Part 12 {Abel Sakit?}

79.2K 3.9K 43
                                    

Seperti biasa dering alarm membangunkan Aidan dari tidur nyenyaknya. Setelah beberapa saat terduduk dirinya lantas bergegas menuju kamar mandi. Ketika ia akan mengenakan setelan kerja, dirinya lantas teringat kalau hari ini adalah weekend. Dan kemungkinan besar ia hanya akan menghabiskan waktunya disini. Aidan lantas mengambil kaus polo berwarna biru dan juga celana santai sepanjang lutut. Setelah ia rasa penampilannya sudah cukup memuaskan, dirinya lantas beranjak menuju pantry untuk membuat sarapan

Ia mengambil kentang, wortel dan juga kol dari dalam kulkas, hari ini ia berniat membuat sup sayuran sederhana, mengingat dirinya tidak terlalu pandai dalam hal masak-memasak. Setengah jam berkutat dengan masakan, akhirnya sup itu matang. Meskipun sederhana, masakan buatan Aidan sudah tentu sangat mengugah selera, apalagi jika keadaan sedang kelaparan seperti saat ini.

Aidan menaruh mangkuk sup itu dimeja makan, tak lupa nasi yang tadi sempat ia masak. Diambilnya segelas air putih dan juga piring dari raknya. Ia hendak menyendokkan nasi tersebut ketika terdengar suara "brukk" dari arah balkon.

Spontan Aidan teringat sesuatu, ia ingat kalau Abel kemungkinan besar masih berada di sana. Tanpa buang waktu dirinya langsung membuka pintu menuju balkon dan langsung terkejut mendapati Abel yang tergeletak dilantai dengan wajah pucat pasi. Aidan mengerutu tertahan, kemungkinan besar ini salahnya!

Cepat-cepat pria itu menggendong Abel ala bridal style menuju ke kamar wanita itu. Sampai disana Aidan lantas membaringkannya perlahan dengan rasa bersalah yang masih meliputi dirinya.

Aidan menyentuh kening Abel dan tersentak, menyadari suhu tubuh wanita itu yang terasa sangat panas. Buru-buru ia menuju pantry untuk mengambil air dingin, baskom dan juga handuk kecil untuk mengompres dahi Abel.

"Maaf" gumam Aidan pelan sambil meremas handuk kecil itu dan menaruhnya di dahi Abel.

Abel masih tak bergeming

Aidan lantas menuju kamarnya untuk mengambil minyak kayu putih, kemudian berbalik kembali menuju kamar Abel.

Didekatkannya botol minyak itu kehidung Abel. Bau menyengat tersebut spontan membangunkan Abel dari rasa pusingnya.

Abel mengernyit heran ketika menemui Aidan tengah menatapnya sendu. Ini tidak seperti biasanya, terlihat jelas kalau pria itu sedang mengkhawatirkannya sekarang

"Ehm...lo..ke..kenapa?" lirih Abel pelan sembari memijit keningnya yang terasa sangat pusing.

"Dan..ke..kenapa lo disini?"

Aidan hanya diam, bingung. Perlahan Aidan menghela napas pelan kemudian berdiri dari sisi ranjang Abel.

"Jangan banyak tanya, sebentar gue bakal balik lagi"

Abel hanya mengangguk heran namun tak lagi protes. Ketika Aidan berlalu ia baru sadar kalau ada sesuatu yang menempel di dahinya. Dan ia rasa itu adalah sebuah handuk basah. Abel meraba dirinya, dan ternyata panas

"Aku sakit?" gumamnya pelan.

Seketika ingatan itu pun muncul. Ia ingat kalau semalam dirinya tertidur di balkon. Ia ingat setelah menghamburkan seisi rumah karena kesal, dirinya merasa lelah dan lantas bersantai kembali Ayunan itu, tak sadar dirinya ternyata jatuh tertidur.

Dan ketika ia bangun hari sudah sangat gelap. Perlahan ia hendak berjalan masuk menuju kamar. Namun sialnya pintu terkunci, Abel mencoba mengedor-gedornya namun sama sekali tak ada sahutan dari dalam. Abel lantas kembali ke ayunan itu lagi mencoba untuk tidur kembali. Namun hawa dingin yang menusuk kulit, sontak membuatnya menggigil, apalagi ia hanya mengenakan kaos lengan pendek dan celana jeans selutut. Ia mencoba bertahan dengan dinginnya malam. Hingga pagi menjelang rasanya tubuh Abel langsung melemah.

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now