(27) Awake

3.1K 420 4
                                    

    Jongin, Xiumin dan Hayeon memutuskan untuk berbicara lebih lanjut di kantin rumah sakit. Mereka mengambil tempat diujung yang suasananya sepi, itu semua dilakukan agar pembicaraan mereka tak merembet kemana-mana. Beberapa menit terakhir mereka diam, keheningan menyelimuti ketiganya, tak ada yang berniat membuka suara terlebih dahulu untuk memecah keheningan menyebalkan tersebut. Xiumin yang duduk di hadapan Jongin dan Hayeon beberapa kali berdehem tanpa berniat mengeluarkan suaranya.

Helaan nafas panjang dari Xiumin mendahului kalimat yang akan ia ucapkan, "jadi kau yang selama ini mengirim pesan-pesan itu padaku?" Hayeon masih menunduk menatap gelas berisi jus jeruk yang ia genggam erat-erat tanpa memberikan respon untuk pertanyaan Xiumin. Sedangkan Jongin yang tak tahu menahu tentang masalahnya hanya termangu memperhatikan sikap keduanya.

"Bagaimana bisa kau mengetahui segalanya?" Lagi-lagi mulut Xiumin melontarkan pertanyaan yang Hayeon takut untuk menjawabnya.

"Apa karena kau seorang detektif, kau jadi seberani ini?" Hayeon mengangguk pelan, entah mengapa keberanian yang ada dalam dirinya tenggelam begitu saja saat berhadapan dengan Xiumin. Ia benar-benar tertangkap basah sekarang.

"Jelaskan bagaimana kau bisa mengetahui segalanya tanpa bisa aku duga!" Perintah Xiumin dengan suara antara merendah dan meninggi. Entahlah bagaimana, tapi itu cukup untuk membuat Hayeon takut.

"Noona." Jongin menyentuh bahu sepupunya itu dengan lembut mencoba menenagkan Hayeon agar bisa berbicara dengan Xiumin yang sedari tadi diabaikannya.

"Bicaralah." Lanjut Jongin sambil tersenyum. Hayeon menonggak menatap Xiumin dengan ragu.

"Tak usah takut, aku tak akan marah padamu." Xiumin tiba-tina tersenyum hangat dan membuat hati Hayeon luluh seketika. Sejujurnya, jantung Hayeon sudah berdetak tak beraturan daritadi, perasaannya bercampur aduk antara bahagia berada di hadapan Xiumin dan takut karena telah tertangkap oleh Xiumin.

"Betul, akulah orang yang selama ini mengikutimu, mengawasi Luna dan mencari tahu bukti-bukti itu." Akhirnya Hayeon berani membuka suara.

"Kenapa kau melakukan itu? Darimana kau tahu kejanggalan keluarga Byun?"

Hayeon diam sesaat lalu berujar, "aku adalah detektif dari kasus kecelakaan empat tahun lalu, tepatnya kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tua Luna." Satu penjelasan pertama Hayeon mampu membuat Xiumin terjungkit kaget.

"Bukannya itu kasus 4 tahun yang lalu? Kenapa kau masih ingin mengungkapnya? Dan apa hubungannya dengan keluarga Baekhyun? Ini tak masuk akal!" Cerca Xiumin menghujami Hayeon.

"Itu bukanlah satu-satunya kasus yang aku selidiki tentang keluarga Luna dan keluarga Baekhyun." Xiumin mengerutkan dahinya tak mengerti. Baginya Hayeon memang penuh kejutan yang setiap saat akan membuatnya terperangah.

"Kasus kecelakaan Na Na Yeong, itu ada hubungannya dengan kecelakaan yang menimpa orang tua Luna. Penculikan Sana, adik Luna. Itu juga bagian dari rencana yang telah ayah Baekhyun susun secara rapi."

Jongin yang daritadi memilih bungkam akhirnya bersuara menyimpulkan apa yang Hayeon jelaskan pada Xiumin, "jadi maksud noona, keluarga Baekhyun itu ingin menghabisi keluarga Luna noona?"

Hayeon diam mengalihkan pandangannya dari Xiumin yang menatapnya seakan menuntut penjelasan lebih lanjut. "Aku tak tahu pasti apa masalah mereka, aku belum berhasil menemukan titik terang hal yang membuat mereka seakan ingin menghabisi keluarga Luna. Tapi sejauh ini, sudut pandangku tentang kasus ini berubah. Aku pikir, ada dendam yang ayah Baekhyun simpan untuk membuat Luna menderita. Bukan untuk menghabisi Luna atau keluarganya."

Xiumin mengusap wajahnya kasar, nafasnya terengah mendengar penjelasan Hayeon.

Aku tau kau mencemaskannya. Itulah suara batin Hayeon saat menatap lekat Xiumin yang kini dengan frustasi menutup wajahnya.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now