Chapter 43

29.9K 1.6K 8
                                    

# Happy Reading :D

Luke mengangkat cangkirnya menyeruput bloody tea yang telah menjadi dingin karena dirinya terlalu sibuk berbicara dengan Alex.

"Permisi Sir.." Gumam Broughton dari balik pintu, Luke mengalihkan pandangannya menatap kearah pintu dan mendapati Broughton tengah berdiri sambil membawa sebuah nampan berisi surat.

"..Surat" Batin Luke memperhatikan surat itu.

"Mrs Jeslyn mengirimi surat untuk anda Sir" Broughton membawa surat itu mendekat kepada Luke.

Luke hanya menganggukkan kepalanya sambil mengambil surat itu dari tangan Broughton.

"Trims.." Gumam Luke kemudian dengan cepat memotong lilin yang ada diamplop surat itu dan membuka surat yang ada didalamnya.

- Lucius Beth Vanderbilt & Alexio Beth Vanderbilt -

Aku sudah menerima surat yang kau kirim menggunakan whittly, setidaknya surat yang kau kirim membuatku sangat terkejut dan aku berpikir akan pergi kesana hari ini, Aku harap kalian menerima suratku ini sebelum aku sampai disana.

- Jeslyn Rousseau -

Luke membaca surat itu berkali-kali berharap setia kata-kata yang ada didalam surat itu berubah seperti sihir, ia melempar surat itu keatas meja sambil menghela nafasnya dengan berat.

Luke menekan keningnya dengan tangannya, baru kali ini dia merasakan sakit kepala "Broughton, Paman Darren kapan kembali?" Tanya Luke masih menekan keningnya untuk menghilangkan rasa sakit kepalanya.

"Bulan depan Sir.." Gumam Broughton tenang sambil menatap kearah Luke yang sedang menganggukkan kepalanya.

"Aku harap masalah ini selesai sebelum Paman Darren kembali" Gumam Luke pada diri sendiri sambil menghela nafasnya dengan berat kemudian ia mengalihkan pandangannya menatap kearah Broughton.

"Tolong siapkan sebuah kamar.." Gumam Luke terhenti untuk memikirkan sesuatu kemudian kembali melanjutkan kata-katanya "Tidak.. dua kamar untuk ibuku dan Elize" Jelas Luke yang berpikir bahwa Jeslyn akan membawa Elize bersamanya.

***

Chaz berjalan menuju tempat kediaman Peter, tidak susah baginya untuk masuk kedalam rumah itu karena pintu depannya tidak tertutup sepertinya dibiarkan terbuka.

"Ben?" Teriak Chaz dari depan ruangan namun ia masih terus melangkah kedalam ruangan untuk mencari Ben.

"Ben?"

"Aku disini Chaz!" Teriak Ben dari salah satu ruangan, Chaz mengalihkan pandangannya untuk mencari dimana asal suara itu berada.

"Kau dimana?" Teriak Chaz kembali dan membuatnya menyadari dimana Ben berada karena suara gerutuan seseorang dari ruang makan, Chaz dengan cepat melangkahkan kakinya menuju ruang makan dan mendapati Ben berusaha menghentikan Peter.

"Peter!, Berhentilah bersikap seperti ini, mau sampai kapan kau hidup seperti ini?" Teriak Ben kesal melihat Peter tidak seperti biasanya, Peter mengalihkan pandangannya menatap kearah Ben sambil tersenyum pahit.

"Hanya ini yang bisa aku lakukan Ben setelah aku kehilangan wanita yang sangat kucintai, dan jangan pedulikan hidupku!!" Teriak Peter sambil mendorong Ben menjauh darinya kemudian ia bangkit berdiri sedangkan tangannya masih menggenggam sebuah botol arak, Peter bahkan tidak dapat berjalan lurus karena ia terlalu mabuk akibat arak yang ia minum.

"Peter?" Gumam Chaz menatap Peter dengan wajah pucat, sudah lama Chaz tidak menghampiri Peter karena dirinya terlalu sibuk mencari Rose, Chaz hanya mendengar dari Ben bahwa Rose melarikan diri dari Marie setelah mereka bertengkar dan membuat Marie mengakhiri hidupnya.

Peter dengan tubuhnya yang terlihat sangat kurus berdiri didepan Chaz sambil tersenyum sinis kepada Chaz.

"A..Apa ka..kau su..dah me..menemu..kan gadis.. itu?" Tanya Peter dengan suara terputus-putus karena mabuk yang ia rasakan, Chaz hanya terdiam menatap Peter.

