prolog

6.2K 705 469
                                    

"Hadehhh, mampus gue," ucap seorang gadis sambil terus berlari. "Mana hari pertama lagi. Pokoknya gue nggak boleh telat," lanjutnya.

Saat ia asik berlari, hingga ia tak melihat ada batu lumayan besar di bawahnya, dan akhirnya, ia jatuh dengan lutut yang menahan tubuhnya serta tangannya yang sudah menyentuh jalanan.

"Arghhh, sial. Kenapa pake jatuh segala sih," gerutunya. "Mana berdarah lagi," ucapnya sambil menahan air mata.

Ia kemudian bangkit kembali dan melanjutkan larinya.

Sekarang sudah pukul 07:15, yang artinya 5 menit lagi gerbang sekolah akan segera ditutup. Gadis itu terus berlari, hingga saat ini, dari kejauhan ia dapat melihat seorang satpam yang berdiri di depan gerbang, mungkin sebentar lagi ia akan menutup gerbang tersebut.

Melihat hal tersebut, gadis itu samakin mempercepat langkahnya, hingga pada saat sedikit lagi gerbang akan tertutup rapat, ia sampai di depan gerbang.

"Pak, tolong bukain, saya mau masuk, hah," ucap gadis itu terengah-rengah. Satpam itu pun membukakan gerbang tersebut kembali. "Terimakasih, Pak," ucap gadis itu sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam kawasan sekolah.

Tak lama setelah gadis itu masuk, seorang lelaki pun melakukan hal yang sama, yaitu meminta agar Pak satpam membukakan gerbang, dan kemudian masuk ke dalam kawasan sekolah dengan motornya yang ia lajukan menuju parkiran.

Gadis tadi berlari menyusuri koridor, dan saat ia sudah siap untuk mengikuti upacara, ia melihat ke arah lapang, ternyata upacara sudah dimulai, dan ia mulai gelisah.

"Ahhh, mati gue. Pasti bakal dihukum. Elah, rumit banget idup gue," kesalnya.

Ia pun berjalan untuk menuju barisan dari arah belakang barisan. Tiba-tiba, suara tegas yang nyaring terdengar.

"Hei, kamu, yang terlambat," ucapnya menjeda. Gadis itu menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. "Iya, kamu. Sini maju ke depan," lanjut suara tegas itu.

Ahh, mampus gue, bakal jadi sorotan. Gerutu gadis itu dalam hati.

Ia pun berjalan menuju tengah lapangan dengan badannya yang menghadap semua siswa-siswi se-Nusa Jaya.

Tiba-tiba, seorang lelaki berlari dan langsung mengambil posisi berbaris di sampingnya. Ia pun menatap heran lelaki tersebut.

"Nah, ini dia contoh bibit-bibit virus di SMA Nusa Jaya," ucap lelaki dengan suara tegas itu, yaitu Pak Bagas, kepala SMA Nusa Jaya. "Baru hari pertama masuk SMA saja sudah terlambat, apa lagi kalau makin lama di sini  makin bikin virus," omel Pak Bagas.

Sampai upacara selesai, Pak Bagas terus menasehati murid-muridnya.

Belum sampai di situ penderitaan mereka. Setelah upacara dibubarkan, mereka di arahkan oleh Bu Lastri, yaitu guru BK di SMA Nusa Jaya untuk membersihkan halaman belakang sekolah.

"Adehh, capek, nasib bat dah gue," gerutu gadis tersebut yang bernama Raina Friskila Ayu.

"Lebay amat lo, baru juga nyapu daun 30 menit udah capek," sewot lelaki yang bernama Badai Akshara putra tersebut.

"Auah, intinya gue capek," balas Raina.

"Dasar cewek manja," timpal Badai.

Raina yang mendengar itupun langsung menghempaskan sapu yang tadi ia pegang.

"Apa? Lo ngatain gue manja?" marah Raina.

"Ho'oh," balas Badai enteng.

"Dasar lo, yah," geram Raina.

"Hei, kalian jangan main-main di sana, cepetan bersihin," teriak Bu Lastri kencang.

Raina pun yang mendengarnya langsung mengambil kembali penyapunya dan menyapu cepat. Badai yang melihat kelakuan gadis itu hanya terkekeh puas.

Love Is Badai

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now