Part 26 {Flashback}

66.5K 3K 8
                                    

Seminggu sudah Abel berada di Bali, dan selama itu pula tak ada tanda-tanda Aidan akan datang. Bahkan telepon dan berkirim pesan pun juga tak ada. Sebenarnya Abel tak terlalu perduli akan hal itu, hanya saja sekarang di sungguh bosan dengan rutinitasnya yang setiap hari hanya dikamar. Tentu kalian berpikir kenapa Abel tidak jalan-jalan saja? Ah! Sudah tentu jawabannya sama 'Abel tak memiliki uang!'

Ya...memang benar, orang semacam Aidan itu ' Sungguh sangat pelit!' tak sepeserpun pria itu membagi uangnya pada Abel. Bisa apa sih Abel selain makan-makanan yang tersedia dikulkas dan juga masakan buatan Emin?

"Emin. Abel ada ide nih" ujar Abel tiba-tiba sembari memanggil Emin yang tengah berkutat dengan sayurannya.

Spontan Wanita itu mendekat ke arah Abel

"Apa nona?"

Tanya Emin, sedikit kepo

"Mulai sekarang, Abel mau cari kerja sampingan"

Mata Emin membulat sempurna mendengar ucapan majikannya.

"A...apa Emin nggak salah dengar? No....nona ingin kerja?"

Abel mengangguk antusias.

"Ehm...maaf sebelumnya nona, sepertinya tuan takkan mengijinkan nona"

Abel berdecak, kemudian berkacak pingang menghadap ke arah Emin.

"Mangkanya jangan beri tahu pria angkuh itu!"

"Tentu tidak bisa nona, itu sudah menjadi kewajiban saya. Melaporkan setiap gerak-gerik nona"

Abel menghela napas kasar.

"Ish! Tugas itu kan kalau Abel macam-macam! Nah, sekarang itu abel cuma satu macam aja! Abel cuma mau kerja biar dapet uang kayak Emin!"

Wanita gempal itu terkekeh mendengar ucapan majikannya.

"Abel juga pengen punya uang Emin....kamu nggak ngerasa kasihan gitu sama Abel?"

Emin tentu menggeleng.

"Ih kenapa? Kamu beneran nggak kasian ya?"

"Nona ini gimana sih. Nona itu kan majikan saya pasti banyak uangnya. Kalau nona tidak kerja dan tidak punya uang, kenapa nona tidak minta saja pada Tuan?"

Abel berdecak, kemudian menjatuhkan dirinya disofa

"Tuan kamu itu P.E.L.I.T! mana mau dia kasih uang Abel cuma-cuma"

"Kenapa begitu nona? Bukankah kalian suami istri ya?"

"Memang kelihatannya seperti itu?!" sinis Abel

Emin dengan ragu menggeleng

"Nah! Fisik kamu saja tidak setuju! Berarti Abel bukan istrinya!"

"Terus nona siapanya Tuan?" refleks Emin bertanya.

Abel terdiam. Haruskah ia menceritakannya pada Emin?

"Ehm....maaf nona maksud saya bukan seperti itu" Emin berujar tak enak setelah ucapannya barusan

Abel menghela napas panjang. Mungkin saatnya dia menceritakan kisah memilukan ini pada Emin. Satu-satunya orang yang mengangapnya 'ada'

"Tidak apa-apa. Emin tidak salah" ujar Abel pelan, sembari menyuruh Emin ikut duduk

"Apa Emin mau mendengar kisahku?" tanya Abel, ketika wanita gempal itu duduk di sampingnya

"Jika nona tidak keberatan Emin selalu siap mendengarkan"

Abel tersenyum

"Kami memang suami-istri, namun itu hanya setingan belaka"

Emin mengernyit. Apa untungnya seperti itu?

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now