PART 17

3.8K 302 0
                                    

Lee hwa nampak terkejut namun sekaligus senang, sang kakak sangat tampan dan bertubuh atletis, tentu sangat keren jika bermain pedang, ia memikirkan hal itu dan membuat senyumnya mengembang

"Ibu suri agung, hamba rasa kondisi pangeran masih belum bisa di pastikan, jika pangeran terlalu lelah mungkin akan buruk baginya " kata ibu suri

" Hamba baik - baik saja ibu suri, hamba bisa menjamin hal tersebut " kata lee jin

" Pasti akan sangat menyenangkan jika pangeran bisa bergabung dengan hamba " lee gu nampak menimpali

Lee hwa sekarang yang binggung harus bersikap bagaimana, tatapan dingin ibu suri pada ibu suri agung seperti membuat suasana sarapan menjadi medan ketegangan

" Baiklah... Tidak usah berdebat lagi, lee jin akan ikut berlatih bersama lee gu, ibu suri agung benar, pangeran lee jin perlu sedikit menggerakkan tubuhnya" kata raja berusaha menengahi

Dan suasana nampak hening

" Aahh.. Tentang perjodohan putri..."

Mendengar hal itu kini lee hwa yang nampak tegang

" Yee... Abba - mama ?!"

" Bagaimana menurutmu tentang anak bungsu mentri yoon ? yoon baekjo ?!" Tanya raja

" Yee ?! Aahh.. Ituu hamba..." Lee hwa nampak binggung

" Kenapa harus terburu - buru memilih suami untuknya, gungjo masih harus banyak belajar, jusang... Biarkan gungjo belajar sedikit lagi denganku baru melepasnya " kata ibu suri agung

" Ibu... Tidak ada salahnya jika memilihkan jodoh untuknya mulai sekarang, pernikahan putra mahkota juga semakin dekat jadi berikutnya adalah jodoh untuk putri " kata raja

Sebenarnya lee hwa tak suka pembicaraan ini, ia benar - benar tak ingin berada jauh dari keluarganya

" Ibu suri agung benar yang mulia, putri masih terlalu kecil dan harus lebih banyak belajar lagi, tunggulah hingga beberapa tahun lagi agar putri lebih siap" kata ibu suri

" Aku tidak akan menikahkannya sekarang, hanya mencarikan jodoh yang tepat untuknya, bagaimana menurutmu gungjo ?!"

" Yee ?! Aahh... Hamba akan mengikuti ucapan abba - mama " kata lee hwa pasrah

" Bagus... Ayah akan bicara pada mentri yoon nanti tentang hal ini, baguslah... Makan banyak daging juga agar kau cepat besar " sang ayah meletakkan sepotong daging di atas mangkuk nasi lee hwa

Lee hwa nampak menunduk, lee gu nampak memandang sang adik yang terlihat sedih tersebut

Selesai sarapan, mereka ber - empat pamit, lee jin dan putri iuyong nampak masih mengobrol dengan ibu suri agung, raja dan ratu kembali ke istana mereka masing - masing sedangkan lee hwa nampak tengah berjalan - jalan dengan sang kakak

" Jadi... Kau tidak menyukai tuang muda baekjo itu ?!" Tanya sang kakak

" Bukan begitu... Aku hanya tidak menyukai rencana abba - mama, orabeonim... Jika kau jadi raja nanti, apa kau akan mengusirku keluar istana ?!"

" Apa kau gila ?! Kenapa aku harus mengusirmu keluar istana ? Jika kau sudah menikah, aku akan membuatkanmu sebuah istana yang dekat dengan istana dan aku bisa bermain denganmu setiap hari"

" Aah.. Pasti menyenangkan " ada nada sendu di kalimatnya

" Hei... Jika kau tidak suka, katakan saja tidak suka, abba - mama mungkin akan mengerti hal itu atau... Ini karena si ubi manis itu ?!"

" Orabeonim... Jangan mengodaku lagi.."

" Haahh... " Lee gu merentangkan kedua tangannya dan meletakkannya di belakang kepalanya " aku penasaran.. Seperti apa ubi manis itu ?!"

Lee hwa nampak diam, ia tengah memikirkan banyak hal

" Heeii.. Sudahlah... Jangan kau pikirkan semua itu... Cerialah.. Tersenyum seperti biasanya "

Lee hwa nampak memaksakan senyumnya

" Begitu juga tidak apa - apa.. Asal kau tersenyum "

BERSAMBUNG....

AT THAT TIME [ TAMAT ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora