Part 23 {Damn!}

74.6K 3.3K 12
                                    

"Tyo dan Damar bilang kamu sudah menikah, apa itu benar?"

Dan sekarang, jantung Aidan serasa berhenti berdetak. Apa yang harus ia katakan?

Hening.

Aidan sibuk dengan pikirannya.

"Aidan? Halo?" ujar Mama setelah hening yang cukup panjang

"Eh...i..iya Ma?" Aidan gelagapan.

Bingung

"Benar yang Mama bilang barusan?" tanya Mama penuh selidik

Aidan menggeram tertahan. Berani sekali Damar dan Tyo mengadu pada Mamanya! Lihat saja apa yang nanti Aidan lakukan pada dua makhluk tak bermoral itu!

"Tentu tidak Ma! Mana mungkin Aidan melakukan itu?! Mereka pasti hanya bercanda!" kekeh Aidan

"Benarkah?" sesaat Mamanya seperti nampak berpikir.

Sungguh tidak mungkin sekali Aidan melakukan hal tersebut bukan? Mengingat anak laki-lakinya itu sangat patuh dengan kedua orangtuanya! Ah! Sepertinya sekarang ia harus mempercayai putranya itu, dibanding 2 anak tak jelas yang 'mengaku' sahabat anaknya tersebut.

"Ya...sudah Mama percaya"

Terdengar helaan napas lega Aidan

"Ada lagi yang ingin Mama katakan?" tanya Aidan lagi, memastikan

"Oh iya! Mama sampai lupa" ucap mamanya sedikit terpotong
Aidan masih menunggu

"Karena Mama dan Papa sedang tidak dirumah, lebih baik malam ini kamu tidur dirumah saja. Lagian Gia pasti kesepian. Mama takut adik kamu itu bertingkah aneh lagi"

Aidan refleks menepuk jidatnya. Gia! Sungguh dia benar-benar lupa dengan adiknya itu!

"Apa selama Aidan tidak tinggal disana, Gia masih melakukan kekonyolannya itu Ma?"

Aidan tau, obsesi gila Adiknya yang sangat berlebihan itu.
Hah! Apa mengidolakan seseorang bisa sampai sefanatik itu? Terlebih Aidan merasa adiknya itu semakin aneh saja setelah kepergian Idolanya. Aidan tentu merasa takut jika adik semata wayangnya itu menjadi gila hanya karena alasan yang sekonyol itu!

"Sedikit. Apalagi jika dia merasa kesepian"

Aidan diam. Sibuk dengan pikirannya

"Ai? Kamu masih disana kan?"

Aidan tersadar, ia mengangguk

"I..iya Ma. Aidan akan menemani Gia sampai Mama pulang nanti"

"Baiklah. Kalau gitu sudah dulu ya Ai, jaga Gia baik-baik."

"Pasti" sahut Aidan mantap sembari mematikan sambungan teleponnya.

Aidan kemudian berjalan menuju kursi. Pria itu duduk dengan kaki yang disilangkan, kemudian meng-kontak salah satu anak buahnya.

"Iya ada apa tuan?" ucap seseorang diseberang telepon

"Tolong siapkan Heli secepatnya! Kutunggu setengah jam lagi!" seru Aidan seraya mematikan sambungan telponnya. Setelah itu ia bergegas mandi kemudian sedikit berkemas untuk keberangkatannya.

🥀🥀🥀

Ketika Aidan keluar dari Kamarnya, dan bergegas pergi. Tiba-tiba saja dari arah belakang terdengar seseorang memangilnya. Refleks Aidan menoleh, mendapati 'Emin' tengah berlari terpogoh-pogoh mengejarnya. Aidan mengerutkan keningnya, kemudian bergegas menyuruh wanita gempal itu untuk bicara

"Ada apa?" sahut Aidan datar

"Abel tuan.....ia terlihat kacau! Dan dari 3 jam yang lalu ia belum keluar-keluar!" seru Emin panik

Bukan ZONK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang