PART 22

3.6K 283 0
                                    

" Lee hwa - ya... "

" Hee ? Ada apa ?!" Lee hwa nampak memandang sang kakak dengan pandangan muram

Melihat wajah sang adik yang berubah muram, lee gu nampak semakin penasaran, siapa gerangan pemuda yang membuat sang adik seperti itu

" Heii... Kau mau ikut kakak ke arena latihan ?!" Putra mahkota menawarkan

Lee hwa nampak mengangguk pelan,

Di arena latihan, sebuah tirai tipis di turunkan di depan sang putri, siang itu memang matahari bersinar sangat terik, tirai itu untuk menghalangi sinar menerpa sang putri, lee hwa nampak tak bersemangat dan nampak pula beberapa kali menghembuskan nafas

" Dayang han.... Berikan binyeo itu padaku "

Dayang han memberikan binyeo giok itu pada sang putri

Lee hwa nampak mengamatinya, binyeo itu terlihat sederhana dan tidak mahal memang

" Sebuah barang akan sangat berharga bila seseorang yang istimewa memberikannya pada kita " lee hwa mengingat ucapan sang kakak

Di arena nampak baekjo memandang ke arah sang putri

" Dia benar - benar datang " kata baekjo

" Siapa ?!" Tanya lee gu

" Adikmu.. Gungjo - mama " baekjo memandang ke arah lee gu sambil tersenyum

Bi dam juga nampak memandang ke arah lee gu kemudian memandang ke arah sang putri yang berada di belakang tirai

" kau menyukai adikku ?!" Tanya lee gu

" Tuntu saja... Dari awal sudah ku katakan padamu, hanya laki - laki bodoh yang tidak menyukai gungjo - mama lagipula... Ayahku mengatakan jika yang mulia raja merencanakan tentang perjodohan "

Bi dam nampak terkejut mendengar hal itu, sang tuan muda selama ini tidak berbicara tentang hal itu padanya, bi dam memandang ke arah sang putri ada kesedihan di raut wajah datarnya tersebut

Lee gu yang sempat melihat hal tersebut semakin penasaran dengan kisah cinta pertama sang adik, para ongju yang di tanyai lee gu memang mengatakan bahwa lee hwa memang bertemu seorang pemuda yang tak sengaja menginjak tangannya dan mereka sempat berdebat, yang membuat lee gu penasaran adalah si ubi manis yang di duganya bukanlah bangsawan yang di maksud

Baekjo nampak berjalan menghampiri sang putri, lee gu hanya melihat ke arahnya dan kini baekjo berdiri di depan sang putri

" Gungjo - mama... Hamba senang anda mau datang " kata baekjo

" Kau siapa ?!" Tanya lee hwa

" Yoon baekjo yang mulia "

" Yoon baekjo ? Hahh aku seperti familiar dengan nama itu "

Baekjo tersenyum, para ongju yang melihat hal itu nampak berbisik - bisik

" Hamba punya hadiah untuk anda yang mulia " kata baekjo

" Hadiah ? Apa itu "

Baekjo mengeluarkan sebuah hiasan yang biasa di gantungkan pada baju

" Itu mungkin hanya terlihat sederhana tapi saya harap putri suka "

Dayang han nampak menyerahkan hiasan giok tersebut

" Baiklah.. Terima kasih "

Baekjo tersenyum dan pergi kembali bersama lee gu dan bi dam, bi dam nampak memberi hormat pada sang tuan

Sementara itu lee hwa nampak memandang hiasan tersebut dan membandingkannya dengan binyeo yang di pegangnya

" Hah.. Binyeo ini terlihat lebih bagus dimataku ehh tapi... Yoon baekjo.. Kenapa nama itu seperti familiar "

Dayang han nampak mendekatkan wajahnya

" Itu karena tuan muda yoon baekjo adalah pemuda yang di calonkan untuk putri "

" Heee ?!" Lee hwa nampak terkejut " pantas saja namanya sering ku dengar, sing.. Singkirkan hiasan itu... Hahh.. "

Lee hwa nampak kesal, ia lalu memandang ke arah baekjo yang tengah bercengkrama dengan sang kakak namun kemudian pandangannya teralih saat bi dam menatap kearahnya

" Haahh... Walaupun aku berpikir dia menyukai orang lain tapi kenapa aku masih berharap " gumamnya sedih

Lee yang nampak menatap lee hwa dan ekspresinya juga sedih kemudian dia menatap baekjo

[L

AT THAT TIME [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang