Keesokan harinya setelah dayang han bangun, mereka segera pergi dan kembali ke istana
" Dayang han... Beristirahatlah... " Kata lee hwa
" Hamba baik - baik saja mama"
" Sudahlah... Aku memerintahkanmu untuk istirahat... Ini semua salahku, kau melindungiku dan terluka" lee hwa nampak sedih
" Mama... Jangan menangis mama... Baiklah... Hamba akan beristirahat sebentar "
Lee hwa nampak tersenyum, ia kemudian keluar dari kamar pelayannya tersebut
Bi dam sudah menunggunya di luar
Lee hwa nampak berjalan - jalan di sekitar taman di temani bi dam dan para pelayannya
" Entah kenapa aku merasa takut " kata lee hwa
" Apa yang anda takutkan mama ?!"
" Entahlah... Rasanya ada sesuatu yang membuatku takut " lee hwa berbalik dan memandang bi dam
Lee hwa nampak melepas kalung yang di kenakannya, kalung itu berliontinkan cincin giok yang di belikan bi dam di pasar
" Bi dam - a, mendekatlah "
Bi dam nampak mendekat
" Menunduklah "
Bi dam menurut
" Kau... Pakai ini... Setiap pagi aku selalu berdoa dengan memakai ini jadi ini mungkin berguna untuk mengusir kesialan "
" Mama... "
" Jaga itu baik – baik, kau mengerti !!! itu benda berharga milikku"
" Hamba akan menjaganya dengan baik mama, sebagai gantinya, ambillah milik hamba " bi dam mengambil cincin gioknya di balik bajunya
Lee hwa menerimanya dan memakainya di jarinya
" Ini terlihat bagus di jariku, jari seorang putrid memang terlihat menganggumkan " lee hwa tersenyum sambil memainkan jarinya, ia sengaja melakukannya untuk menarik perhatiaan bi dam karena dulu bi dam pernah mengatakan bahwa tangannya hangat
*****
Malam menjelang, angin dingin bertiup, butiran - butiran putih salju turun
" Mama... Salju pertama sudah turun " kata dayang han
Bukannya senang lee hwa nampak merasa cemas
Dan ketakutannya terbukti, sang kakak putra mahkota, datang ke kediamannya dengan pedang yang berlumuran darah, penyerangan telah di mulai lebih awal dari yang di perkirakan,
" Bi dam... Bawa adikku keluar dari istana, istana tidak aman sekarang " kata putra mahkota
" Orabeonim "
" Pergi lee hwa... Pergi !!!! "
Dayang han dan bi dam nampak membawa sang putri pergi keluar istana untuk sementara waktu,
" sepatuku !!!" lee hwa Nampak tak sempat mengenakan sepatunya karena waktu yang terus menipis
raja sedang sakit dan kondisinya sangat lemah saat pemberontakan berlangsung, ibu suri member raja obat yang membuat kondisinya lemah perlahan
Ibu suri nampak dengan santai menikmati tehnya di kediamannya padahal di luar perang tengah terjadi
Bi dam mengandeng tangan lee hwa dan berlari bersamanya, bi dam mengandengnya dengan erat seolah tak ingin gadis yang di cintainya tersebut terlepas dari genggamannya
" Abba - mama... Bagaimana dengan abba - mama " lee hwa nampak berhenti dan menoleh ke belakang
" Yang mulia sedang dalam penjagaan jendral kang ,mama " kata dayang han
Sringg tebasan pisau mengenai salah satu dayang lee hwa
" Dayang min " teriak lee hwa melihat dayangnya roboh bersimbah darah
Para pengawal ibu suri nampak mengelilingi mereka
" Tetaplah di dekat hamba, mama " bi dam nampak mengacungkan pedangnya
Mereka semua membentuk formasi untuk melindungi sang putri, mereka kalah jumlah dan terdesak, bi dam penuh luka untuk melindungi lee hwa
" Gungjo - mama ... Awas !!!" Bi dam melompat ke depan sang putri dan memeluknya, tebasan pedang mengenai punggungnya
" Bi dam !!!!!" Lee hwa nampak syok melihat bi dam tumbang di depannya
BERSAMBUNG
![](https://img.wattpad.com/cover/68373466-288-k90799.jpg)
YOU ARE READING
AT THAT TIME [ TAMAT ]
Historical Fictionlee hwa adalah seorang putri istana yang begitu menyebalkan, setidaknya itu yang para ongju katakan tentangnya... saat ia bersama para ongju melihat festival lampion di luar istana, ia bertemu dengan seorang pemuda yang membantunya mengantungkan lam...