(33) The Secret in Jeju Island

3K 390 14
                                    

     "Oppa!" Seru Luna yang mendorong tubuh Xiumin untuk menjauh dari hadapannya yang terus menghalangi jalan lalu pergi mendahului Xiumin.

"Yash! Kau ini!" Xiumin menahan tangan Luna lalu menarik Luna kedalam pelukannya dan menyembunyikan wajah Luna tepat di dadanya. "Aku tidak bermaksud mengambil kesempatan, tapi ini benar-benar gawat!" Bisik Xiumin ditelinga Luna.

"Siapa yang gawat? Apa ada orang jahat?" Tanya Luna juga ikut berbisik.

"Yang gawat adalah nyawamu dan orang jahat itu suamimu."

Dengan tiba-tiba Luna mendorong dada bidang Xiumin yang tertutup kemeja bermotif kotak-kotak berwarna kuning hitam sampai terciptalah sebuah jarak antara mereka. "Suamiku? Nyawaku gawat karena suamiku? Itu tidak lucu." Ketus Luna merasa tidak terima dengan informasi yang ia dapat.

"Walaupun aku belum bertemu dengannya ataupun aku tak mengingatnya sama sekali, jika memang dia suamiku, mengapa harus membahayakan nyawa istrinya sendiri? Apa logika manusia normal dapat menangkapnya?" Cerocos Luna dengan cerewet.

"Secara fisik dia suamimu. Tapi secara jiwa, dia bukan suamimu!"

"Astaga apalagi yang kau bicarakan?"

"Asal kau tahu, suamimu mengalami kepribadian ganda dan buruknya kepribadian itu mengincar nyawamu yang sekarang tengah memperhatikan kita."

Bukan main terkejutnya Luna setelah mendengar penuturan Xiumin. Matanya mengarah pada seseorang yang berada jauh dibelakang Xiumin. Satu-satunya orang yang memperhatikan mereka berdua. Itu pasti orangnya.

"Dia tidak akan mengenaliku karena aku memakai masker dan kacamata. Tenang saja." Luna dengan nekat menarik tangan Xiumin setelah pemberitahuan keberangkatan pesawat ke Jeju terdengar.

"Siapa gadis yang bersama Xiumin itu? Aku seperti tidak asing."

Disisi lain disaat bersamaan...

"Noona!" Panggil Jongin saat menapakkan kakinya di lantai dapur tempat Hayeon yang tengah serius bergelut dengan adukan ramennya di panci.

"Aku belum tuli, tak perlu berteriak." Tutur Hayeon dengan nada setengah malasnya mengangkat panji berisi ramen itu ke meja makan.

"Dimana Luna noona?" Tanya Jongin panik Hayeon baru saja menyuap ramennya.

"Dia ke Jeju." Jawab Hayeon dengan mulut yang masih dipenuhi ramen panas.

"Apa?! Jeju? Sendirian?"

Hayeon menggeleng lalu menjawab, "bersama Xiumin." Dan dengan otomatis membuat Jongin melototkan matanya. Lalu berdecak, "kenapa noona mengizinkannya sih? Mereka itu hanya berdua, laki-laki dan perempuan. Apa noona tidak khawatir?" Hayeon yang awalnya acuh tak acuh langsung menghentikan kunyahannya. "Astaga! Kau benar!" Dengan sekali telan Hayeon berlari menuju kamarnya.

Jongin bahkan belum bergerak dari tempatnya, Hayeon sudah keluar dengan koper dan paspor ditangannya.

"Bersiap! Kita akan mengikuti mereka!" Perintah Hayeon yang langsung dipatuhi Jongin.

Disepanjang perjalanan menuju bandara Incheon, Hayeon terus mengumpat. Sumpah serapah dilayangkan untuk dirinya sendiri yang tidak memikirkan hal-hal yang mungkin saja terjadi tanpa rencana mereka.

"Serius kau bodoh, noona." Sindir Jongin dengan ketus.

"Tadi aku tidak fokus karena kerjaan di kantor sangat rumit, jadi aku meng'iya'kan saja." Rutuk Hayeon.

"Ini jam berapa?" Tanya Jongin.

"11.05."

"Astaga! 10 menit lagi pesawatnya berangkat!"

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang