Part 6 {Gara-gara Aidan}

85.9K 4.9K 57
                                    

"Tyo! Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Aidan memintaku untuk menikahinya?!" Abel berujar sedikit emosi, ketika baru saja ia melangkahkan kakinya memasuki ruangan kerja Tyo.

Pria itu mendongak lalu menatap Abel. Seketika wanita itu terkejut dengan wajah lebam yang ditunjukkan Tyo.

"Ap...apa yang sedang terjadi" tanya wanita itu lagi seraya mendekat pada Tyo.

Pria itu menggeleng pelan kemudian tersenyum

"Tidak apa-apa hanya luka sedikit"

"Jangan berbohong! Apa pria angkuh itu yang menghajarmu?"

Tyo terdiam kemudian menggeleng ragu

Abel berdecak kesal, ia yakin sudah pasti pria angkuh itu penyebabnya, tapi mengapa Tyo mesti berbohong untuk hal seperti ini? Mengapa ia masih saja melindungi pria brengsek itu?!

"Tidak usah khawatir Bel, aku baik-baik saja. Lagian tadi Damar sudah memanggil seorang dokter untukku. Dan katanya luka ini tidak terlalu parah, mungkin beberapa minggu bakal sembuh total"

Abel menghela napas pelan. Ia terlalu bingung dengan semua ini. Mengapa masih ada pria sebaik Tyo? Pria itu benar-benar berhati malaikat! Bahkan ia tak marah sedikitpun atas tindakan Aidan yang sudah kelewat batas!

"Tapi tetap saja Aidan harus dihukum! Dia sudah memukulimu hingga babak belur begini" lirih Abel menatap sendu pria itu.

"Sebenarnya ini semua salah paham, Aidan mengira kalau setelah lamaran itu ia harus menikahimu dan menjadikanmu Istri. Padahal sebenarnya aku hanya mengujinya untuk melamarmu saja. Itu bagian dari misi yang aku buat. Tapi respon yang diberikan Aidan jauh berbeda, ia benar-benar murka, ia menganggapku bersekutu dengan Damar untuk menjatuhkannya"

Abel mengangguk paham

"Padahal jika dia berhasil melakukan tantangan lamaran itu, misi yang kedua bisa saja berbeda. Bisa jadi aku akan mengajaknya outbond bersama sebagai tantangan selanjutnya. Tapi ia tak pernah mau mendengarkanku!" ujar Tyo sambil mengelus pipinya yang sedikit nyeri

"Lalu mengapa Aidan menyuruhku untuk menikahinya? Jika ia murka seharusnya ia membatalkan saja taruhan konyol ini?! Jika alasannya hanya karena Apartement, aku yakin ia tidak terlalu mempermasalahkannya, karena yang ku tahu ia amat sangat kaya!"

"Kau belum terlalu mengenalnya Bel! Aidan itu orang yang terlalu Ambisius. Sejak dulu ia selalu ingin menjadi yang pertama. Jika aku atau Damar yang berada di atasnya ia akan murka dan mencari cara agar dirinya bisa menggeser kedudukan kami. Tentu saja jika ia mundur dari taruhan ini, baginya itu sama saja menginjak-injak harga dirinya"

Abel berdecih. Pria angkuh itu benar-benar gila hormat! Ya....Abel mengakui kalau dulu ia juga seperti itu, tapi ia rasa, dirinya masih bisa mengalah dan tidak sejahat itu!

"Lalu apa yang mesti aku lakukan sekarang Tyo? Bagaimana mungkin aku menikah dengan pria jahat seperti dia?"

