Chapter 4

78.5K 4.5K 13
                                    

Rose hanya bisa terdiam membisu menahan rasa takutnya namun kakinya terus melangkah kedalam Aula, Rose berusaha tidak melihat sekeliling dimana semua mata tertuju menatapnya, Bagi Rose mereka terlihat seperti para hewan yang sedang lapar walaupun mereka adalah Vampire.

Rose berdiri tepat didepan meja jamuan, ia terdiam menatap seluruh hidangan yang ada tepat dimeja jamuan, Bagi Rose ini sungguh menarik karena makanan yang disajikan di dalam pesta untuk ukuran Vampire tidak jauh berbeda dengan menu makanan manusia yang sering disajikan saat pesta. Namun Rose merasa sebaiknya tidak menyentuh makanan itu, ia bahkan tidak tahu apakah makanan itu dicampur dengan bahan-bahan makanan lain yang disukai para Vampire, Walaupun dirinya sungguh lapar.

"May I Help You Miss??" Tanya Seorang Pelayan yang menunggu didekat meja jamuan, Pelayan itu sudah sedari tadi menatap Rose yang terlihat bingung menatap makanan yang ada dimeja. Pelayan mengambil sebuah piring dan bersiap membantu Rose memilih makanan.

"Er.. Maaf.. Bisakah tolong ambilkan roti itu"Jelas Rose menunjuk kearah Sandwich, Rose tahu ia tidak boleh memakan makanan yang ada didalam Aula ini Tapi ia tidak bisa menolak Pelayan itu. "Trim's" Gumam Rose tersenyum sambil mengambil piring yang diberikan pelayan kepadanya.

"Untuk kali ini saja Aku percaya padamu Dad" Batin Rose dalam hati, karena Rose sudah merasa sedikit tenang ketika ia menyadari bahwa seluruh Vampire yang ada didalam ruangan Aula tidak menyadari kehadirannya, Dan Rose merasa harus berterima kasih pada cairan hijau yang dikenakannya walaupun cairan hijau itu baunya membuat Rose ingin muntah.

***

Luke kembali memperhatikan Collin. jika orang melihat Luke dari kejauhan tapi tidak, pandangan Luke sekarang tidak menatap kearah Collin tetapi kearah wanita yang berdiri dibelakang Collin memegang sebuah piring dengan sebuah sandwich didalam piring itu.

Luke tidak yakin kapan kalinya ia merasa tertarik menatap wanita yang berada dibelakang Collin, wanita itu terlihat berbeda dengan para gadis yang Luke pernah lihat bahkan jika disandingkan dengan wanita disamping Luke, wanita itu sungguh berbeda.

Luke hanya tersenyum kecil dibalik gelas sampanyenya ketika ia melihat gadis itu menatap Sandwich yang dipiringnya. Hanya menatap bahkan tidak menyentuh sandwich itu.

"Apa gadis itu Vampire buatan?? Siapa Tuan gadis itu? " gumam Luke tanpa disadarinya, Luke terdiam memikirkan setiap kata-kata yang dikeluarkanya, Luke merasa sedikit membenci dirinya sendiri karena terlihat seperti iri dengan saudaranya sendiri karena membuat wanita itu menjadi seorang Vampire dan bukan dirinya.

Tidak ada alasan bagi Luke untuk mempertegas kalau wanita itu adalah Vampire buatan karena Luke tidak pernah mengenal gadis itu. Tidak, tidak akan pernah karena Luke hanya merayu gadis kalangan ras murni tidak dengan Vampire buatan. Tapi tidak ada alasan bagi Luke pula untuk merayu gadis itu karena baginya ini hanya untuk kesenangan sesaat.

Luke mulai berdiri tegap, ia meletakkan gelasnya diatas nampan ketika tanpa disengaja seorang pelayan sudah berada didekatnya. Luke melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempatnya menuju wanita itu.

Luke berani bersumpah dirinya merasa sedikit gugup ketika wanita itu menyadari dan menatapnya ketika Luke berjalan mendekatinya.

***

Roselyn, terdiam membeku ketika ia melihat seorang pria menghampirinya, Ia akan terus mengutuk Peter Ayahnya jika dirinya harus mati ditempat ini. Mana mungkin seorang Ayah menyerahkan Tugas mematikan kepada putrinya sendiri. Batin Rose berkali-kali, Rose sungguh terlihat bingung untuk menghadapi pria yang menghampirinya.

"Senang bertemu dengan anda My Lady.." Gumam Pria itu kepada Roselyn, Pria itu menggenggam tangan Rose dan mengecupnya, Dan sekali lagi Rose merasa Jantung kembali berdetak kencang. Bukan karena dirinya merasa takut ketahuan sebagai seorang manusia tapi dia gugup karena Pria yang menghampirinya itu termaksud standar tipenya. Tidak bahkan termaksud sempurna.

Rose Hanya tersenyum kepada Pria itu dengan cangguh, Pria itu membalas tersenyum kepadanya. Rose berani yakin bahwa senyuman pria itu adalah senjata yang ia miliki untuk menaklukan wanita.

Senyuman Pria itu mungkin akan membunuh seluruh wanita yang akan melihatnya karena senyuman Pria itu sungguh menggoda namun tidak dengan Rose, Rose merasa sudah sering ia melihat senyuman yang sama dari Senyuman Pria itu.

"Apakah ini pertama kalinya anda kepesta??" Tanya Pria itu kembali, Rose merasa Yakin kalau pria itu menyadari bahwa senyumannya tidak dapat menggodanya.

Rose kembali tersenyum walaupun senyumannya terlihat kaku. "Ya, aku tidak pernah pergi ke pesta besar seperti ini Sir.. " gumam Rose terputus. Rose bisa merasakan pria itu kembali tersenyum kepadanya.

"Va.." Gumam Pria itu terdiam kemudian sedikit terbatuk seperti menyembunyikan sesuatu. Rose menatapnya menunggu pria itu kembali berbicara. "Maaf, maksudku.. namaku Lucius Bert Valdez"

Duke In Love (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon