PART 19

3.7K 291 0
                                    

Ia nampak melihat bidam mengayunkan pedangnya ke arah lawannya, bi dam terlihat keren, dia memang bukan bangsawan tapi wajahnya seperti para bangsawan, terlihat tampan

Senyum lee hwa tiba - tiba mengembang saat melihatnya,

"Ooo... Itu pangeran lee jin " gumamnya

" Sedang apa anda disini ?!" Sebuah suara menyapanya

Duukk... Karena terkejut lee hwa nampak terantuk pintu

" Auu... " Ia menegakkan badannya dan memandang seseorang yang menyapanya tadi sambil mengosok - gosok keningnya

" Anda baik - baik saja, mama ?!" Tanya pemuda itu

" Kau siapa ?!"

" Saya ? Nama saya yoon baekjo gungjo - mama " baekjo nampak mengenalkan dirinya

" Yoon baekjo ?" Lee hwa nampak menurunkan tangannya " namamu seperti tidak asing... Apa kau juga calon kapten pengawal putra mahkota ?!"

" Kapten pengawal ?!" Baekjo nampak tersenyum " tidak yang mulia, saya kemari hanya ingin berlatih bersama putra mahkota "

" Aaa.. Begitu "

" Anda tidak ingin masuk ? Hamba akan merasa terhormat jika anda melihat saya berlatih "

" Aku tidak terlalu suka hal seperti ini, aa.. Maaf.. Tapi aku sedang banyak urusan, dayang han ayo pergi " lee hwa nampak berbalik di ikuti dayang - dayangnya

" Gungjo - mama " panggil baekjo

Lee hwa berbalik

" Gungjo - mama... Apa anda mau mendengarkan permintaan hamba ?!"

" Apa yang dia katakan ?!" Kata lee hwa lirih , lee hwa merasa tak nyaman " katakan !!"

" Gungjo - mama... Datanglah besok ke arena, hamba punya sesuatu untuk anda"

" Kenapa aku harus datang ?" Gumamnya

" Mama... Anda harus menjawabnya " kata dayang han

" Baiklah... Aku besok juga akan datang walau tidak kau minta, permisi "

Lee hwa kali ini benar - benar pergi, bi dam nampak melihat hal itu dari dalam arena, ia kemudian mengayunkan pedangnya dan membuat boneka jerami di depannya terbelah

Tak hanya bi dam tapi lee yang juga melihat, raut kecewanya tak bisa di sembunyikan lagi

*****

Malam harinya di kediamannya lee hwa nampak membolak - balik bukunya

" Apa ini ? Apa maksudnya jika ibu... Ibu mengalami gangguan mental ?!" Lee hwa nampak terkejut

Lee hwa nampak terkejut mendapati kenyataan yang mengejutkan jika ibunya mengalami gangguan mental

" Ini bohong bukan ? Ibu baik - baik saja... Dayang kim.. Benar... Dayang kim" gumamnya

Lee hwa menatap dayang han yang nampak memberisi kertas - kertas yang berserakan

" Dayang han... Kita harus mencari dayang kim " kata lee hwa

Mereka kemudian mengendap - endap keluar istana, lee hwa menutupi tubuhnya dengan jangot berwarna hijau tua, hari memang mulai malam saat itu dan lee hwa nampak tak peduli, ia mulai penasaran bagaimana ibunya bisa meninggal

Mereka nampak berada di depan rumah sederhana

" Nyonya kim... Nyonya kim " dayang han nampak memanggil - manggil dari depan rumah

Tapi tak ada jawabannya

" Nyonya kim !!!"

" Dayang kim !!! Dayang kim !!!" Lee hwa ikut berteriak memanggil

Tiba - tiba seorang perempuan muda keluar dari dalam rumah

" Kalian siapa ? Apa kalian dari istana ?!" Tanya perempuan itu

" Kami ingin bertemu dayang kim, dimana dayang kim ? Aku ingin bertanya hal penting" kata lee hwa

" Pergi saja, bibiku tidak ada disini, jika kalian ingin bertemu, dia ada di bukit sebelah sana " perempuan itu nampak menunjuk ke arah kanannya

" Apa dayang kim tinggal disana ?!" Tanya lee hwa

" Tentu saja, bibiku tidur disana "

" Aa.. Dayang han... Kita harus kesana sekarang " kata lee hwa seraya menatap dayang han

" Mama... Disana itu " dayang han nampak menatap sang putri sendu

Hujan mulai turun dengan sangat deras, lee hwa dan dayang han berteduh di sebuah kedai kecil

" Jadi dayang kim sudah meninggal ? Lalu... Bagaimana aku bisa bertanya tentang ibuku ? Aku bodoh sekali... Aku anaknya tapi tak mengerti apapun tentang ibu " lee hwa nampak sedih

" Mama... Kita bisa mencari petunjuk lain, semua ini... Semua yang anda lakukan ini... Mungkin saja akan menyakiti anda nantinya "

" Aku tau itu, tapi... Mungkin ini akan membuatku setidaknya tahu siapa yang harus ku dahulukan "

" Mama... "

Lee hwa tiba - tiba tersenyum " Dayang han kau memesan apa ? Eemm... Baunya enak " kata lee hwa mengalihkan pembicaraan

Lee hwa nampak menyumpit cemilan di depannya

" Hik.. " Tiba - tiba ia cegukan

BERSAMBUNG

AT THAT TIME [ TAMAT ]Where stories live. Discover now