Part 38 {Bukan mimpi?}

65.4K 3.1K 34
                                    

"Abel"

Suara itu membuat Abel mematung seketika. Keringat dingin tiba-tiba saja membasahi pelipisnya. Bibirnya kelu, bahkan untuk menyahut saja rasanya Abel tak sanggup. Kakinya pun ikut berkhianat seolah tak mau sedikitpun beranjak dari sana. Sekarang Abel bingung, takut sekaligus cemas. Bagaimana ini? Aidan benar-benar memergokinya sekarang!

"Abel"

Panggilan itu lagi, membuatnya benar-benar panas dingin sekarang. Apa boleh buat sekarang? Tentu resiko dari keinginannya haruslah ia tanggung sendiri. Huh! Sekarang Abel hanya berharap pertolongan dari sang kuasa yang mampu menolongnya. Bisa apa lagi Abel sekarang? Ya...tentu saja menyerah bukan?

Abel menghela napas panjang sebelum dirinya bersitatap dengan Aidan yang kemungkinan saat ini tengah menatapnya murka. Wanita itu menutup matanya, kemudian perlahan tapi pasti wanita itu membalikkan badannya 180 derajat menghadap arah Aidan. Sekali lagi ia menghela napas panjang masih dengan mata tertutup. Sekarang dirinya sudah benar-benar pasrah. Mungkin sekarang Aidan sudah sangat jelas melihatnya mengingat bahwa Abel membalikkan badannya seperti semula

3..

2...

1....

Dan Abel langsung membuka matanya

"Heh?" bingungnya, melihat tak ada Aidan yang menatapnya garang disana. Melainkan Pria itu yang masih tertidur dengan lelapnya sama seperti sebelumnya

"Apa aku salah dengar?" bingung Abel lagi. Seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Keningnya berkerut memperhatikan Aidan dalam posisi sebelumnya. Tak terlihat tanda-tanda bahwa pria itu tengah terbangun. Tapi siapa yang memanggilnya?

Sekarang Abel tiba-tiba merasa merinding. Entah mengapa pikiran buruk tiba-tiba menghampirinya. Ia takut sesuatu yang aneh atau bahkan menyeramkan yang nantinya ia temui. Abel memperhatikan sekeliling kamar Aidan yang cahayanya sengaja diredupkan.

Kosong, tak ada siapapun.

Cepat-cepat Abel membalikkan badannya menuju arah pintu kembali. Sekarang ia benar-benar merasa ketakutan. Ingin rasanya ia segera pergi dari sini secepatnya!

"Abel... bukan maksudku begitu"

Eh? Abel terdiam lagi. Tangannya yang hendak menyentuh gagang pintu ia urungkan. Meski sedikit gemetar Abel mencoba melebarkan pendengarannya. Dan.. Ia yakin itu suara Aidan!

Wanita itu membalikkan badannya lagi

"Aku memang tak membencimu" Abel tersentak. Ternyata memang Aidan yang sedang berbicara. Namun dengan posisinya yang tertidur. Mengigau-kah?

"Sungguh, aku tak membencimu, Bel"

Apa maksudnya? Kenapa ia mengatakannya berulang-ulang?
Dan...apa tadi...Bel? Apakah maksud Aidan adalah dirinya?

Abel kembali mendekat kearah Aidan. Wanita itu ingin mendengar lebih jelas maksud perkataan Aidan itu.

Namun setelahnya Aidan tak mengatakan apapun lagi. Abel
Mendengus kesal.

"Dasar Aneh" makinya pada Aidan. Kemudian wanita itu kembali berbalik pergi. Keluar kamar Aidan menuju ke kamarnya untuk tidur.

🥀🥀🥀

Hari ini hari Minggu dan itu artinya hari dimana Aidan bakalan terbebas dari rutinitasnya yang membosankan. Hari ini dirinya hendak berkunjung untuk menemui kedua orang tuanya dan juga Gia.

Aidan melirik jam di pergelangan tangannya. Sekarang pukul 08.00. Bersiap ia menuju ke meja makan untuk sarapan.

Ketika sampai dirinya menemukan Atheya dan Emin disana. Terlihat Atheya sedang asik memakan beberapa buah pisang dihadapannya sementara Emin tengah asik memotong sayuran sambil sesekali mengecek gorengan di sampingnya.

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now