Aksa mengusap peluh yang membanjiri pelipisnya. Napasnya sedikit terengah ketika ia mencari bantuan untuk membantu persalinan yang akan terjadi pada Atheya.
Ketika sudah didapatnya bantuan dan Saga kembali sibuk menemani wanita itu, kini tinggalah Aksa yang hanya berdiam diri diruang tunggu
Pikirannya berkecamuk mendapati segala peristiwa yang terjadi beruntun dihari ini. Terlebih mengetahui Atheya yang ternyata turut terlibat
Aksa kembali memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri. Jujur saja ia sangat binggung mengetahui semua ini. Terlebih kehamilan Atheya dan persalinan wanita itu kini
Lantas bagaimana dengan Abel?
Abel!
Aksa tersentak. Sedetik kemudian ia langsung beranjak gelisah mencari keberadaan wanita itu.
Secepatnya ia harus menemukannya dan segera meminta maaf. Meminta kesempatan kedua untuk bisa bersua kembali
Aksa terus berlari sambil menanyakan ke beberapa perawat tentang pasien yang bernamakan Abel. Ia harus bertemu dengan wanita itu! Tentu saja!
Pada akhirnya satu informasi ia dapatkan dari seorang perawat wanita yang mengetahui tentang pasien bernama Abel
'Ruang Dandelion no 11'
Itu yang diucapkan perawat bertubuh gemuk itu.
Aksa terus melangkahkan kaki menuju ruangan itu. Ia tak sabar lagi untuk menemuinya. Meminta maaf dan meminta kesempatan untuk kedua kalinya
Senyum aksa mulai merekah ketika diujung sana ia menemukan 'Ruang Dandelion' yang di maksud. Segera ia berjalan dengan semangat
Namun...
"Aksa! Aksara Fellion? Benarkah itu anda?! "
Seketika badan Aksa menegang, bersamaan dengan kilatan blitz juga kerumunan wartawan yang tiba-tiba saja mengerubunginya secepat kilat
Aksa hanya bisa terdiam mematung menahan segala amarahnya yang mulai naik kepermukaan.
'Abel. Aku ingin menemuimu, kenapa sulit sekali? ' batin Aksa berucap lirih
***
Nusa Dua, Bali.
Pada Akhirnya Aidan sampai juga dipulau Dewata itu. Kakinya melangkah cepat untuk bisa sampai ketempat yang dimaksudkan
Pikirannya berkecamuk. Menebak-nebak kejutan apa yang akan ia dapatkan nanti
Tentu saja ia yakin bahwa asumsinya-lah yang paling benar
Sangat tidak mungkin jika Abel hamil! Terlebih jika bayi yang dikandung wanita itu adalah anaknya, sungguh itu adalah hal paling mustahil yang tidak mungkin terjadi
Tentu saja!
Aidan langsung bergegas memasuki mobil yang baru saja menjemputnya. Kemudian menyuarakan alamat hotel yang waktu itu ia tempati
Butuh waktu 20 menit untuk menuju hotel berbintang lima itu. Tanpa berbasa basi lagi Aidan langsung melangkahkan kakinya dengan terburu.
"Ada yang bisa saya bantu" seorang resepsionis wanita bertanya pada Aidan sambil tersenyum ramah
"Reyden, apakah dia ada? "
Resepsionis itu nampak sedikit terkejut dengan pertanyaan Aidan.
" Maaf sebelumnya. Apakah anda sudah membuat janji pada Tuan Reyden? " Resepsionis ber-name tag 'Aruna' itu kembali bertanya.
Membuat Aidan mendengus keras karena kesal.
YOU ARE READING
Bukan ZONK!
Romance"Jadi gue harap lo bisa akting" Abel mendongak menatap bingung Aidan "Akting? Untuk apa?" Aidan berdecak. "Hamil!" bentak Aidan ketus. Abel terkesiap Akting hamil? Padahalkan dirinya memang benar-benar hamil! Kegilaan macam apa lagi ini! "Gue harap...