Chapter 39

32.3K 1.8K 14
                                    

#Happy Reading All :D

Luke hanya bisa terdiam menatap Rose yang tengah duduk didepannya, Gadis itu terdiam seribu bahasa dengan raut wajahnya yang penuh dengan kesedihan menatap kearah luar jendela kereta kuda.

Butuh waktu lama bagi Luke untuk meyakinkan Rose untuk kembali dengannya karena Rose bersikeras ingin menemukan Marie ditempat terakhir ibunya pergi.

Luke tahu, Mustahil bagi mereka untuk menemukan Marie karena sudah terlalu lama ibunya melompat dari tebing itu, dan Luke berani bersumpah mereka tidak mungkin akan menemukannya.

Rose mengalihkan pandangannya menatap kearah Luke terlihat dari sorot matanya bahwa Rose sedang memikirkan sesuatu dan Luke tidak tahu apa yang gadis itu sedang pikirkan.

"Ka..kau yakin mereka akan menemukannya?" Tanya Rose dengan suara sedikit bergetar, terlihat jelas ia sedang menahan tangisnya.

Luke terdiam sejenak mencoba untuk memilih kata-kata yang tepat untuk diucapkan dan akhirnya ia berkata "Ya, Mereka pasti akan menemukannya" Gumamnya, Sejujurnya hanya itulah satu-satunya cara yang dapat Luke keluarkan agar Rose percaya kepadanya dan mau kembali bersama dengannya.

Rose masih terdiam menatap Luke, matanya terlihat merah dan bengkak karena air mata, Jujur Luke tidak pernah menghadapi wanita yang sedang bersedih sehingga membuatnya sedikit gugup dan takut jika Rose kembali menangis.

"Seharusnya aku tidak mendengarkan kata-katamu" Gumam Rose kembali mengingat semua kesalahan yang telah ia buat.

Gadis itu tahu bahwa dirinya seharusnya tidak melempar kesalahan yang sudah dibuatnya kepada Luke, Pria yang sudah menolongnya dan melindunginya tapi tidak bisa, ia harus melakukannya karena ia merasa sungguh bersalah dengan apa yang yang telah terjadi.

Luke menelan Ludahnya perlahan berusaha mengusir kegugupannya didepan Rose, ia tidak mempermasalahkan apa yang Rose tuduhkan padanya namun yang ia tahu adalah ia ingin agar gadis itu bisa kembali seperti sebelumnya.

Rose kembali melanjutkan kata-katanya "Seharusnya aku membawanya pergi bersama denganku, Pergi meninggalkan Peter.." Gumam Rose berbicara dengan suara sedikit serak tanpa menatap Luke sedikitpun, pandangannya menatap kearah luar jendela kereta kuda namun Luke tahu pikiran gadis itu tidak berada disana.

Rose memejamkan matanya untuj menenangkan pikirannya namun sebuah suara tergiang jelas didalam pikirannya "Aku sangat mencintainya" Gumam suara Peter masih tergiang dengan jelas didalam pikiran Rose.

Rose terdiam sejenak mengingat kembali setiap kata-kata yang ia ingat dari mulut Peter, Rose bahkan tidak tahu apakah dirinya harus tersenyum bahagia.

karena ia tahu bahwa Peter sangat mencintai ibunya dan Luke benar bahwa Peter tidak mungkin mencelakakan ibunya. dirinya harus bersedih karena ternyata selama ini pria yang dianggap sebagai ayah kandungnya dan pria yang ingin ia buat untuk mengakui keberadaannya ternyata sangat membencinya.

Luke masih terdiam menatap gadis itu, Rose kembali membuka matanya namun pandangannya masih menatap kearah luar jendela dan membuat Luke bersabar menunggu gadis itu kembali dari lamunannya dan melanjutkan kembali pembicaraan yang terputus dari gadis itu.

Luke melihat Rose menejamkan matanya kembali, terlihat jelas gadis itu berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri dari semua hal yang terjadi hari ini.

Rose kembali membuka matanya dan menatap Luke dengan lekat "Apakah aku bisa mempercayaimu?" Tanya Rose terlihat penuh perhitungan dari setiap kata-kata yang ia ucapkan.

Luke berani bersumpah dirinya sungguh tidak yakin dengan apa yang akan ia katakan kepada Rose, Luke bahkan tidak memberitahukan kepada Rose bahwa gadis itu tinggal dikediaman Collin, Pria yang terbunuh karena dirinya.

"Luke?" Tanya Rose kembali karena Luke hanya terdiam menatap matanya dengan lekat.

Luke menarik nafasnya dengan berat kemudian kembali menatapnya "Ya, kau bisa mempercayaiku.." Jelas Luke tegas walaupun dalam hatinya dirinya ragu untuk mengatakan hal itu.

