Part 56 {Di antara dua Pilihan}

70.4K 3.2K 128
                                    

Suara berdebam yang beriringan itu membuat hampir seluruh pengunjung bar yang tersisa menepi. Mereka sangat tidak ingin terkena amukan Aidan yang menggila itu. Bahkan beberapa pihak keamanan yang ada pun nampak kewalahan menghentikan Kegiatan Aidan tersebut.

Sekarang Bar tersebut terlihat tak ubahnya gudang kotor yang tak terawat. Meja kursi atau benda-benda lainnya yang ada, sudah porak poranda dimana-mana. Beberapa botol wine juga tak luput dari kemarahan Aidan sehingga bisa dipastikan ruangan tersebut juga didominasi pecahan kaca juga minuman yang tumpah

"Hentikan aksimu ini Ai. Kau membuat rugi usaha orang lain" ucap Pria itu santai tanpa mengalihkan pandangannya ke Aidan. Pria itu masih saja menyesap batangan rokok itu tanpa memperdulikan apa yang terjadi disekitarnya

Seakan sadar sepenuhnya Aidan lantas memalingkan wajahnya pada pria itu. Bukan, bukan karena ia menyadari dampak dari kerusuhan yang ia buat ini, tetapi...

"Brengsek!!! Lo kan dalang dibalik semua ini!! " Geram Aidan seraya mendorong kuat tubuh pria itu, hingga membuatnya terhuyung mundur

" Bebaskan Gia!! atau lo mau mati, heh?!! " geram Aidan sembari menatap nyalang pria itu.

Tak ambil perduli dengan ucapan Aidan. Pria tersebut malah terkekeh sinis menatap Aidan

" Apa buktinya kalau gue yang ngelakuin semua ini? " tantang pria itu. Ia sama sekali tak takut perihal ancaman yang Aidan lontarkan untuknya

" Lo lihat kan, gue disini? Lantas apa alasan lo nuduh gue? "

Aidan diam. Dirinya mencoba berpikir keras mengenai dalang penculikan Gia dan juga mengenai tebusan yang harus ia bayarkan untuk menukarnya. Hanya saja yang ia tau bukankah pria brengsek di hadapannya inilah kandidat terkuat yang ia curigai, mengingat tebusan yang harus Aidan serahkan adalah sesuatu yang paling diinginkannya selama ini!

"Lo pikir gue percaya dengan bualan lo itu? -" Aidan mendelik sinis menatap rendah lawan bicaranya. Dirinya ingin sekali meninju wajah sombong pria yang kini berdiri dihadapannya itu

Namun Aidan urungkan. Ia sangat tidak ingin gegabah menghajar pria itu dan nantinya berimbas pada Adiknya yang malang.

Pria itu mengedikkan bahunya acuh, kemudian kembali duduk dikursi semula

"Jika lo memang mengangap gue pelakunya, anggaplah begitu" pria itu berujar datar sembari menuangkan sebotol wine dalam gelas kecil di hadapannya

Spontan Aidan mengepalkan tangannya kuat. Mencoba meredam seluruh amarahnya yang mungkin sudah di puncaknya

"Waktunya kurang dari dua puluh empat jam-" pria itu menoleh kearah Aidan dibelakangnya. Terlihat jelas jika pria itu menahan amarahnya sekuat tenaga

"Tebus sesuai yang gue minta. Dan jika lewat waktu yang ditentukan, gue nggak yakin adik bodoh lo itu bakalan lolos dari yang namanya neraka" pria itu tertawa setan seolah merasa sangat bahagia atas penderitaan yang Aidan rasakan. Tentu saja ia merasa diatas angin akan hal ini. Baginya kelemahan Aidan yang satu ini takkan mungkin ada penawarnya.

Dan ya, sepertinya begitu. Karena setelahnya ia melihat pria angkuh itu berjalan pergi dengan amarah yang mengelegak siap diluapkan. Baginya hal seperti inilah membuatnya sangat bahagia. Sangat menyenangkan melihat pria angkuh itu akhirnya tunduk pada perintahnya.

🥀🥀🥀

"Kenapa kau mengikutiku terus?! " tanya Aksa kesal, ketika dirinya terus saja dikuntit gadis manja itu kemanapun. Bahkan berulang kali Aksa berpindah tempat pun gadis itu terus saja merecokinya

" Aku bosan sendiri. Jadi tak ada salahnya kan aku mengikuti kakak terus? " wanita itu membalas sambil tersenyum manis meski Aksa secara terang-terangan menatapnya tak suka

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now