Chaz bahkan tidak menyadari Peter akan seperti ini, Pria yang selalu menjadi panutan baginya sekarang terlihat menyedihkan.

"Ka..kau tah..u.." Gumam Peter sambil meneguk arak yang ada didalam botol yang ia genggam "Ga..Gad..is y..yang ka..kau cinta..i i..itu tel..tela..h mem..membu..nuh.. ist..istriku!!" Teriak Peter dengan suara terpatah-patah, wajahnya terlihat penuh dengan kemurkaan setiap kali ia mengingat Rose.

Peter selalu menganggap Rosslyn yang membuat Marie meninggalkannya, Rosslyn yang selalu membuat Marie tidak melihatnya, Rosslyn yang membuat Marie tidak mencintainya, seharusnya ia tidak membiarkan Marie melahirkan Rosslyn. Setiap kali Marie menatap kepada Rose ia selalu terlihat sedih.

"Se..seharus..nya aku mem..membunuhnya!" Gumam Peter kepada diri sendiri tangannya bergetar kencang penuh dengan amarah.

"Kau.. kau akan membunuh Rose?" Tanya Chaz penuh keraguan, Peter mengalihkan pandangannya menatap kearah Chaz dengan penuh kebencian.

"Ya, Ya A..aku ak..akan membunuhnya.." Gumam Peter datar namun penuh dengan tekanan.

"Apa kau yakin? dia itu putrimu!!" Teriak Chaz panik dengan apa yang ia dengar, ia mengalihkan pandangannya menatap kearah Ben yang berdiri sedikit jauh dari belakang Peter.

"Pu..putriku?" Gumam Peter sambil terkekeh kecil, "Di..dia pu..putriku" Gumamnya kembali namun terlihat penuh kesedihan. "Ya, du..lu A..ku ber..harap ga..gadis itu pu..triku " Peter menganggukkan kepalanya terlihat sedikit tenang

"Tapi tidak, Ga..gadis itu Pu..tri pria itu, Pria yang telah me..rebut Marie da..dariku, Pria yang te..lah membuat Marie ter..kurung dan tidak da..pat menik..mati kebe..basan tapi.." Gumam Peter sambil terisak menahan amarahnya. "Padahal a..aku beru..saha menyelamat..kannya, apa kau ta..hu a..apa yang Mar..Marie laku..kan padaku?" Tanya Peter kepada Chaz namun hanya keheningan yang menjawab pertanyaan Peter.

Peter menganggukkan kepalanya sedangkan tubuhnya bergetar karena tangis "Ma..rie membenciku, ia ba..hkan tidak men..cintaiku tapi pria itu, Pria yang te..lah meng..urung ke..bebasan..nya"

Chaz hanya terdiam mendengar semua perkataan Peter pandangannya menatap kearah Ben yang seperti dirinya hanya terdiam membisu mendengarkan perkataan Peter.

"Kau tahu kenapa?" Tanya Peter menatap kearah Chaz.

"A..aku tidak tahu" Gumam Chaz gugup, ia bahkan tidak berani menatap kearah Peter.

Peter tertawa kencang hingga membuat seluruh ruangan bergema akibat tawanya kemudian ia kembali menatap kearah Chaz "Ma..rie men..cintai pria itu" Gumam Peter penuh dengan emosi kemudian ia berjalan kembali tidak mempedulikan Chaz yang masih berdiri didepannya, ia menabrak tubuh Chaz dengan kencang hingga membuat Chaz hampir terjatuh.

"Peter!" Gumam Ben mulai melangkahkan kakinya mengikuti Peter, Peter bahkan tidak menjawab panggilan Ben ia terus melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Ben dan Chaz dibelakangnya.

Chaz menarik tangan Ben ketika pria itu berjalan didekatnya "Ben.. ada yang harus aku katakan" Jelas Chaz menatap Ben dengan wajah penuh keseriusan.

Ben menggelengkan kepalanya "Tidak Chaz, ini bukan saat yang tepat untuk mendengarkanmu" Jelas Ben menarik tangannya dari Chaz dan mulai melangkahkan kakinya untuk mengejar Peter.

"Para Penduduk mulai resah dengan kehadiran Vampire!!" Teriak Chaz kencang membuat Ben menghentikan langkah kakinya dan berpaling menatapnya.

"Ma..Maksudmu?"

"Ya, para Vampire mulai berkeliaran didaerah ini.. " Gumam Chaz mengingat semua perkataan Para penduduk disana.

#Sorry all, Tadi ada kesalahan dalam Update jadi aku tarik kembali dan sekarang aku update lagi yang terbaru.. - Ai_Yaotome -

Duke In Love (Completed)Where stories live. Discover now