(38) Who's she?

3K 388 8
                                    

"Luhan!! Jongin!!" Kedua pria yang sedang menonton televisi di ruang tengah langsung berlarian ke kamar Luna saat gadis itu dengan tidak elitnya berteriak nyaring-nyaring.

"Ada apa Luna?"

"Ada apa noona?"

Luna mem-pout-kan bibirnya kesal, "dimana syal dan maskerku?!" Tanyanya dengan ketus.

"A-aku, aku tidak tahu noona." Ujar Jongin dengan gagap.

"Tanyakan Hayeon eonni, kumohon.." nada bicara gadis itu sudah memelan.

"Tapi, Hayeon noona sedang bekerja sekarang," Luna menggembungkan pipinya lalu menatap sepasang sepupu itu dengan tatapan tak suka.

"Maksudku, apa tidak bisa nanti saja? Lagipula kau mau kemana dengan syal dan masker itu?" Tanya Luhan hati-hati membuat Luna yang sebelumnya duduk bersila ditengah kasur akhirnya berdiri didepan Luhan dan Jongin dengan tatapan tajamnya.

"Pembalutku habis, aku mau ke minimarket!"

Keduanya melotot lalu saling melirik.

"Kau mau aku bocor?!"

Lagi-lagi mata mereka semakin lebar. Luhan meringis sementara Jongin menatap Luhan seakan berkata, 'bagaimana ini?' Dan di balas digikan bahu oleh Luhan.

"Tapi Xiumin hyung bilang kau tak boleh keluar rumah.." cicit Luhan. Sebenarnya bukan karena ia pria yang lemah, tapi ia benar-benar takut oleh gadis itu ketika sedang marah. Kenapa ia tahu? Karena sifat Luna yang tak berubah sejak bersamanya dulu membuatnya tahu bagaimana cara menangani gadis ini.

"Tidak bisakah kami saja yang membelikannya untukmu?" Tanya Luhan yang di balas pelototan besar oleh Jongin.

"Ya! Kau mau mati malu disana?!" Protes Jongin tak terima dengan tawaran Luhan.

"Kau yakin tak malu?" Tanya Luna dengan tatapan menyelidik mencoba membuat pria bermata rusa itu jujur dan menyerah. "Sebenarnya tidak juga.." Luna tersenyum menang.

"Yasudah, kalau begitu izinkan aku pergi!" Luhan menggeleng tegas.

"Kami akan mengantarmu noona!" Sahut Jongin cepat-cepat membuat Luna menggeleng lebih tegas lagi. Sambil menghentakkan kaki dan berkacak pinggang gadis itu berseru, "telpon Allen sekarang tanyakan tentang keberadaan syal dan maskerku!"

Kedua pria itu masih diam, "kalau tidak,"

Luna sengaja menjeda kalimatnya lalu menatap Luhan maupun Jongin dengan licik, "aku tidak akan mau bertegur sapa ataupun berbicara dengan kalian berdua!" Lagi-lagi kedua pria itu dibuat melotot bahkan ini lebih dari sekedar terkejut tapi juga takut. Bagai secepat kilat, Jongin meronggoh sakunya dan menelpon Allen.

"Noona, Luna noona ingin pergi ke minimarket untuk membeli pembalut sendirian!"

"Yash! Kau jangan bercanda Jongin!"

"Aku tidak bercanda, dia mengancam kami, bahkan dia marah-marah karena syal dan masker yang ingin ia pakai hilang."

"Ayolah noona, kau kemarilah, carikan syal dan maskernya kurasa kau tahu tempatnya, atau kalau tidak, bujuklah dia agar tidak keluar.."

"Kau dan Luhan carilah dulu, aku tidak bisa kesana bodoh!"

"Aku tidak tahu harus mencari dimana?"

"Terserah, kau harus menemukannya!"

"Lalu kau mengizinkan dia keluar?"

"Selagi memakai penyamaran, biarkan saja. Begini-begini aku juga wanita! Pembalut itu kepentingannya!"

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now