Tyo menghembuskan napas berat, kemudian memandang Abel sendu

"Maaf Bel, sepertinya kau harus tetap mengiyakannya. Karena aku yakin Aidan tak akan melepaskanmu begitu saja. Jika kau menolaknya kemungkinan besar dia akan menyakitimu" lirih Tyo frustasi

Abel terdiam

"Jika kau berpikiran mengapa aku tidak menghentikan saja taruhan konyol ini. Jawabannya tetap sama yakni tidak mungkin"

Abel mengerutkan kening meminta penjelasan

"Karena Aidan berpikir kalau aku dan Damar mungkin seorang pengecut. Jika hal itu terjadi ia sudah pasti akan terus merendahkanku dan menganggapku pecundang. Maaf karena aku melibatkanmu dalam misi gila ini, maaf mengorbankanmu.." lirih Tyo sendu

Abel menghela napas pelan. Tentu saja ini bukan salah Tyo, pria itu sudah benar-benar baik padanya. Mungkin sekarang lah waktu baginya untuk membalas segala kebaikan pria itu. Mungkin hal ini bisa jadi cara agar ia bisa mengurangi segala dosa-dosannya dahulu dan membalas jasa pria baik ini.

"Tidak apa-apa Tyo. Aku mungkin bakalan senang jika aku bisa membalas jasa-jasamu dengan menyetujui taruhan ini. Lagian aku tidak selemah itu kok, Aku bisa mengatasi Aidan"

Tyo mendongak

"Tenang saja, aku bukan seseorang yang dapat ditindas dengan mudah" sambung Abel seraya menepuk bahu pria itu sambil tersenyum.

"Terima kasih ya" sahut Tyo sambil tersenyum.

🥀🥀🥀

Aidan mengacak rambutnya frustasi. Sekarang ia bingung mesti melakukan apa. Menikahi wanita jelek itu? Sungguh itu adalah petaka besar baginya!

Huh! Jika saja tadi ia tidak menantang Damar. Pastinya tantangan konyol ini takkan pernah ada! Sungguh ia sangat menyesal sekarang!

Tapi tidak mungkin ia mundur begitu saja! Itu sama saja menjilat ludah sendiri dan Aidan tidak mau berperilaku layaknya banci! Apa kata mereka nanti? Mereka pasti akan merendahkan derajatnya! Dan mengejeknya habis-habisan!

"Ah! Wanita jelek itu perusak semuanya! Dia benar-benar ZONK!" geram Aidan kesal

Jika saja calon pengantinya nanti berwajah rupawan seperti Jeanny dan Netta tentu saja Ia akan dengan senang hati menerima pernikahan ini! Tapi sayang, itu cuma hayalannya saja! Nyatanya ia berpasangan dengan wanita jelek super jutek itu! Mau tak mau, itulah calon pengantinnya nanti!

"Cih! Taruhan konyol ini benar-benar membuatku kesal!!!"

Aidan lantas mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, kemudian menyalakannya dan menghisapnya perlahan.

"Dapet keturunan rupawan dari wanita jelek itu? Ah! Itu sama saja bermimpi menjadikan kodok sebagai seorang putri"

Aidan menghembuskan napasnya, membuat kepulan asap terlihat

"Jangan harap wanita itu bermimpi untuk ku sentuh, bahkan melihat wajahnya saja aku benar-benar muak!" kesal Aidan seraya bangkit. Ia menghampiri sebuah jendela besar yang membuatnya bisa melihat pemandangan indah dari atas gedung pencakar langit miliknya.

"Keturunan rupawan? Tentu saja aku bisa memilikinya! Aku bisa mencarinya di panti asuhan atau mengadopsi seorang anak dari keluarga tak mampu!" Aidan kembali menghisap rokoknya seraya memandang keramaian jalan dibawahnya

"Ah! Atau mungkin aku mencari wanita cantik untuk mengandung anakku. Tentu mereka hanya perlu uang untuk itu. Aku bisa membayar mereka berapapun asalkan bayi yang terlahir nanti benar-benar rupawan"

Aidan berbalik menghampiri sofa. Lalu menyenderkan punggungnya dikursi berbusa itu.

"Pastinya banyak wanita yang dengan senang hati kutiduri, tanpa aku harus memaksanya" Aidan menaruh rokoknya di asbak. Kemudian mengambil sebuah foto yang terdapat di meja dan mengamatinya dengan sinis

"Lihat saja, lo nggak bakalan tenang setelah ini" ujarnya kearah foto itu seraya tersenyum licik.

🕊️🕊️🕊️

Tbc...

Bukan ZONK! Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu