(31) Lie

3.1K 408 8
                                    

     Matahari dengan percaya diri menampakkan wajahnya diatas dunia. Cahayanya yang sangat terang menuju ke bumi tanpa hambatan apapun dan sampai di dalam ruangan mewah di perusahaan besar ByunStar. Dimeja kerja yang tersusum rapi itu berdiri kokok kaca bertuliskan nama Byun Baekhyun sebagai CEO ByunStar. Kaca-kaca transparan di ruangannya tak menghalangi sinar matahari untuk bertamu kepada Baekhyun yang dengan seriusnya memeriksa berkas pemasaran yang diberi Xiumin kemarin. Televisi berlayar datar dengan lebar 40 inci yang terpasang rapi di tembok ruangan Baekhyun tak jauh dari pintu masuk itu menyala tanpa Baekhyun lirik sedikitpun. Keadaannya malah berbalik, televisilah yang menonton kesibukan Baekhyun sekarang.

Berita-berita kriminal yang mengerikan terlontar dari isi tayangan televisi tersebut. Namun, ada satu berita yang mampu menarik Baekhyun dari kesibukannya. 

"Choi Rae Oh selaku presedir ChoiSung Corp dan Kim Minseok sahabat dari Choi Luna telah mengabarkan kabar duka yang mendalam."

Jeda dari pembawa acara tersebut membuat Baekhyun penasaran juga khawatir. Ada apa dengan Luna? Itulah yang ada dipikirannya sekarang.

"Kenapa tiba-tiba aku jadi gelisah, ya?" Gumam Baekhyun bergerak tak karuan di kursi kebesarannya. Matanya terus menatap tak sabaran kearah televisi.

"Choi Luna, ketua muda ChoiSung corp sekaligus istri pertama CEO Byun Baekhyun dari ByunStar dikabarkan telah meninggal dunia semalam saat baru saja dipulangkan. Penyebab kematiannya tidak diketahui dengan jelas, awalnya gadis dengan pesona yang kuat tersebut mengalami kecelakan empat bulan yang lalu dan mengalami koma panjang. Setelah tak ada kabar beberapa bulan, kabar kematiannya ini benar-benar membuat seluruh orang terkejut. Ada pula beberapa yang sangat menyayangkan nasib gadis cantik itu."

Pikiran Baekhyun langsung buyar begitu saja, tubuhnya mematung seakan sangat berat untuk digerakkan, badannya bagai terhantam dan terkubur oleh tanah longsor, terseret oleh banjir bandang dan tenggelam di lahar gunung berapi. Nyawanya bagai hilang dalam hitungan detik setelah mendengar berita tak masuk akal tersebut. Namun, tak bisa dipungkiri, bibirnya bergetar, matanya menggerling beberapa kali menahan tangis yang sudah diujung kelopak. Dikulum bibirnya agar tak menimbul isakan karena sekuat apapun Baekhyun menahannya tetap saja akan jatuh sia-sia.

Diraih ponselnya dan nama Xiumin adalah tujuan utamanya memegang ponsel tersebut.

"Kau berbohong padaku?" Suara bergetar Baekhyun berkali-kali ia normalkan.

Xiumin yang diam diseberang sana sengaja mendiamkan Baekhyun. Membiarkan pria kejam itu menyesali semuanya.

"Jadi, berita Luna yang sadar dan mengalami kehilangan separuh memori hanya berita palsu?"

"Hyung bicaralah!"

"Aku tak akan tega mengatakan bahwa kondisi Luna sudah memburuk sejak aku memberimu kabar kesadaran Luna."

Baekhyun yang mendengar suara Xiumin dari seberang telfon mencengkram kuat rambutnya dengan frustasi. Setelahnya kepalan tangan yang kuat itu jatuh memukul meja kerjanya. Bukan karena Xiumin, ia marah pada dirinya sendiri yang bahkan tak memperdulikan Luna disaat terakhirnya. Bahkan, Baekhyun belum memberi secarik kebahagiaan tulus pada Luna. Itulah yang membuat ia sangat menyesal.

"Bersabarlah, Luna pasti sudah tenang di alam sana."

"Tapi aku yang tidak akan bisa tenang." Sahut Baekhyun sarkatis.

"Aku sudah bilang berkali-kali padamu. Penyesalanmu tak ada untungnya bagi Luna, toh pada akhirnya nanti kau akan bahagia dan lebih bebas bersama Dara tanpa membebankan pikiranmu dengan kehadiran Luna."

Dada Baekhyin sesak dengan kalimat panjang Xiumin. Itu bisa jadi benar bagi Baekhyun. Cepat atau lambat dia akan melepas kepergian Luna dan menjalani hari-harinya bersama Dara dan calon anaknya. Perlahan Luna akan benar-benar hilang dari kehidupan Baekhyun yang baru.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Where stories live. Discover now