Setelah itu lee hwa nampak berada di kedai paman bi dam, dayang han nampak mengobati kaki lee hwa yang terluka
" Kapan nona itu akan datang ?!" Tanya lee hwa
" Mungkin sebentar lagi mama"
" Auu... Auu... Pedih.."
" Maafkan hamba mama "
" sedikit lebih pelan dayang han " kata lee hwa
Lalu tiba – tiba bi dam datang, ia nampak berdiri di depan lee hwa dan menatapnya
" aa.. bagus sekali kau ada disini... kapan nona itu akan datang ? aku membawa binyeo – mu " kata lee hwa
" berikan binyeo itu " bi dam nampak mengulurkan tangannya, lee hwa menatap bi dam wajah bi dam nampak dingin melihatnya
Lee hwa mengambil binyeo dari tas kecilnya dan menyerahkannya pada bi dam
" katakan pada nona itu aku minta maaf "
" baiklah.. gungjo – mama.. " bi dam memanggilnya putri, lee hwa nampak melihat ke arahnya
" gungjo – mama ? kau tau aku siapa ?"
" tentu saja... maaf tidak mengenali anda selama ini, kalau begitu... hamba permisi " bi dam nampak berpaling darinya, ada raut kekecewaan di wajah lee hwa ketika bi dam berpaling darinya
" mama..." sepertinya dayang han bisa menangkap raut kekecewaan tersebut
" dayang han ayo kembali " lee hwa nampak berdiri di bantu sang dayang, baru beberapa langkah saja ia sudah merasa kesakitan , lee hwa nampak berjongkok
" apa sangat sakit yang mulia ?" tanya dayang han cemas
Lee hwa mengangguk, bukan kakinya yang sakit tapi entah kenapa perasaannya juga terasa sangat pedih
" naiklah ke punggung hamba yang mulia, hamba akan mengantar anda sampai ke istana " bi dam nampak berjongkok di depan lee hwa
" sebaiknya seperti itu mama, kaki anda akan semakin parah nanti jika berjalan sangat jauh " dayang han juga menyarankan seperti itu
Lee hwa nampak ragu tapi akhirnya bersedia naik juga kepunggung bi dam
" maaf... apa aku berat ?" tanya lee hwa
" tidak yang mulia "
" aa.. aku tidak terlalu banyak makan daging dan lebih banyak makan sayur jadi.. mungkin aku tidak terlalu berat " kata lee hwa
Bi dam nampak tersenyum " yee.. mama "
Dayang han nampak menjaga sang putri dari belakang, melihat senyum di wajah sang putri dayang han tau, jika sikap uring – uringan putri saat melihat binyeo itu karena pemuda ini
Mereka melewati pasar, bi dam melihat penjual binyeo dan perhiasan lainnya
" apa yang kau lakukan ?" tanya sang putri ketika bi dam mengarah ke tempat penjual tersebut
" binyeo itu... berapa harganya ?"
" itu yang terbaik jadi mahal "
" apa kau selalu memberikan binyeo untuk gadis – gadis yang kau sukai ?? hah.. dasar..." gerutu lee hwa
" saya harus membalas sapu tangan yang anda berikan mama, jadi.. anda tidak menyukai binyeo?" tanya bi dam
" tidak... binyeo itu tidak cocok untukku " lee hwa bersungut – sungut
" kalau begitu, tolong berikan cincin itu tuan "
" cincin ?!" lee hwa nampak terkejut
Penjual itu memberikan sepasang cincin giok berwarna hijau lumut
" kalau begitu sebagai gantinya... yang mulia bisa menerima cincin ini, anggap saja ini sebagai ganti sapu tangan yang mulia "
" aahh... ba.. baiklah.. akan ku terima dengan kerendahan hati, cincin ini ada dua.. kau saja yang simpan satunya, aku bisa memintanya jika milikku hilang " lee hwa beralasan
" baiklah.. mama "
Ada kelopak – kelopak bunga yang berterabaran di antara mereka dan bau cinta benar – benar tercium dari keduanya
BERSAMBUNG
![](https://img.wattpad.com/cover/68373466-288-k90799.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AT THAT TIME [ TAMAT ]
Historical Fictionlee hwa adalah seorang putri istana yang begitu menyebalkan, setidaknya itu yang para ongju katakan tentangnya... saat ia bersama para ongju melihat festival lampion di luar istana, ia bertemu dengan seorang pemuda yang membantunya mengantungkan lam...