(58) Back.

3.3K 391 15
                                    

Adel melotot terkejut, tak lama kemudian gadis itu pingsan ditempat.

Tidak itu hanya khayalan Adel, yang sebenarnya terjadi tidak seperti itu. Gadis itu masih berdiri dengan rahang bawah yang jatuh menganga. Jika saja ia bisa berpura-pura pingsan seperti khayalannya agar terbebas dari hukuman pasti akan ia lakukan, namun sayangnya itu tidak mungkin. Jika ia melakukannya, sama saja dia mencari mati.

"Cepat! Tunggu apa lagi?!" Adel tersentak mendegar bentakan gadis galak itu dan lari terbirit-birit.

"Hoi! Adel!" Baekhyun menahan tangan Adel yang dengan seenaknya melewati Baekhyun tanpa menyapanya. "Kau ini sombong sekali." Adel berdecak lalu menyigkirkan tangan Baekhyun dari tangannya dengan gerakan cepat yang terkesan kasar. "Maafkan aku Baek, tapi aku ada urusan penting, bye!" Setelah itu ia berlari begitu kencangnya seperti ia mengejar bus sialan tadi malam sedangkan Baekhyun hanya menggeleng heran ditempat.

Kris yang terlihat sibuk mengamati data yang dipegangnya bahkan tak memperhatikan jalan, Baekhyun tiba-tiba tersulut untuk memarahi Kris yang membiarkan Adel tidur di halte. "Kris!" Baekhyun menghalangi jalan Kris dengan merentangkan tangannya. "Oh? Baekhyun, ada apa?" Tanya Kris dengan wajah santainya seakan ia lupa bahwa ia melakukan kesalahan besar.

"Kenapa kau membiarkan Adel tidur di halte semalaman?"

Kris melotot, "Huh? Di halte? Tidak, dia tidur dengan baik di kamarnya."

"Bodoh, jelas-jelas aku melihatnya tergeletak di halte, bahkan malam itu hujan. Kau pikir kau ini lelaki sejati dengan melupakan teman perempuanmu itu?"

Kris tertegun, ada sesuatu yang menghempas dadanya sampai serasa nyeri. "B-benarkah?" Kris mengakui, dia memang tidak mengecek apartement Adel karena ia pikir ia akan mengusik tidur Adel. Ia tak berpikir juga, apa adel benar-benar pulang ke apartement dengan selemat.

.

Setelah menyelesaikan aksi marah-marahnya pada Kris, Baekhyun menuju lantai dasar untuk menghampiri Adel. Sekedar melihat keadaannya.

"Ad--" Baekhyun yang baru saja mau meneriaki Adel tertahan saat ia melihat Adel keluar dari toilet dengan terburu-buru menuju taman belakang rumah sakit yang begitu sepi untuk mengangkat telpon. Tanpa ia sadari, Baekhyun mengekorinya diam-diam.

"Ada apa Eonni?"

"Tidak, aku hanya ingin bertanya bagaimana kabarmu?"

"Oh, kabarku tidak baik- rasanya aku ingin pingsan."

"Kenapa bisa begitu?"

"Tadi malam aku ketiduran di ruanganku dan aku ketinggalan bus terakhir, hujan turun, baterai ponselku kosong dan aku harus dengan lapang dada tidur di halte."

Baekhyun melotot sambil membekap mulutnya kaget.

"Ya ampun! Badanmu pasti pegal sekali tidur di halte."

"Yah, badanku sangat pegal."

"Ohya, apa Baekhyun masih seperti dulu?"

"Oh, tidak juga. Dia memperlakukan aku dengan baik, tidak seperti dulu."

"Benarkah?"

"Ya, ini terasa seperti CEO Byun yang kutemui jauh sebelum aku terlibat dalam kehidupannya. CEO Byun yang menebar senyum dan keramahannya, CEO Byun yang tegas saat memimpin rapat redaksi dengan para penulis," Adel menghela nafasnya sebagai penjeda.

"Dan CEO Byun yang tak pernah marah padaku-si penulis peraup best seller- Aku menemukan sosok itu kembali disini."

Baekhyun mematung, dadanya sesak bagai terhimpit oleh sesuatu yang Baekhyun sendiri tak tahu apa. Mata pria itu sudah dilapisi cairan sebening krostal yang siap meluncur. Hanya satu dipikirannya sekarang.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now