(4) Hospital

4.8K 574 2
                                    

        "Untuk?" Tanyaku sambil mengerutkan dahi. Dia menatapku dengan senyum cerianya lalu berujar, "maaf untuk membuatmu pingsan dan terima kasih untuk mengembalikan dompetku yang jika hilang mungkin aku akan gila". Ya, inilah Byun Baekhyun sebenarnya, CEO ByunStar sudah kembali. Aku tak membalas kalimatnya melainkan terus menatapnya penuh senyum dan kekaguman yang datang lagi.

"Xiumin bercerita bahwa kau datang ke kantor untuk menemuiku. Tadi siang aku sedang ada meeting mendadak, jadi aku tak melihatmu datang menemuiku". Bohong! Dia berbohong tentang keberadaannya kemarin. Jelas-jelas aku melihatnya duduk di kursi kebesarannya dan marah-marah padaku. Dia menyembunyikan fakta bahwa ada jiwa lain di dalam tubuhnya dan Xiumin juga menyembunyikan fakta bahwa aku mengehatui tentang penyakitnya itu. Aku tersenyum seakan tidak tahu apa-apa lalu membalas, "ah, tidak apa-apa, ada Xiumin yang menemaniku dan mengantarku ke basment".

"Waktu sudah habis! Jika om bos tak mau pergi, lihatlah tongkat baseball di tangan Nana ini!" Adikku Sana datang dan mengancam CEO Byun. Kulihat wajah tenang CEO Byun dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya, di berjalan beberapa langkah kearah Sana lalu menjongkokkan dirinya mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Nana yang pendek. Tangannya memegang kedua pundak Sana, "siapa nama adik manis ini?" Tanyanya lembut, sangat lembut. Sana terlihat tenang sedikit lalu menjawab, "Sana". CEO Byun kembali berujar, "ah, Sana yang manis, om bos akan pulang sekarang, nanti kalau om bos kesini lagi, om bos akan membawa banyak permen untuk Sana". Wajah tenang Sana langsung berubah jadi kesal. "Sana tidak suka permen! Sana sukanya ice cream!" Teriakan Sana membuat CEO Byun tersentak sedikit lalu kembali tenang dan berujar, "baiklah,baiklah, nanti om bos beliin ice cream yang banyak. Tapi Sana harus janji, gaboleh pukulin om bos ya?" Sana berbinar, dia terdiam sesaat dan saat Sana ingin mengatakan 'iya' keempat adikku yang lain berteriak kencang dari balik guci besar yang berada di ruang tamu. Ternyata mereka bersembunyi disana dari tadi.

"Jangan Sana!" Teriakan kompak itu membuat Sana menoleh lalu memasang wajah bingungnya yang menurutku sangat imut.

"Sana, om bos itu bukan orang baik!" Nana, adikku yang masih sekolah dasar mendatangi Sana lalu menarik Sana menjauh dari CEO Byun.

"Nana tak boleh begitu, om bos orang yang baik". Tegur Luna namun Nana tetap membawa Sana menjauh. CEO Byun berdiri dengan ekspresi 'kecewa'? Benarkah itu?

"Om bos baik kok, tadi om bos memberikan Kakak Luna kalung". Sana kecil berujar dan membuat keempat adikku yang lain terkejut.

"Hana, Hera, Nana, cepat bawa Sana ke kamarnya!". Rara adik tertuaku memerintah lalu berdiri di sebelahku sambil berkacak pinggang menatap BaekHyun dengan tatapan tak sukanya.

"Kau! Sekalipun kau bos dari kakakku, kau tak boleh datang kesini lagi, kami tak suka kak Luna dekat dengan laki-laki yang tidak baik. Jika kau ingin mendekatinya, maka langkahi kami dulu!"

"Rara--

"Kak Luna sebaiknya kakak masuk, aku tau kakak banyak tugas, dan kau, pergilah, ini sudah malam!"

Brak!

Tanpa menunggu balasan BaekHyun, Rara langsung membanting pintu dengan keras.

"Rara, tolong jangan seperti itu lagi. Kakak sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk untuk kakak. Dan CEO Byun itu orang yang baik, kamu gabisa bersikap seperti itu kepada CEO Byun".

"Kak, aku sama sekali gapeduli siapapun dia. Aku dan adik-adik yang lain cuman gamau kakak jatuh lagi. Kakak ingat 3 tahun yang lalu? Karena kekasih China kakak yang bernama Luhan itu, kakak hampir bunuh diri. Disaat kakak lagi terpukul atas kepergian ayah dan ibu, dia malah memutuskan hubungannya dengan kakak yang sudah terjalin sejak SMP. Dimana hatinya? Bahkan saat itu kakak tidak mau sama sekali keluar rumah, tak ingin turun sekolah karena takut bertemu dengan pria brengsek itu, bahkan kakak hampir mati karena dia! Karena itu kami tak ingin kakak salah memilih orang. Untuk sekarang, lebih baik kakak kuliah dan lulus dengan bangga, lelaki baik yang menjadi jodoh kakak akan datang suatu hari nanti. Tolong mengerti kami kak, kami ingin kakak dapat yang terbaik". Aku tersentuh dengan kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh Rara. Kupeluk dirinya dan tak terasa air mataku jatuh, kenangan pahit 3 tahun silam membuat aku trauma berat. Tapi inilah hidup. Ada saat kita berada pada titik teratas dan ada juga saat kita berada di titik yang terendah.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now