Part 17 {Harus berbohong?}

67K 3.2K 19
                                    


Tanpa diduga Abel ternyata Aidan membawanya menuju ke Kamar pria itu. Abel mengernyitkan dahi, sebenarnya untuk apa pria angkuh ini membawanya kemari. Apa mungkin....

"Nggak usah mikir yang aneh-aneh" Potong Aidan datar, seperti menjawab kebingungan Abel.

Wanita itu tersenyum miris. Ternyata selain angkuh dan sombong, Aidan juga memiliki ilmu sesat, yakni bisa membaca pikiran orang!

"Lantas mengapa harus ditempat ini? Kenapa tidak mengajakku ke tempat ramai saja?!" sinis Abel, menjawab ke-dongkolannya

Aidan menggeram tertahan, ia rasa wanita ini benar-benar cerewet!

"Lo diem aja dan ikuti apa yang gue suruh!"

Abel berdecak sebal, apa susahnya sih berkata 'tolong bantu aku', sangat tidak sopan sekali meminta bantuan secara paksa seperti itu!

"Kalau gue nggak mau?" tanya Abel acuh. Aidan diam sejenak kemudian

Brakk!!

Aidan menggebrak meja dihadapannya dengan kasar. Abel mengumpat pelan, ia sedikit gugup sekarang.

"Apa tadi lo bilang? Nggak mau nurut ucapan gue?" sinis Aidan pelan. Membuat tubuh Abel seketika meremang.

"Bisa lo ucapin lagi, penolakkan lo itu?" Aidan berkata lembut, seakan dirinya bisa memahami ucapan Abel. Namun tidak, bagi Abel ucapan Aidan yang melembut itu seakan memiliki makna tersembunyi, Makna yang menurut Abel mengerikan.

"Oh...e...ng..gk kok, gu...gue bakal nu..rut perintah lo" Abel berujar takut-takut menatap mata Elang Aidan yang seakan menghujam dirinya. Ia benar-benar tak ingin ambil resiko jika saja hal buruk nantiya bakalan terjadi karena menolak keinginan pria gila itu!

Aidan tersenyum, lebar.

"Bagus. Itu yang gue harapkan"

Abel hanya mengumpat dalam hati mendengar pernyataan Aidan barusan. Memangnya Abel bisa apa selain mengiyakan setiap ucapannya?

"Sebentar lagi, Tyo pasti bakalan menghubungi lo"

Abel mengernyit, sedikit binggung dengan pernyataan Aidan

"Lalu?"

"Lo harus angkat dan bilang kalau lo sedang bersama gue, nggak bisa di ganggu"

"Kenapa seperti itu? Semisal dia cuma nanya kabar gue gimana?"

Aidan menggeram tertahan, ingin rasanya ia menceburkan Abel ke kolam buaya sekarang juga!

"Lo nggk usah ge-er! Pertanyaan Tyo itu gk mungkin jauh-jauh dari gue!"

'PD amat nih bocah, dipikir dia Idola gitu? Sampai banyak yang kepo urusan dia??' batin Abel sewot

"Kalo Tyo nanya kenapa gue nggak angkat telepon dia, bilang aja baterainya lowbat"

'Sungguh, alasan yang klise' batin Abel lagi

"Dan jika Tyo menyuruhmu untuk datang ke pesta pernikahannya. Bilang saja lo nggak bisa karena lagi berlibur di Bali bersama gue"

Wanita itu, Abel. Hanya terus mengangguk mendengar setiap ucapan Aidan tanpa berniat komentar.

Drtt.... Bunyi ponsel di saku Abel berbunyi. Mengagetkan kedua sejoli itu seketika. Aidan memberi kode kepada Abel untuk segera mengangkatnya, wanita itu menurut, dan lantas mengeser tombol hijau yang tertera di layar ponselnya. Seketika itu suara Tyo langsung terdengar.

"Halo Abel?"

"Hai Tyo" balas Abel

Lagi pria di hadapan Abel, memberikan sebuah isyarat yang agak sulit di mengerti Abel. Aidan seakan berucap namun suaranya sama sekali tak terdengar. Abel mencoba mengartikan maksud Aidan

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now