Epilog

2.1K 99 51
                                    

Seperti janjinya, semua akan indah pada waktunya. Indah di saat di mana sesuatu yang sudah kita perjuangan dan membuahkan hasil yang sepadan dengan apa yang kita perjuangkan selama ini.

-Love Is Badai

***

Seluruh siswa-siswi Nusa Jaya pun dibuat ricuh dengan adanya dua siswa yang memakai kepala badut yang berbentuk beruang dan panda.

Kedua siswa itu terus melangkahkan kakinya sambil beberapa kali melambaikan tangannya dengan bangga ke arah siswa-siswi yang terkekeh melihat kelucuannya.

Hingga sampailah kedua siswa berkepala beruang dan panda itu di depan kelas yang bertuliskan 'X IPS 3'.

Mereka berdua pun langsung masuk ke dalam kelas itu dan menghampiri salah satu siswi yang ada di dalam kelas itu. Siswi itu tampak sedang menulis sesuatu di atas lembaran kertas. Siswi itu adalah Raina.

Raina yang tengah asik menyalin catatan akibat beberapa hari lalu ia kabur dari kelas dengan alasan latihan basket, dihampiri oleh kedua manusia berkepala beruang dan panda itu.

Kedua siswa berkepala beruang dan panda itu pun tanpa meminta ijin dari Raina, langsung menarik tangan Raina yang membuat Raina mau tak mau mengikuti langkah mereka.

"Eh, kalian siapa? Mau ke mana?" ucap Raina berusaha melepaskan tangannya yang ditarik oleh kedua siswa itu, walaupun sebenarnya tarikan itu tidak terlalu kencang.

Kedua siswa itu tidak ada yang mengeluarkan suara, mereka malah asik melangkahkan kakinya dengan satu tangannya yang tidak menggenggam tangan Raina, ia lambaikan ke arah siswa-siswi yang melihat mereka.

Banyak siswa-siswi yang mengabadikan momen ini dengan merekam atau mengambil gambar mereka.

Sampailah kini Raina dan kedua siswa berkepala beruang dan panda itu di depan lapangan basket indoor. Salah satu siswa, yaitu yang memakai kepala beruang, membuka pintu ruangan itu yang tampak gelap. Raina pun sedikit ragu untuk mengikuti langkah mereka, siapa tahu saja mereka bukanlah siswa baik, mungkin mereka mau menjahilinya.

Kedua siswa itu hendak melangkahkan kakinya, namun tertahan karena Raina yang menahan tubuhnya sekuat tenaga agar tidak tertarik oleh mereka.

"Udah, tenang aja, kita bukan orang jahat kok," ucap salah satu dari mereka yang membuat Raina pun mau mengikuti langkah mereka.

Raina melangkahkan kakinya dengan pelan masuk ke dalam lapangan basket tersebut, walau kedua siswa berkepala beruang dan panda itu tetap menggiringnya.

Raina sudah berdiri di tengah-tengah lapangan basket itu yang di mana di sanalah terdapat satu-satunya cahaya.
Kedua siswa tadi pun memundurkan langkahnya untuk mejauh dari Raina. Raina menatap kedua siswa itu dengan heran, kenapa mereka mundur? Mungkin itu yang Raina pikirkan.

Lalu, datang sekarang siswa yang memakai kepala badut berwujud kepala kelinci. Siswa itu menggantikan dua siswa tadi yang sudah menjauh, namun bedanya, siswa itu mengambil posisi tepat di hadapan Raina, dan Raina pun dibuat kebingungan dengan semua itu.

Siswa yang memakai kepala kelinci itu memegang sebuket bunga yang lumayan besar.

Diam. Itu yang terjadi di antara Raina dan siswa itu. Tak lama, siswa itu membuka topeng kepala kelinci itu dari kepalanya dan menundukkan kepalanya bersamaan dengan merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakkan karena memakai kepala kelinci itu tadi.

Raina pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika menyadari siapa siswa yang tadi memakai kepala kelinci itu. Jangan ditanya 'bagaimana keadaan jantung Raina saat ini?', pasti jawabannya 'sedang tidak baik-baik saja'.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang