PART 6

5.2K 354 1
                                    

Malam harinya, sesuai rencana para ongju sudah berdiri di depan kediaman sang putri untuk menjemputanya melihat festival lampion bersama

" gungjo – mama... para ongju sudah datang untuk menjemput anda " dayang han nampak mengabarkan

Tak ada jawaban dari dalam kamar sang putri

" ada apa ? apa terjadi sesuatu ? kemarin gungjo – mama nampak begitu bersemangat "

Hah.. dayang han nampak menghembuskan nafas dan memandang sendu ke arah kamar sang putri

Dayang han kemudian masuk kedalam kamar sang putri

sang putri masih nampak seperti kepompong di dalam selimutnya

" Gungjo - mama... Apa yang anda lakukan ? Nona lee in dan yang lain sudah menunggu anda " kata dayang han yang duduk di samping putri

" Katakan pada mereka aku tidak akan pergi "

" Mama... Bukankah anda akan membelikan putra mahkota ubi manis dari luar istana ?!"

" Dia bisa menyuruh pengawal membelinya " jawab lee hawa datar

" Gungjo - mama... Jangan seperti ini... Lihatlah lampion agar suasana hati anda lebih baik "

Lee hwa menyingkap selimutnya dan duduk seketika sambil menatap dayang han

" Bagaimana aku bisa bersenang - senang jika kakakku menderita, adik seperti apa aku ini.. Adik seperti apa coba " lee hwa menangis kembali dan tidur seraya menutup tubuhnya dengan selimut

" Mama... Jika anda sedih, maka pangeran lee jin akan semakin sedih, jika pangeran lee jin menderita, anda harus menyemangatinya dan jangan malah terpuruk seperti ini... Gungjo - mama bukan orang yang mudah putus asa bukan ? Gungjo - mama orang yang selalu bersemangat bukan, jadi.. Berikan dukungan pada pangeran dengan sikap bersemangat gungjo - mama "

Lee hwa nampak terdiam, ia tengah memikirkan ucapan dayang han,

" Jadi menurutmu.. Aku harus bersemangat ?!" Lee hwa menampakkan wajahnya

" Tentu yang mulia, hamba akan membantu anda bersiap "

" Tapi mataku bengkak karena kebanyakan menangis " lee hwa sekarang sedih bukan karena sang kakak tapi karena matanya bengkak dan bisa merusak penampilannya

Dayang han nampak tersenyum

Dayang han lalu membantu lee hwa bersiap, menyisir rambut lee hwa dan memasang hiasan rambut yang indah, kemudian ia keluar menemui para ongju

Mereka semua keluar istana bersama dengan dayang mereka masing – masing

" Wuaaa... Jadi ini pasar itu... Aku belum pernah keluar istana " lee hwa nampak kagum

" Bukankah yang mulia sudah pernah keluar beberapa kali ?!" Tanya lee ah

" Aku berada di dalam tandu mana bisa aku melihat kanan kiri, lagipula sekarang aku bisa bebas melihat "

Lee hwa nampak mengagumi segala sesuatu yang di lihatnya, mereka melihat peniup api dan permainan lain

" Gungjo - mama, ini lampion anda " kata dayang han seraya menyerangkan sebuah lampion pada lee hwa

" Harus ku apakan lampion ini ?!" Lee hwa nampak mengamati lampion tersebut

" Tulis sesuatu dan gantungkan pada ujung lampion setelah itu gungjo harus mengantung lampion itu di tempat yang tinggi, semakin tinggi maka dewa akan mudah melihatnya dan harapan yang gungjo tulis bisa terwujud " lee yang menjelaskan

" Benarkah ? Dayang han carikan aku kuas dan tinta "

" Yee.. Mama " dayang han nampak pergi untuk membelikannya kuas dan tinta

Mereka semua tengah asyik menulis kecuali lee hwa yang sedang menunggu dayang han, angin tiba - tiba berhembus dan menerbangkan kertasnya

" Ogg... Kakak pegang ini " lee hwa memberikan lampionnya pada lee in dan mengejar kertasnya yang terbang

Kertas itu tergeletak di tengah jalan, lee hwa meraihnya dan tiba - tiba tangannya terinjak

" Auuu... " Lee hwa nampak kesakitan, Ia mendongak dan melihat seseorang pemuda nampak berdiri di depannya dan nampak melihat ke arahnya

bersambung....

AT THAT TIME [ TAMAT ]Where stories live. Discover now