"Apa yang akan Rose lakukan jika ia tahu bahwa dirinya tinggal ditempat Collin?" Batin Luke dalam hati namun pandangannya masih memperlihatkan keyakinan dari ucapan yang ia berikan kepada Rose.

Rose tidak berbicara apapun ketika Luke mengucapkan kata-kata itu, ia memalingkan wajahnya kearah jendela kembali.

***

Luke melangkah turun dari kereta kudanya terlebih dahulu kemudian membantu Rose untuk turun dari dalam kereta kudanya.

Broughton terlihat tengah berlari menghampiri mereka dari pintu masuk kediaman

"Selamat datang Sir and Madam" Gumam Broughton sambil membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat kepada mereka berdua.

Luke hanya menganggukkan kepalanya, ia terlihat malas untuk berbicara dan wajahnya terlihat kusut.

"Apa kau mau makan siang?" Tanya Luke kepada Rose yang sedang berdiri disampingnya.

Rose menggelengkan kepalanya menolak ajakan Luke dengan sopan "Tidak, aku sedang ingin beristirahat" Jelas Rose cepat tanpa menatap wajah pria itu.

Luke menganggukkan kepalanya kemudian menatap kearah Broughton untuk menyuruh pria itu menyiapkan tempat tidur untuk Rose.

Broughton menganggukkan kepalanya kemudian menyuruh para pelayan untuk merapikan kamar Rose sedangkan Rose melangkahkan kakinya menuju kearah kamarnya, meninggalkan Luke sendirian didepan pintu masuk.

"Sorry Sir, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda Sir.." Jelas Broughton kepada Luke, Luke mengangkat alisnya menatap Broughton dengan raut wajah penuh kebingungan.

"Tamu?" Tanya Luke kembali meyakinkan pendengarannya, Broughton hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Luke.

"Yes Sir, Tamu anda sedang menunggu anda di ruang tamu" Jelas Broughton sambil mengikuti langkah Luke didepannya.

"Siapa yang bertamu? Bahkan aku tidak memberitahu orang lain kalau aku sekarang berada disini" Batin Luke sedikit penasaran dengan tamu yang dimaksud oleh Broughton.

Luke melangkahkan kakinya menuju keruang tamu, sesaat dirinya terlihat gugup dengan kehadiran tamu yang bahkan ia tidak tahu siapa itu.

Broughton membukakan pintu ruang tamu dan mempersilakan Luke masuk kedalam ruangan itu.

Luke berani bersumpah kakinya terasa membeku ketika ia melihat sesosok pria yang sangat ia kenal dari kecil sedang menatapnya sambil tersenyum kepadanya.

"Hai Luke, kau terlihat sedikit.." Gumam Pria itu terdiam menatap Luke dengan lekat seakan sedang mencari kata-kata yang tepat untuk diucapkan olehnya sebelum akhirnya ia berkata "Berantakan" Jelas Pria itu tenang dan berhasil membuat Luke mendengus mendengar perkataannya.

"Alex!, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Luke sedikit cemas melihat adik laki-lakinya berada dikediaman pamannya, Luke berusaha bersikap wajar dan mencoba kembali melangkahkan kakinya yang membeku sesaat ketika ia melihat pria itu.

Alex hanya terkekeh kecil menatap Luke yang menurutnya memperlihatkan sikap yang aneh kepadanya.

"Aku disini? Tentu saja untuk mengunjungimu" Jelas Alex jail kemudian pandanganya menatap kearah Broughton yang masih berdiri didepan pintu ruang tamu.

"Maaf Broughton, bisakah kau bawakan aku susu brendy? Dan tolong tambahkan bloody kedalamnya" Jelas Alex dengan sopan kemudian kembali menatap kearah Luke yang sudah duduk disofa depannya.

"Bawakan untukku juga" Gumam Luke tanpa menatap Broughton sedikitpun, Broughton hanya menganggukkan kepalanya sambil membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat sebelum ia meninggalkan ruang tamu untuk membawakan minuman.

Luke menyandarkan tubuhnya kebelakang pundak sofa sedangkan pandangannya menatap kearah Alex yang masih tersenyum kepadanya.

Brengsek, kenapa Alex terlahir selalu tersenyum seperti itu. Batin Luke kesal melihat Alex tersenyum kepadanya, jujur senyuman Alex dengan Luke hampir sama namun Luke berani bersumpah bahwa senyuman Alex lebih menawan dua kali lipat daripada senyumannya.

#Hai Reader, Sorry aku baru update lagi, kemarin-kemarin aku lagi sibuk banget jadi gak sempat Update.. Mohon dimaafkan >.<

-Ai_Yaotome-

Duke In Love (Completed)Where stories live. Discover now