Part 14 {1001 Cara Aidan}

69.9K 3.8K 34
                                    

"GUE MINTA CERAI !!!" Teriak Abel lagi untuk kedua kalinya.

Aidan terdiam. Namun didetik berikutnya ia tertawa, keras sekali. Sesekali terlihat pria itu memegangi perutnya yang terasa geli. Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu, yang jelas sikapnya ini benar-benar membuat Abel geram.

"AIDAN !!!" teriak Abel lagi, nyaring. Sungguh saat ini Abel sangat muak melihat seseorang dihadapannya ini. Ingin saja ia 'memutilasi' pria ini sekarang juga!

Aidan diam, kemudian melirik Abel sambil tersenyum simpul.

"Memang lo sanggup bayar denda yang gue ajukan?" Aidan berujar datar, Abel mengernyit bingung. Tidak mengerti maksud pria gila di hadapannya ini

"Apa maksud lo, heh?"

Aidan terkekeh, sembari mengeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian pria itu berjalan menuju kursi kebesarannya dan terduduk disana.

"Gue bilang, lo sanggup bayar denda?"

Abel mendengus, ia masih tidak mengerti apa yang sebenarnya dibicarakan 'suaminya' ini?

"Denda apaan sih?! Gue nggak pernah menjanjikan denda apapun itu!" kesal Abel

Aidan menyenderkan bahunya dikursi, sembari mengamati Abel dengan wajah cemberutnya

"Itu karena lo nggak sadar, dan...lo itu terlalu bego" Aidan berujar sarkastis. Abel tanpa sadar mengepalkan tangannya kuat, kembali menahan segala emosinya. Karena percuma saja ia melawan, kekuatannya tak sebanding dengan Kekuasaan milik Aidan.

"Terserah apa kata lo! Tapi gue minta jelaskan apa yang lo maksud tadi!!" ujar Abel tak sabar.

Aidan terkekeh kemudian, mengambil remote di laci mejanya lalu menekan tombol power kearah LCD yang sebelumnya sudah ia sambungkan ke Laptop dan seketika itu juga Layar besar dihadapan Aidan menyala menampilkan sebuah lembaran surat perjanjian yang telah di Scanning.

"Ap..apa i..tu?" lirih Abel tak percaya dengan pengelihatannya. Diusapnya berkali-kali kedua matanya, namun semuanya nyata dan bukan halusinasinya semata

"Lihat kan, Surat itu? Pasti lo bakalan ngerti apa maksud gue" ujar Aidan datar sembari tersenyum sinis

Abel terdiam, pikirannya kembali berkecamuk. Sungguh ia tidak mempercayai semua ini. Apakah ini mimpi? Tapi kenapa rasanya sangat nyata!

"Jadi...sekarang turuti apa perintah gue, kalau lo nggak mau bernasib lebih sial dari ini" ujar Aidan sembari tersenyum simpul.

Abel menghela napas berat, kemudian langsung berlalu pergi meninggalkan Aidan yang tersenyum puas.

🥀🥀🥀

"Pastikan berita kedatangan wanita gila itu tidak sampai ketelinga Tuan Sanderson! Dan juga, pastikan seluruh karyawan tutup mulut atas kekacauan itu!" tegas Aidan pada Asistennya Salli.

"....."

"Oh iya, awasi pula wanita gila tadi, jangan sampai ia bertindak diluar batas!" sentaknya keras, kemudian langsung menutup telepon itu sepihak.

Kembali Aidan menyenderkan tubuhnya dikursi lalu mengkontak seseorang lainnya

"Halo" sapanya duluan, ketika sambungan itu telah terhubung

"....."

"Carikan seorang bodyguard wanita sekarang!"

"...."

"Tidak usah banyak bertanya! Lakukan saja sesuai perintah!"

"....."

"Oke aku tunggu!"

Bukan ZONK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang