PART 24

3.5K 282 0
                                    

Setelah itu lee hwa nampak berada di kedai paman bi dam, dayang han nampak mengobati kaki lee hwa yang terluka

" Kapan nona itu akan datang ?!" Tanya lee hwa

" Mungkin sebentar lagi mama"

" Auu... Auu... Pedih.."

" Maafkan hamba mama "

" sedikit lebih pelan dayang han " kata lee hwa

Lalu tiba – tiba bi dam datang, ia nampak berdiri di depan lee hwa dan menatapnya

" aa.. bagus sekali kau ada disini... kapan nona itu akan datang ? aku membawa binyeo – mu " kata lee hwa

" berikan binyeo itu " bi dam nampak mengulurkan tangannya, lee hwa menatap bi dam wajah bi dam nampak dingin melihatnya

Lee hwa mengambil binyeo dari tas kecilnya dan menyerahkannya pada bi dam

" katakan pada nona itu aku minta maaf "

" baiklah.. gungjo – mama.. " bi dam memanggilnya putri, lee hwa nampak melihat ke arahnya

" gungjo – mama ? kau tau aku siapa ?"

" tentu saja... maaf tidak mengenali anda selama ini, kalau begitu... hamba permisi " bi dam nampak berpaling darinya, ada raut kekecewaan di wajah lee hwa ketika bi dam berpaling darinya

" mama..." sepertinya dayang han bisa menangkap raut kekecewaan tersebut

" dayang han ayo kembali " lee hwa nampak berdiri di bantu sang dayang, baru beberapa langkah saja ia sudah merasa kesakitan , lee hwa nampak berjongkok

" apa sangat sakit yang mulia ?" tanya dayang han cemas

Lee hwa mengangguk, bukan kakinya yang sakit tapi entah kenapa perasaannya juga terasa sangat pedih

" naiklah ke punggung hamba yang mulia, hamba akan mengantar anda sampai ke istana " bi dam nampak berjongkok di depan lee hwa

" sebaiknya seperti itu mama, kaki anda akan semakin parah nanti jika berjalan sangat jauh " dayang han juga menyarankan seperti itu

Lee hwa nampak ragu tapi akhirnya bersedia naik juga kepunggung bi dam

" maaf... apa aku berat ?" tanya lee hwa

" tidak yang mulia "

" aa.. aku tidak terlalu banyak makan daging dan lebih banyak makan sayur jadi.. mungkin aku tidak terlalu berat " kata lee hwa

Bi dam nampak tersenyum " yee.. mama "

Dayang han nampak menjaga sang putri dari belakang, melihat senyum di wajah sang putri dayang han tau, jika sikap uring – uringan putri saat melihat binyeo itu karena pemuda ini

Mereka melewati pasar, bi dam melihat penjual binyeo dan perhiasan lainnya

" apa yang kau lakukan ?" tanya sang putri ketika bi dam mengarah ke tempat penjual tersebut

" binyeo itu... berapa harganya ?"

" itu yang terbaik jadi mahal "

" apa kau selalu memberikan binyeo untuk gadis – gadis yang kau sukai ?? hah.. dasar..." gerutu lee hwa

" saya harus membalas sapu tangan yang anda berikan mama, jadi.. anda tidak menyukai binyeo?" tanya bi dam

" tidak... binyeo itu tidak cocok untukku " lee hwa bersungut – sungut

" kalau begitu, tolong berikan cincin itu tuan "

" cincin ?!" lee hwa nampak terkejut

Penjual itu memberikan sepasang cincin giok berwarna hijau lumut

" kalau begitu sebagai gantinya... yang mulia bisa menerima cincin ini, anggap saja ini sebagai ganti sapu tangan yang mulia "

" aahh... ba.. baiklah.. akan ku terima dengan kerendahan hati, cincin ini ada dua.. kau saja yang simpan satunya, aku bisa memintanya jika milikku hilang " lee hwa beralasan

" baiklah.. mama "

Ada kelopak – kelopak bunga yang berterabaran di antara mereka dan bau cinta benar – benar tercium dari keduanya

BERSAMBUNG

AT THAT TIME [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang