Part 55 {Bertahan atau Pergi}

70.4K 3.3K 79
                                    

"kenapa bel?  Kenapa kau tak memberi  tahukan semuanya?"  Atheya kembali  bertanya  ketika dirasa Abel hanya diam membisu.  Wanita  itu tertunduk dalam sembari mencengkram erat ujung  daster yang dipakainya.


"Kenapa menyembunyikan semuanya Bel? Kenapa  tak jujur  saja?" Atheya kembali mendesak Abel untuk menjawab segala Pertanyaannya.  Wanita cantik itu mendekat pada Abel yang masih tertunduk dalam.  Tentu Atheya tak tau pasti apa yang kini Abel rasakan setelah pertanyaan itu terlontar dari  bibirnya.  Hanya saja Atheya merasa kalau tubuh Abel sedikit  gemetar sekarang

"Bel,  kau tak apa-apa kan? " cemas Atheya  lagi,  ketika dirinya mendengar isakan kecil yang tiba-tiba saja terdengar

" Bel-"

"Jika aku mengatakan semuanya,  apakah keadaan akan berubah? Akankah Aidan akan percaya padaku?" Ujar Abel tiba-tiba sembari menatap lirih Atheya yang juga  balas menatapnya

"Bel.. "

" Enggak kan They? Semuanya akan sama saja!  Takkan ada perbedaan  sedikitpun!  Lantas apa gunanya aku bersusah payah menjelaskan semuanya,  jika pada akhirnya hanya kaulah yang menjadi prioritas  Aidan!
Bahkan sekedar melihatku saja ia takkan sudi! Apalagi mendengar penjelasanku yang menurutnya tak masuk akal ini.  Bukankah kau pernah mendengarnya sendiri tentang hal itu? " jelas Abel disela isakannya.

Atheya diam.  Ingatannya kembali  berkelana pada kejadian beberapa bulan  lalu.  Dan bukankah segalanya sudah terjawab saat itu juga. Bagaimana tak percayanya Aidan pada ucapan Abel saat itu mengenai kehamilannya

" Meski aku berkata benar dan jujur sekalipun,  takkan pernah mengubah persepsinya tentangku! Kau tau kan?  Baginya aku hanyalah seonggok sampah yang tidak berharga ?  Wanita jelek yang ia anggap tidak memiliki perasaan dan layak untuk disakiti? Lantas apa gunanya aku menjelaskan semua ini!" geram Abel marah disela isakkannya yang coba ia redam

"Bel. a. .. aku hany-"

"Tak usah diperjelas lagi They. Sekarang aku terlalu lelah untuk membahas masalah ini" Abel menghembuskan napas keputusasaannya nada suaranya terdengar melemah

Atheya bergeming

"Hanya saja-" Abel menghentikan kalimatnya sejenak menatap wajah cantik Atheya secara intens.  Wanita itu menatap netra indah Atheya lekat

"A.. Aku mohon jangan sekalipun memberitahukan semua ini padanya.. Kumohon... " Abel menangkupkan kedua tangannya seolah memohon,  tak bisa ditahan lagi olehnya.  Isakkan itu kembali terdengar gemanya untuk kesekian kalinya.  Membuat Atheya benar-benar terkejut sekarang

" Jangan menangis bel,  kumohon jangan menangis" ujar Atheya menenangkan.  Dirinya saat ini begitu bingung harus melakukan apa.  Dan tanpa ia sadar dirinyapun ikut menitikan air mata.  Sekarang ia mengerti bagaimana menderitanya Abel dikehidupannya ini.  Terlebih ketika ia tanpa sadar turut mengusik kehidupan wanita itu.  Sekarang Atheya benar-benar merasa tak punya muka dihadapan Abel.  Ia tak ubahnya seorang pelakor yang berusaha merusak rumah tangga orang lain dengan merebut suami orang.  Entah hinaan apa yang paling cocok disematkan untuknya atas seluruh perbuatannya ini. 

"Maaf Bel,  karenaku semua ini terjadi.  Maaf atas segala sikapku selama ini.  Maafkan aku Bel... " Atheya tergugu dalam tangisnya memohon dengan tulus sembari balas menatap lekat wanita itu

"Maaf atas kelancanganku mengusik hidupmu Bel.  Aku tau aku salah karena telah membuatmu menderita.  Tolong maafkan aku bel,  aku akan melakukan apapun asalkan kau mau memaafkan wanita hina ini" isak Atheya menyesal.  Ingin sekali ia melemparkan dirinya sendiri ke jurang.  Rasa bersalah dan sesak yang  begitu menyesakan dadanya membuatnya benar benar kesulitan untuk bernapas

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now