Chapter 36

33.8K 1.8K 11
                                    

Luke tahu dirinya harus berhenti sekarang namun ia menikmati setiap kali berpikir sedang memeluk Rose dan setiap kali mendengar erangan yang keluar dari mulut gadis itu sungguh membuat hasratnya kembali terbakar.

Luke menginginkan Rose, ia menginginkan gadis itu dan menjadikan gadis itu sebagai miliknya.

Luke terdiam memikirkan setiap kata yang ada didalam kepalanya, bibir dan tangannya masih terus menyentuh setiap lekukan tubuh Rose dan membuat gadis itu mengerang tepat dibawah tubuhnya.

"Lu..Lucius.. aku mohon hentikan.." Guman Rose sedikit tersenggal menahan erangan setiap kali Luke menemukan titik sensitive ditubuhnya, Rose berusaha untuk mendorong tubuh Luke darinya tapi tidak bisa, dirinya tidak memiliki tenaga untuk mendorong tubuh pria itu.

Luke menatap Rose, menatapnya dengan penuh hasrat sedangkan tangannya terus menelusuri setiap lekukan tubuh Rose, Luke berusahan menahan tubuhnya agar tidak terdorong oleh Rose, Luke tidak ingin berhenti mendengar suara erangan yang keluarkan dari mulut Rose setiap kali dirinya menemukan titik sensitif gadis itu.

"Kau yakin ingin menghentikannya?" Tanya Luke berbisik kecil dengan suara menggoda didekat telinga Rose sehingga membuat gadis itu menggigil.

Luke tersenyum karena ia tahu bahwa bisikan yang ia lakukan ditelinga Rose akan memberikan Efek yang menakjubkan bagi gadis itu dan Luke benar.

Gadis itu mulai berhenti untuk mendorong tubuh Luke, terlihat jelas gadis itu menikmati setiap sentuhan yang Luke berikan.

Luke tahu seharusnya ia tetap menghentikannya sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tapi tidak, ia memilih untuk melanjutkan semuanya, memilih untuk menjadikan Rose sebagai miliknya sekarang dan Luke melakukan semuanya tanpa persetujuan dari Rose sedikitpun.

***

"Ti..tidak..apa yang aku lakukan?" Guman Rose dengan suara sedikit bergetar menatap dirinya tanpa mengenakan sehelai pakaian sedangkan Luke tertidur pulas disampingnya.

Rose tidak percaya dirinya akan melakukan sesuatu hal yang bahkan dirinya tidak begitu paham dengannya.

Rose tidak pernah mendengar atau diajarkan oleh ibunya mengenai perbuatan yang ia lakukan berdua dengan Luke.

Bahkan Rose melakukannya dengan seorang pria yang tidak dikenalnya, Rose tidak begitu mempedulikan siapa Luke tapi yang ada dipikirannya hanya satu, dirinya bercinta dengan seorang Vampire.

Rose mengambil pakaiannya yang tergeletak dibawah ranjang dan membawanya pergi dari kamar Luke menuju kamarnya, menutup pintunya dengan rapat agar Luke tidak dapat membuka pintu itu jika pria itu tahu bahwa dirinya sudah pergi meninggalkannya.

Rose merasa ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya, bagaimana kalau dirinya Hamil? Entah kenapa kata-kata Hamil tergiang dipikirannya Rose bahkan tidak tahu apakah perbuatan yang ia lakukan dengan Luke bisa mendatangkan seorang bayi.

Hamil? Batin Rose sambil menekan perutnya yang rata dengan cepat berusaha berpikir. "A..apakah seorang Vampire bisa memberikan seorang anak?" Gumam Rose pada dirinya sendiri, ia sungguh tidak tahu apapun mengenai Vampire.

Rose merasakan tubuhnya mengigil setiap kali dirinya mengingat jika dirinya mengandung seorang anak Vampire didalam tubuhnya.

"Tidak.. Pasti tidak, Kami berdua berbeda.. Luke adalah seorang Vampire dan Aku.." Rose terdiam sejenak sebelum akhirnya ia mengeluarkan kata-kata "Seorang Manusia" Rose berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri, ia berani yakin pada pemikirannya bahwa dirinya tidak akan Hamil.

