tau jika ibu gungjo meninggal karena sakit ?"

Lee hwa lagi - lagi mengangguk

" Itu memang benar, gungjo ingat, gungjo selalu protes karena tidak boleh tidur dengan ibu gungjo saat malam, gungjo tau kenapa ?! Karena ibu gungjo akan mencoba membunuh gungjo maupun putra mahkota saat itu, ibu gungjo terkena guna - guna ilmu hitam "

Lee hwa terkejut mendengarnya, ia memang penasaran kenapa istana tempat para sama di hancurkan oleh raja dan tak pernah lagi terlihat saman di istana

" Nenek berusaha keras untuk menyembuhkan ibumu untuk menangkis guna - guna, ramuan itu ramuan yang gungjo anggap racun yang membunuh ibu gungjo adalah obat penenang, obat itu mampu menciptakan halusinasi yang indah dan melupakan kecemasan dan kepanikan, tapi semakin hari kondisi ratu semakin parah dan raja tak punya pilihan lain selain menambah dosis ramuan tersebut"

Lee hwa nampak mewek ketika mengetahui kenyataan yang terjadi

" Siapa yang tega melakukan hal itu pada ibuku " lee hwa terisak dan ibu suri agung memeluknya

"Selir agung kala itu yang melakukannya, raja sangat marah dan menghancurkan kuil para saman, untuk menghindari kekacauan yang semakin panjang, raja terpaksa menaikkan selir agung dan melantik lee gu sebagai putra mahkota, itu untuk melindungi kalian bedua, kalian terlalu berharga untuk ayah kalian "

Lee hwa memang dari awal nampak tak suka dengan ibu suri, aura ibu suri begitu membuatnya sesak ketika melihatnya

" Putri.. Cucu nenek yang malang, itulah kenapa darah lebih kental dari air, nenek minta maaf karena selalu bersikap dingin padamu demi melatih kakakmu untuk mendapatkan posisinya kembali, jika kakakmu naik tahta maka pangeran lee jin akan bisa melindungimu"

Lee hwa terisak

" Halma - mama... Hamba sangat takut, hamba benar - benar takut semua akan berubah "

" Gadis malang " sang nenek menepuk - nepuk pelan bahu sang putri untuk menenangkannya " bagaimanapun juga, ayahmu dan nenek yang akan melindungi kalian dari bahaya "

Lee hwa menangis terisak, ia tak menyangka sang ibu akan bernasib sangat malang

" Eomma... Eomma... " Lee hwa menangisi hal itu

" Keluarkan saja bebanmu, kau akan semakin dewasa dan mengerti tentang istana " sang nenek dengan sabar menenangkan sang cucu yang nampak terguncang

Di luar, lee gu nampak menghembuskan nafas

Bi dam yang berada di sampingnya sebagai kapten pengawal yang baru nampak berwajah datar namun di dalam hatinya ia begitu terkejut mendengar kenyataan tersebut

Lee gu menoleh ke arah bi dam sambil tersenyum

" Bi dam - a " putra mahkota menyentuh bahu bi dam

" Yee... Hwasaeja "

" Jika aku menceritakan keluh kesahku.... Apa kau mau jadi orang kepercayaanku ?!" Tanya lee gu dengan ekspresi putus asa

" Itu adalah anugrah bagi hamba yang mulia"

" Haahh... Ayo kembali " kata lee gu

Rombongan putra mahkota nampak berbalik arah

9H[M

AT THAT TIME [ TAMAT ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu