Part 27 {Secercah Harapan}

62.3K 2.6K 5
                                    

Ini masih lanjutannya yang 'Flashback' kemarin ya...

Pria kurus itu berhasil membebaskan Abel, Netta dan Jeanny keluar dari kapal barang tersebut. Dirinya lantas membawa ketiganya menjauhi dermaga itu. Dengan dibantu 2 orang temannya yang lain. Masing-masing dari mereka menjaga tiga wanita itu agar tak dapat kabur begitu saja.

Sudah tentu pria kurus itu mengetahui seluk beluk dermaga ini, jalan utama, maupun jalan tikus alias jalan pintas sudah dihapalnya diluar kepala. Jadi jangan heran akses nya untuk membawa ketiga wanita tersebut keluar semudah dirinya membalikkan telapak tangan.

Kini pria kurus itu membawa mereka kesebuah hutan yang letaknya sedikit jauh dari dermaga. Pria itu mengikat ketiganya disebuah pohon besar yang terlihat sedikit menyeramkan.

"Kenapa kalian membawa kami kesini?" tanya Abel ketika salah seorang pria botak mengikatnya bersebelahan bersama Jeanny dan Netta, mereka diikat melingkar mengelilingi pohon itu.

"Cepat katakan pabrik tersebut dimana?!" bentak pria kurus itu diikuti si pria botak dan seorang temannya yang memiliki Codet di dagunya.

"Kalau kalian mau tau, ya lepaskan kami dulu!" kesal Abel diangguki kedua temannya

"Tidak bisa!! Beritahukan dulu dimana letak tempat itu! Baru nanti kami akan membebaskan kalian!!" sahut si codet

Abel berdecih, sekarang ia harus berpikir lagi bagaimana cara untuk kabur dari ketiganya.

"Mengapa kalian diam?!" Kesal si Pria kurus itu lagi, sembari menatap lekat kedua mata Abel. Sementara itu kedua temannya yang lain hanya menunduk takut.

"Sssttt..." bisik Abel pelan. Membuat orang disekitarnya mengernyit bingung

"Apa kalian tidak tau kalau tempat ini sangat angker?" bisik Abel pelan. Ketiganya terdiam kemudian mengamati keadaan disekeliling mereka.

Rumput-rumput menjulang tinggi, semak belukar dimana-mana,
Pepohonan begitu besar dan terkesan menyeramkan. Langit seolah tertutup dengan dedaunan rimbun dipohon, hanya sedikit celah cahaya yang mampu menembus tanah. Di ujung kanan mereka terlihat sebuah rawa, airnya kotor dan berlumpur, tak lupa enceng gondok ikut memenuhi rawa itu. Sesekali terdengar suara berdesis atau suara aneh lainnya.

"Kalian dengar kan?" tanya Abel lagi serius.

Jujur ia sedikit merinding sekarang, padahalkan awalnya Abel hanya mencoba menakut-nakuti mereka. Tapi mengapa sekarang ia juga merasa ketakutan?

"Pliss lepaskan kami" lirih Netta ikut membuka Suara

Sementara itu si pria botak dan si codet menatap kearah pria kurus, meminta persetujuan. Sebenarnya mereka juga merasa merinding sekarang, apalagi ketika seekor gagak hitam terbang disekitaran mereka dengan mengeluarkan suara-suara yang mampu membuat bulu kuduk meremang.

"Gimana?" tanya mereka bersamaan

Si pria kurus tak langsung menjawab, ia memegang tengkuknya mencoba berpikir.

Sementara itu Abel mencoba berbisik pelan kepada Jaenny dan Netta

"Setelah mereka buka ikatannya, kita harus cari cara buat kabur. Jika berhasil Kita berpencar dan cari jalan ramai juga bantuan agar ketiga orang itu tidak bisa bertindak macam-macam"

Jeanny dan Netta mengangguk.

"Ya sudah"

Abel mendongak, mendengar pria kurus itu berbicara. Dan kedua orang lainnya langsung mendekat kearah mereka.

Ketiganya melepas ikatan tersebut dengan pisau, sembari mencengkram kuat masing-masing lengan wanita itu agar tidak kabur.

Mereka tak mengikat ketiganya karena sudah tidak ada tali yang mereka bawa. Tali tersebut telah tertambat dipohon dengan ikatan yang sangat sulit dibuka makanya pria-pria itu menggunakan pisau sebagai senjata andalannya

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now