PART 38

3.2K 275 0
                                    

Bi dam nampak terdiam, ia tak menyangka jika putri mempunyai seseorang yang disukai, tuan mudanya saja sudah membuatnya putus asa dengan perasaannya dan kini ia kian putus asa ketika tau sang putri mempunyai seseorang yang disukainya

" Sepertinya aku terlalu lama berdiam hingga tidak tahu apa yang terjadi, tapi.. Tuan muda baekjo... Aku akan mendukungmu " kata lee jin Nampak memandang kea rah baekjo dan menuangkan minuman pada cangkirnya

" Apa yang kalian bicarakan itu " lee hwa tiba - tiba muncul dengan rambut tergerai - nya

" Ohh.. Kau membuatku terkejut !!! Kenapa tidak mengikat rambutmu itu !!" Lee gu nampak kesal

" Ikatkan.... " Kata lee hwa seraya mengulurkan pita merahnya " dayang han tidak ada disini, aku tidak bisa mengikatnya sendiri "

" Aeehh.. Gadis ini benar - benar, lihatlah... Gadis yang kau sukai itu.. Mengikat rambutnya saja tidak bisa.. Aeehh merepotkan " lee gu bangkit dari duduknya, tadi tanpa sadar ia memandang bi dam saat mengatakan " gadis yang kau suka " dan sepertinya baekjo menangkap hal itu, wajah tersenyumnya tiba - tiba meredup, baekjo lalu menatap bi dam yang Nampak menunduk sambil meneguk araknya

" Kau ini... Cobalah belajar mengikat rambut pada dayang han " kata lee jin seraya memandang sang adik

Lee hwa menggeleng " lee gu orabeonim adalah penganti dayang han yang sempurna " lee hwa mengangkat dua jempolnya

" Auuuu... Kau menarik rambutku !!!" Lee hwa memekik

" Maka diamlah, kau ini " lee gu Nampak telaten mengikat rambut sang adik, ia sudah melakukannya sejak ibu lee hwa meninggal, saat itu ia mulai menghibur sang adik yang terus menangis dan kesepian

Malam semakin larut, bi dam nampak berjaga di depan kamar para keluarga istana ini

" Kau belum tidur ?!" Tanya baekjo yang kala itu menghampirinya

" Tuan muda " bi dam memberi salam

" Haahh... Malam semakin larut dan udara semakin dingin, masuklah dan beristirahatlah "

" Saya baik - baik saja tuan muda "

" Aa.. Begitukah ? Bi dam - a "

" Yee tuan muda "

" Saat badai istana mereda, kau tau bukan aku akan segera menikah dengan putri"

" Saya tahu "

" Sejak kapan kau mengenal putri ?!"

" Saya hanya membantu putri mengikatkan lampion di pohon "

" Aa.. Benar... Festival lampion itu... Jika aku saat itu mengikuti kalian pergi, aku pasti juga bisa melihatnya dan mungkin, akan membantunya mengikat lampion" baekjo menatap bi dam, ia sekarang menggangap bi dam sebagai saingannya

Bi dam nampak terdiam dan menunduk

" Bi dam - a... Apa kau menyukai putri ?!" Baekjo nampak menoleh ke arah bi dam yang berdiri di sebelahnya

Bi dam nampak terdiam sejenak, kemudian ia memandang ke arah sang tuan muda

" Ya.. Tuan muda " tak ada keraguan sedikitpun di wajahnya saat menjawab hal itu

" Jadi begitu.. Haahh... Tapi aku tidak akan mengalah padamu meskipun kau temanku, dari awal... Putri adalah jodohku, jadi... Aku tidak akan menyerahkannya padamu, tidak... Tidak akan bi dam " baekjo Nampak tersenyum, ia memang sedikit kesal tapi ia merasa tak ingin kalah dari sang pengawal,

Bi dam nampak tersenyum tipis

" Saya tau tuan muda, saya juga tau dimana posisi saya, jadi... Anggap saja jika hanya saya yang menyukainya, saya akan merahasiakannya jadi anda tidak perlu merasa cemas dengan perasaan saya"

Kini giliran baekjo yang terdiam, ia menatap bi dam

" Baiklah... Beristirahatlah.." Baekjo menepuk bahu bi dam pelan, kemudian pergi meninggalkannya


BERSAMBUNG

AT THAT TIME [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang