(21) She like Sleeping Beauty

3.3K 426 7
                                    

    Terang dan menyilaukan, itulah yang Xiumin rasakan saat ini setelah ia memandang cukup lama kepada sumber cahaya di depannya. Bayangan seorang wanita muncul dan mulai mendekat kearah Xiumin. Di sana Xiumin tersenyum dengan lebarnya menyambung gadis yang akan menghampirinya. Setelah objek nyata dari wanita itu berdiri di depannya, Xiumin langsung memeluk dan mendekap erat penuh cinta menyalurkan kehangatan untu wanitanya.

"Jangan pergi lagi". Lirih Xiumin mengusap lembut kepala wanita itu dengan berkali-kali seakan menjadi kesukaannya.

"Aku akan segera kembali, tunggulah". Xiumin mengangguk dan melepas wanita itu. Tak lama, cahaya menyilaukan menelan wanitanya. Menghilang dan menyisakan Xiumin seorang diri. Xiumin ketakutan, ia tiba-tiba panik dan berteriak histeris.

"Luna!!!"

Matanya terbuka, peluh bercucuran dan nafasnya terengah. Cahaya matahari menerobos jendela kamar rawat Luna.

"Luna!" Xiumin berdiri dan berlari tergopoh-gopoh mendekati ranjang rawat Luna. Gadis itu tampak tenang dalam tidurnya. Nafasnya teratur dan matanya masih terkatup rapat seolah tak berniat untuk membukanya. Ia tertidur dengan sangat pulas sampai ia lupa caranya untuk terbangun. Gadis itu egois, ia membiarkan orang-orang kesayangannya menunggu cukup lama untuk kesadarannya.

Xiumin menghela nafasnya panjang lalu mendaratkan bokongnya dengan kasar di kursi sebelah ranjang Luna. Di tatapnya wajah pulas sang gadis.

"Disaat tertidur lama seperti ini saja kau masih sangat cantik". Pujinya dengan menopang dagu dengan tangan kanannya yang berada di dekat tangan Luna.

"Kau tak lelah ya tertidur selama itu? Ini sudah tiga bulan, mau selama apa lagi kau jadi putri tidur?" Anggap saja Xiumin gila karena berbicara dengan orang yang sedang koma. Tapi percayalah, ia bahagia walau tak ada balasan dari lawan bicaranya.

"Apa kau menunggu seorang pangeran untuk menciummu dan membangunkanmu dari tidur panjang ini?"

Xiumin merasakan sesuatu di dekat sikunya bergerak, di tariknya tangannya dan dilihat pergerakan jari-jari Luna.

"Luna? Luna kau bergerak?" Tanya Xiumin mulai panik.

Di perhatikannya lagi dengan seksama dan benar, jari telunjuk Luna bergerak sangat pelan.

"Wah! Dokter!" Xiumin berlari keluar untuk memanggil dokter. Tepat saat Xiumin menghilang di balik tembok koridor, Baekhyun yang daritadi bersembunyi untuk mendengar pembicaraan Xiumin langsung masuk membawa sebuket bunga dan sekeranjang buah.

Baekhyun dengan senyumnya yang merekah, didekatinya ranjang rawat Luna dan melihat pergerakan pada jari-jari Luna. Di taruhnya sembarangan bunga dan buah itu di nakas dan langsung di genggamnya tangan Luna. Namun, saat di genggam oleh Baekhyun tangan Luna diam.

"Kau benar-benar menungguku?"

Setelah mengucap kalimat pertanyaan itu, dengan ajaibnya jari telunjuk Luna bergerak sekali seperti meng'iya'kan pertanyaan klasik Baekhyun. Senyuman lebar langsung tergurat sempurna di wajah Baekhyun. Di condongkan badannya dan dilepas perlahan masker oksigen Luna.

"Biarkan pangeranmu ini menyadarkanmu, Luna".

Cup!

Kecupan kilat diberikan Baekhyun dengan penuh ketulusan, Baekhyun tak peduli dimana dia sekarang karena toh Luna masih berstatus sebagai istrinya. Dipasangnya kembali masker oksigen itu.

"Sadarlah, aku ada disini".

Tangan Luna yang sangat lemah langsung bergerak membalas genggaman Baekhyun. Walau pelan dan lemah, genggaman itu sangat terasa bagi Baekhyun.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now