(1) CEO Byun!?

18.6K 1K 20
                                    

        "Rara!! Hana!! Hera!! Nana!! Sana!!" Aku berteriak kencang membuat gemaan di dalam rumah besar ini pagi-pagi. Aku yang menunggu mereka di ujung tangga sambil berkacak pinggang menatap tajam kepada adik-adikku yang kini berlarian turun dari lantai 2.

"Selamat pagi kakakku yang paling cantik". Si kembar Hana dan Hera yang berada di kelas 2 SMP memujiku sambil mengumbar senyum cerianya yang sesaat kemudian berlari menubrukku kearah meja makan. Untung saja aku bisa menjaga keseimbangan tubuhku sehingga aku tak tersungkur ke lantai.

"Oh nona Choi kesayanganku ini". Si Rara adik tertuaku yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA berumur 17 tahun mengecup pipiku singkat lalu berjalan santai ke meja makan menyusul si kembar.

"Kakak, tolong bantu aku memasang dasi". Nana, adikku yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar itu memasang wajah imutnya di hadapanku. Dan segera saja ku bantu ia memasang dasi seragam sekolahnya.

"Oh,ya, apa Sana belum bangun?" Tanyaku pada mereka yang sudah duduk dengan rapinya di meja makan.

"Sepertinya belum". Jawab Rara dan setelahnya aku melangkahkan kakiku naik ke arah tangga menuju lantai 2 untuk membangunkan Sana.

"Sana, ayo bangun". Aku masuk ke dalam kamar bernuansa merah muda dengan banyak boneka terkesan lebih imut untuk anak sumuran Sana, 5 tahun yang masih berada di taman kanak-kanak.

"Kakak". Dia menggeliat lucu melihatku dengan mata yang setengah terbuka, kugendong dia dengan handuk yang siap di bahuku. Aku harus memandikannya dulu.

Kini kami semua tengah makan dengan heningnya di meja makan. Semua adik-adikku sudah siap untuk berangkat sekolah begitupun aku yang sudah rapi. Ohya, namaku Luna, aku adalah anak sulung dari 6 bersaudara. Umurku 20 tahun dan kini aku kuliah di Seoul National University jurusan Sastra. Beginilah aku, setiap hari harus mengurusi 5 bocah-bocah yang menjadi tanggung jawabku. Walaupun Rara sudah berumur 17 tahun tapi dia masih seperti anak-anak. Benar-benar hanya akulah yang dapat diandalkan.

Jika kalian bertanya kemana orang tuaku, aku adalah yatim piatu yang ditinggal oleh orang tuaku 3 tahun yang lalu. Bagaimana aku menghidupi adik-adikku? Warisan. Orang tuaku memiliki banyak cabang perusahaan yang tersebar di beberapa negara dan sekarang tengah dijalankan oleh pamanku, nenek yang juga adalah seorang pengusaha sukses membiayai kuliahku. Namun, karena nenek berada di Busan, aku dan adik-adikku sesekali mengunjunginya jika ada waktu libur. Kehidupanku bisa dibilang berkecukupan, aku tidak seutuhnya bergantung pada perusahan peninggalan orang tuaku, dan nenek. Selain sebagai mahasiswi, aku juga bekerja di salah satu cafe milik orang tua temanku sebagai pekerja paruh waktu di bagian kasir. Dan aku juga adalah seorang penulis yang lumayan terkenal akibat buku-bukuku yang sukses di pasaran Korea Selatan.

Tapi percayalah, diumurku yang 20 tahun ini, aku belum memiliki kekasih. Berkali-kali aku dekat dengan seseorang namun kelima adikku selalu bertindak untuk menjauhkan aku dari pria yang sedang dekat denganku. Mungkin sudah sekitar 7 pria yang menjadi korban bully-an adikku. Ada yang di lempari petasan, ada yang dilempari bom asap, dilempari balon air, di ancam dengan pisau, di serang tomat busuk, diserang telur busuk bahkan di takut-takuti dengan menjadi hantu. Aku berkali-kali mengingatkan mereka untuk tidak berlaku seperti itu tapi mereka malah tak mendengarkanku. Mereka selalu berkata, "kami tak mau kakak mendapatkan pria yang salah dan semua pria yang sudah kita bully hanya pria-pria aneh dan jahat". Dan yah, sampai sekarang tak ada yang mau menjadi pacarku.

"Ayo berangkat". Aku menginjak pedal gas mobilku. Rara duduk di sebelah kemudi, Hana, Hera dan si kecil Sana berada di jok belakang. Suara kegaduhan mereka yang asik bermain sedikit mengganggu konsentrasi mengemudiku. Namun, aku juga merasa senang karena menjadi semangat mendengar tawa mereka.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now