Part 30 {Anugerah atau bencana?}

70K 3.2K 21
                                    

Abel menatap nanar 5 buah tespack dihadapannya. Benda itu serentak menujukkan 2 garis yang sama. Seakan sadar seketika itu juga tubuh Abel langsung lemas. Buru-buru Emin menyangga tubuh wanita itu dan lantas memapahnya menuju tepi ranjang.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan Emin?!" tanya Abel frustasi. Sekarang ini Abel tak tau lagi bersikap seperti apa. Berita ini sungguh mengguncang jiwanya. Haruskah ia bahagia mendengar berita ini? Atau malah sedih? Hah! Abel benar-benar bingung sekarang!

" Sebaiknya nona menghubungi Tuan sekarang, dan katakan yang sebenarnya" ujar Emin antusias. Kelihatan sekali kalau wanita tersebut benar-benar bahagia mengetahui kabar kehamilan Nyonya-nya

Spontan Abel menggeleng keras. Bagaimana mungkin ia membocorkan berita ini pada si Angkuh itu?! Bagaimana nasibnya jika Aidan benar-benar tau kabar ini? Abel yakin pria itu bakalan murka dan langsung menendang Abel jauh-jauh dari sini!

"Tidak Emin, Berita ini harus dirahasiakan! Aku tidak mau jika si Angkuh itu mengetahui kabar ini! Itu sangat berbahaya!" jawab Abel ketus. Sungguh ia takkan bisa membayangkan apa yang terjadi, mungkin saja pria itu langsung menyuruh Abel untuk segera mengugurkan kandungannya bukan?

"Kenapa harus dirahasiakan nona? Bukankah Tuan akan senang mendengar kabar baik ini?" tanya Emin lagi binggung

"Baginya kabar ini sangat buruk Emin! Jika semua itu terjadi, pasti 'Tuan' mu itu langsung menyuruhku mengugurkan janin ini!"

Emin terkesiap, benarkah apa yang dikatakan nonanya itu? Sekejam itukah Tuan Aidan?

"Tapi mengapa nona?"

Abel menghela napas panjang, kemudian menatap ubin dibawahnya.

"Karena ia takkan pernah sudi menerima anak ini Emin. ia terlalu jijik melihatku, terlebih mengetahui aku yang mengandungnya" lirih Abel sendu. Sekarang tanpa disadarinya buliran air telah membasahi pipinya. Wanita itu menangis.

Emin terkesiap. Segera ia merengkuh tubuh lemah Abel dalam dekapannya

"Aku mohon Emin...jangan beritahukan padanya...." ujar Abel lagi tergugu.

Emin mengangguk ragu, namun ia tetap mengiyakan ucapan majikannya itu.

"Baiklah nona, tapi Emin mohon nona jangan sedih" balas Emin ikut terisak.

🥀🥀🥀

"Sudah berapa bulan?" tanya Aidan datar pada wanita dihadapannya

"Jalan 3 bulan Ai"

Pria itu mengangguk, kemudian menghela napasnya kasar.

"Aku mohon Ai, tolong berikan aku tempat untuk merahasiakan kehamilanku ini! Aku tak mau sampai keluargaku tau" lirih wanita itu lagi seraya mengusap beningan air dimatanya

"Apa kau menyayangi anak itu?" tanya Aidan seraya mengamati perut Atheya yang masih terlihat datar

Wanita itu terdiam

"Kalau tidak bukankah lebih baik kau mengugurkannya saja? Itu lebih mudah kan?" ucap Aidan Enteng. Dan spontan membuat wanita di hadapannya geram

"Jangan berbicara seperti itu Ai! Bagaimanapun juga dia anakku!" kesal wanita itu

Aidan terkekeh

"Jika kau tak mau mengugurkannya, aku punya penawaran lain yang lebih bagus untukmu"

Atheya menaikan sebelah alisnya, penasaran

"Apa?"

"Berikan anak itu padaku ketika ia lahir, dengan begitu aku yang akan mengurusnya. Dan kau bebas setelahnya. Bagaimana?"

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now