(56) New

3.1K 378 16
                                    

      Hari ini hari pertama Adelaide dan Kris bekerja di Clinique des Grangettes, Swiss. Cukup canggung, namun ia bisa mengatasinya dengan tenang. Kris berada disebelahnya, jika Kris saja bisa percaya diri, tentu saja Adel-pun bisa.

Ruangannya sudah disiapkan oleh pihak Rumah Sakit dan mereka menyambut Adel dengan sangat baik dan ramah. Adel cukup lega dengan itu walaupun sebenarnya masih ada perasaan kesal karena ia tidak ditempatkan di Manhattan seperti keinginannya.

"Jangan merengut seperti itu, toh disini kau bisa bertemu Baekhyun.."

Adel tersentak kaget saat Kris tiba-tiba bersuara di hadapannya. Dan ia pikir-pikir sejak kapan pria setinggi tiang listrik itu duduk disana? Aneh sekali.

"Aku mengetuk pintu ruanganmu berkali-kali tapi kau tak menghiraukanku. Jadi, aku masuk saja.."

"Kris.."

"Hm?"

"Padahal aku ingin sekali bertugas di Manhattan, bukan disini.."

Kris menyenderkan punggungnya pada kursi dihadapan meja kerja Adel sambil melihat tangannya. "Baekhyun disini, takdirmu disini, jadi kau akan tetap disini, bagaimana keraspun kau menolak saat itu.."

"Kau pernah dengar, jodoh, rezeki, dan kematian kita telah ditentukan jauh sebelum kita dilahirkan kedunia ini. Jika memang Baekhyun itu takdirmu, tentu kalian tak akan kemana-mana. Seberapapun jauhnya kau menghindar, tetap tak akan bisa karena namanyalah yang sudah tertulis di suratan takdirmu."

"Kau tak bisa menolaknya.."

Adel tersenyum kecut, "sejujurnya aku berharap sekali Baekhyun benar-benar takdirku,"

"Tapi, setelah ku pikir, jika itu terjadi, semuanya akan menjadi sulit.."

Kris menegakkan posisinya lalu berbicara dengan serius, "apa yang ada dalam pikiranmu sehingga kata 'sulit' itu dengan mudah kau ucapkan?" Adel bungkam, bukannya ia tak mau menjawab, tapi dia memang tidak tahu jawaban apa yang bisa ia keluarkan untuk pertanyaan yang bahkan maknanya saja sudah membingungkan Adel.

"Jika yang kau pikirkan adalah 'sulit' dalam artian dia yang membuat hidupmu sulit, jangan khawatirkan itu karena dibalik kesulitan yang kau lewati akan ada kebahagiaan diujungnya. Tuhan hanya sedikit lebih lama mengujimu, karena Tuhan tahu kau wanita yang kuat.."

"Sama seperti saat kau berpikir hidupmu akan berakhir hanya karena peluru kecil yang menancap di dada kananmu, sedangkan Tuhan dengan baik hatinya menyelamatkanmu. Karena Tuhan tahu, banyak yang mengharapkan keselamatanmu, banyak yang mencintai dan menyayangimu. Mereka menunggumu dan Tuhan mengabulkan doa-doa mereka dengan menghidupkanmu kembali."

"Jangan pernah takut untuk merasa sulit."

"Jangan pikirkan penderitaanya, pikirkanlah kebahagiaan diujung sana. Maka kau akan mengerti, apa artinya berjuang."

.
.
.

"Kandungan nyonya Kim baik dan sehat, perkembangan bayinya juga sangat bagus. Terus jaga pola makan bergizinya ya.."

Adel tersenyum dengan tulusnya menatap wanita seumurannya yang tengah hamil muda, dan kebetulan wanita itu adalah orang Korea yang juga tinggal di Swiss. Jadi, dia tidak susah payah menjelaskan hasilnya dengan bahasa Swiss.

"Terima kasih Dokter Choi, minggu depan aku akan kemari untuk mengontrol baby-ku ini, sampai jumpa.."

"Iya, sampai jumpa, hati-hati dijalan."

Setelah memastikan wanita itu benar-benar sudah keluar dari ruangannya, Adel menelungkupkan wajahnya diatas meja, napasnya memburu, gejolak dalam dirinya,  mengundang panas dimata indah gadis itu. Adel mencoba menahannya, sekuat tenaga. Begitulah, setiap saatnya.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now