Part 66 (Sesal)

82.8K 3.8K 300
                                    

Brak!!!

Aidan membanting pintu kamarnya dengan keras. Pria itu menahan amarah juga penyesalan yang melingkupinya.

Tak lama kemudian susulan suara- suara benda lainnya yang saling dilemparkan secara membabi buta mampu memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya

Namun Aidan tak perduli! Ia hanya berusaha meredakan rasa sesak dihatinya. Rasa ini begitu menyakitkan seolah tak memiliki penawar apapun juga.

Hingga tak berlangsung lama. Ruangan tersebut telah porak poranda dengan berbagai benda yang terhambur disekelilingnya. Pecahan kaca, buku, selimut, bantal dan benda lainnya di sekeliling Aidan berserakan dimana saja. Ruangan tersebut tak ubahnya menjadi medan perang

Suara berdebam benda-benda pun semakin keras terdengar tatkala pria itu tak juga menghentikan aktifitas brutalnya. Bahkan Aidan pun tak perduli lagi ketika beberapa bagian tubuhnya terkena pecahan kaca ataupun benda-benda keras lainnya.

Aidan tak perduli semua luka itu! Yang harus ia lakukan hanyalah meredakan rasa sesak ini sesegera mungkin!

Dan bagaimana cara Aidan untuk mengenyahkan perasaan bersalah ini? Bagaimana cara Aidan untuk menebus semua penyesalan ini? Dan bagaimana cara Aidan untuk bertemu Abel kembali dan meminta maaf wanita itu?

Abel. Wanita yang ia sia-siakan dulu bolehkah Aidan kembali berharap padanya? Bisakah Aidan meminta pada sang waktu untuk kembali bersua pada wanita itu? Bisakah Aidan mengubah semua hal buruk ini agar tak pernah terjadi? Dan bisakah Aidan berharap agar ia kembali dipertemukan dengan Abel?

Abel....Dimanakah sekarang ia berada? Bagaimanakah keadaannya? Bagaimanakah kondisi kehamilannya? Bagaimanakah kondisi anak mereka?!

Berbagai pertanyaan itu datang silih berganti di kepala Aidan. Entah mengapa mengetahui Abel telah pergi dari hidupnya membuat rasa sakit itu baru terasa dihatinya. Sebelum ini Aidan tak pernah merasakaan perasaan sesakit ini, perasaan sakit ini tentu saja lebih besar dibanding ketika Atheya memilih pergi bersama Saga.

Aidan tak tau perasaan apa yang kini melingkupinya. Rasanya benar-benar menyakitkan. Rasa ini lebih sakit dibanding saat dirinya digilir menjadi samsak oleh orang-orang yang membencinya. Rasa ini begitu menyakitkan hingga Aidan merasa hampir mati karenanya!

"ARGHH.... ABEL!!! " Teriak Aidan keras seraya mengacak rambutnya frustasi

Aidan terduduk dipojok ruangan dengan pandangan menunduk. Menahan rasa yang sangat menyakitkan dihatinya. Aidan benci... Aidan sangat membenci perasaan ini! Kenapa ia merasa begitu lemah? Kenapa semua ini membuatnya mati rasa? Kenapa Aidan baru menyadari semua ini sekarang? Kenapa?!

Bukankah seharusnya ia merasa senang atas kepergian Abel itu? Bukankah memang hal seperti inilah yang ia tunggu sejak dulu? Melihat Abel pergi jauh dari hidupnya dan tak mengusiknya lagi?!

Tapi kenapa semuanya terasa berbeda? Bukankah harusnya rasa bahagialah yang sekarang melingkupinya?, tetapi mengapa hanya ada rasa sakit dan sesak yang ia rasakan?!

Dan Abel...!
Sekarang Aidan sudah tak perduli lagi atas semua bukti tentang kehamilan Abel itu! Sekarang Aidan sangat yakin bahwa anak itu adalah darah dagingnya! Buah cintanya bersama Abel!

Aidan tau ia memang bersalah atas semua ini. Aidan tau sikapnya kelewat batas atas tindakannya pada Abel. Ia memang bodoh karena dengan seenaknya mendorong wanita itu begitu saja disaat Abel tengah Hamil besar dan membuat celaka wanita itu bersama anaknya!

Aidan tak tau lagi bagaimana ia mengutuk dirinya sendiri atas kelakuan bejatnya itu! Bagaimana cara ia menebus semua rasa bersalah itu?!

Sekarang Aidan benar-benar kehilangan wanita itu besarta buah cinta mereka. Aidan pun sama sekali tak tau bagaimana keadaan mereka berdua setelah tindakan brutalnya tersebut!

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now