***

Luke membuka matanya dengan berat, ia terlalu enggan untuk bangkit dari ranjangnya, mungkin dirinya akan kembali tertidur jika Broughton tidak membuka tirai yang ada didalam kamarnya sambil berusaha membuat keributan agar Luke tidak kembali tertidur.

"Good Morning Sir" Gumam Broughton memberi hormat kepada Luke dan membuat pria itu membalikkan tubuhnya untuk menatap kepadanya.

Luke bangkit dari tidurnya dengan posisi duduk sedangkan mulutnya menguap dengan lebar memperlihatkan kelelahannya.

"Apakah anda ingin segelas bloody tea hangat Sir?" Tanya Broughton kembali, Luke hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Broughton karena mulutnya terlalu kering untuk membuat dirinya mengeluarkan suara.

Luke hanya menatap Broughton yang sedang menuang bloody tea kedalam cangkir kemudian memberikan cangkir itu kepada Luke.

Luke mengambilnya dan meminumnya dengan perlahan-lahan mengingat tea yang diminumnya masih hangat.

"Thank you, bisa berikan secangkir lagi?" Gumam Luke ketika selesai menghabiskan bloody tea hangatnya sambil memberikan cangkirnya yang telah kosong kepada Broughton.

Broughton menganggukkan kepalanya sambil mengambil cangkir kosong itu dari tangan Luke dan menuangkan Bloody tea kedalam cangkir itu lagi dengan cepat.

"Silakan Sir.."

Luke kembali meminum seluruh tea yang ada didalam cangkirnya perlahan-lahan hingga habis kemudian memberikannya kembali kepada Broughton.

"Dimana istriku?" Tanya Luke kepada Broughton, Luke bahkan baru menyadari bahwa gadis itu sudah tidak ada disampingnya.

"Her Grace sedang membaca buku diruang kerja anda Sir.. dan anda mendapatkan sebuah surat undangan dari Lady Haynsworth Sir" Gumam Broughton sambil memberikan sebuah surat undangan kepada Luke.

Luke hanya menatap surat itu tanpa mengambilnya dari tangan Broughton, Persetan dengan surat undangan yang Broughton berikan, ia hanya ingin mengetahui dimana Rose berada sekarang.

"Aku sedang tidak ingin membaca undangan itu sekarang, Akan aku baca nanti" Jelas Luke mengalihkan pandangannya dari undangan yang Broughton berikan kepadanya.

"Yes Sir" Gumam Broughton mengambil kembali surat undangan itu dan meletakkannya ketempat semula, "Dan.. saya mempunyai kabar.."

"Bisakah untuk sementara kita tidak membicarakan mengenai pekerjaan dan sebagainya? Aku masih sangat lelah" Gumam Luke sedikit kesal karena pelayan pribadinya seakan mengusik dirinya, Luke masih ingin menanyakan sesuatu mengenai Rose kepada Broughton.

"Yes sir" Gumam Broughton dengan suara tenangnya.

Luke menghela nafasnya, ia merasa sedikit bersalah karena membentak pelayan pribadinya

"Maaf.. " Gumam Luke cepat kepada Broughton, Luke tahu Broughton tidak akan memendam sesuatu kepadanya tapi ia merasa lebih baik ia meminta maaf.

Broughton menganggukkan kepalanya menerima permintaan maaf Luke kepadanya.

"Tolong bawakan pakaian gantiku, aku ingin keluar untuk menghirup udara segar" gumam Luke mulai bosan berada didalam kamarnya.

#Sorry all baru update.. >-<
Lalu ada adegan yang tidak terlalu saya jabarkan mengingat banyaknya reader yang dibawah umur.. jdi bagi yang sudah diatas 17++ silakan berimajinasi sendiri ya.. Thanks All sudah mau menunggu update-annya..
Happy Reading -Ai_Yaotome-




Duke In Love (Completed)Where stories live. Discover now