Part 31 {Pernikahan Absurd}

66.2K 3.3K 26
                                    

Kini Abel dan Emin telah sampai di Singapura. Ketika hendak mencari Taksi untuk pulang tiba-tiba seseorang menepuk pundak Abel. Spontan saja wanita itu menoleh dan mendapati seorang pria botak berkacamata disana.

Abel mengerutkan keningnya bingung. Perasaan ia tak kenal dengan pria itu. Lantas...siapa dia?

"Maaf anda siapa?" tanya Abel penasaran. Diperhatikannya penampilan pria itu dari ujung kepala hingga kaki. Jas, kemeja, dasi, celana semuanya serba hitam, tidak seperti orang kantoran, apa mungkin orang ini mafia?

"Silahkan nona, mobilnya sudah siap" balas orang itu seraya menunjuk mobil silver keluaran terbaru di parkiran kanannya

Abel mundur selangkah tangannya mengengam erat wanita gempal disampingnya Emin

"Kamu mafia ya? Penjahat? Mau ngapain heh?!" bentak Abel pada orang itu

Pria botak itu spontan menggeleng cepat

"Bukan nona. Saya bukan mafia" jelas pria itu. Abel menaikkan sebelah alisnya ragu

"Saya orang suruhan Tuan Aidan untuk menjemput nona" lanjut pria itu lagi. Membuat senyum Abel tiba-tiba saja terbit.

"Oh ya sudah, bawakan semua ini" perintah Abel seraya menunjuk semua barang disekitarnya, tak lupa menyuruh Emin untuk menaruh beberapa tas dan juga koper yang sebelumnya ia bawa. Abel lantas mengandeng wanita gempal itu menuju mobil yang terparkir. Toh ia tak perlu repot-repot membawanya bukan? Ada orang yang siap sedia membantunya disini.

'Kalau ada yang gratisan jangan disia-siakan bukan?' batin Abel seraya terkekeh geli

🥀🥀🥀

"Ai... Ambilin itu dong" tunjuk Atheya pada sekaleng biskuit dimeja hadapan Aidan.

Aidan tak bergeming, dirinya masih sibuk menyimak Berita Bisnis dihadapannya.

"Ai...." Atheya kembali merengek untuk kedua kalinya, tak lupa wanita itu mencubit kecil lengan Aidan agar pria itu balik meresponnya. Aidan spontan menoleh akibat cubitan Atheya yang dasyat

"Apa?" tanyanya sedikit kesal sembari mengusap lengannya yang memerah. Atheya tak menjawab, wanita itu hanya menunjuk kalengan biskuit dihadapan Aidan

"Kau bahkan bisa merengkuhnya dengan tanganmu, kenapa menyuruhku?" ujar Aidan sedikit kesal. Namun meski begitu pria itu tetap saja mengambilkannya untuk Atheya

"Entahlah hanya saja aku merasa malas meski bergerak sedikit saja" jawab Atheya seraya membuka kalengan biskuit yang barusan Aidan sodorkan padanya

Aidan mengangguk, ia mengerti sekarang. Sepertinya kemalasan Atheya saat ini adalah bawaan hormon kehamilannya. Lihat saja, bahkan memakan biskuit pun wanita itu sambil tiduran. Atheya menjadikan paha aidan sebagai 'bantal' untuk alas kepalanya

"Kamu mau nggak?" tawar Atheya lagi pada Aidan, wanita itu hendak menyodorkan Biskuit coklat ditangannya untuk Aidan namun pria itu menggeleng tak mau

"Ya sudah" ujar Atheya lagi, mendapat penolakan dari Aidan. Wanita itu kembali menikmati biskuitnya dengan mata berbinar

"They.." panggil Aidan setelah keheningan yang cukup panjang. Atheya mendongak menatap Aidan yang kini tertunduk menatapnya

"Kenapa?"

"Mama sama Papamu tau kamu disini?" tanya Aidan serius

Atheya diam. Kemudian dengan perlahan wanita itu mendudukan dirinya di samping Aidan. Sembari menutup kalengan biskuit tersebut didekapannya

"Nggak. Mereka taunya aku ke Jepang untuk buka cabang butikku yang baru selama setahun" ujar Atheya.

Aidan diam

Bukan ZONK! Där berättelser lever. Upptäck nu