15.Hari Ngambek Sedunia

1.6K 206 70
                                    

Rasa sayang tidak pernah memandang seberapa lama kita saling mengenal. Sudah lama kenal belum tentu bisa sayang bukan? Dan orang yang baru saling kenal bisa saja tiba-tiba saling sayang. Intinya, sayang itu berasal dari rasa nyaman yang tumbuh tanpa mengenal waktu, jarak, dan siapa yang akan kita sayang.

-Dari Badai untuk Raina

***

Duk duk duk

Suara pantulan bola itu menggema di lapangan basket yang sepi. Raina terus men- dribble bola basket tersebut, dan sesekali ia melemparnya ke arah ring.

Badai menatap jengah ke arah di mana saat ini Raina tengah asik dengan kegiatannya tersebut. Sesekali ia mendengus kesal.

Badai mulai menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, ia merasa bosan. Sudah sekitar 15 menit ia hanya terdiam di sini, sedangkan Raina sejak tadi terus asik dengan kegiatannya tersebut tanpa memperdulikannya.

Memang saat ini masih merupakan jam pelajaran berlangsung, dan Badai seharusnya masih menjalankan hukumannya. Namun, sejak kejadian tadi di lapangan belakang sekolah itu, ia meninggalkan Taufan, Gabriel, dan Yudha yang masih menjalankan hukumannya. Ia menjadi kehilangan mood nya.

Raina memang sudah berganti pakaian lebih dulu dari teman-temannya yang lain, karena saat ini mereka sedang jam pelajaran olahraga, jadi mereka bebas berada di luar kelas. Sedangkan teman-temannya yang lain, saat ini masih sibuk untuk mengganti pakaian mereka.

Badai melangkahkan kakinya menuju arah ke mana Raina men- dribble bola basket tersebut. Karena Badai yang juga pandai dalam bermain bola basket, dengan sekali sentakan, bola basket tersebut langsung beralih ke tangannya. Raina agak terkejut menanggapinya, karena setahunya, Badai tadi berdiri jauh darinya. Namun, konsentrasinya segera kembali, dan dengan sigap Raina mencoba mengambil alih kembali bola tersebut, alhasil mereka bermain dengan sangat gesit dan gerakan cepat Badai membuat Raina sedikit kualahan, namun Raina tidak mau putus asa, ia terus mencoba agar bola tersebut dapat beralih kembali kepadanya.

"Raina," Ucap Badai di sela-sela permainan. Tangannya masih sibuk men- dribble bola tersebut.

Raina hanya menanggapinya dengan dehaman kecil yang membuat Badai mendengus kembali.

"Harusnya gue yang ngambek, lah ini kok malah lo yang ngambek?" Lanjut Badai. Seketika Raina langsung menghentikan gerakan lincahnya itu. Ia menatap diam lelaki yang ada di hadapannya saat ini.

"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Badai.

"Tanya aja sama Spongebob si koki handal, anak buahnya Tuan Krab yang kerja di krusty krab!" Kesal Raina.

"Lah? Dikira gue makhluk laut."

"Ya makanya pikirin sendiri," ucap Raina kesal dan hendak melangkahkan kakinya meninggalkan lapangan tersebut, namun segera ditahan oleh cengkraman Badai.

"Kenapa sih Rai? Gue salah apa coba? Perasan lo yang manas-manasin gue. Maksudnya apa coba ngasi minuman ke Gabriel dan ngelapin keringatnya Gabriel lagi, sok so sweet banget," dengus Badai.

"Gabriel---"

Gabriel yang merasa namanya dipanggil itupun tampak sedikit kaget, karena tidak biasanya Raina memanggilnya. Mereka memang teman sekelas, namun mereka sangat jarang berkomunikasi, jika dari awal mereka masuk sekolah sampai sekarang, mungkin mereka berkomunikasi bisa dihitung dengan jari.

Gabriel berlari kecil ke arah di mana Raina dan Badai sekarang berdiri.

"Iya?" ucapnya ragu. Ia takut, mungkin saja ia salah mendengar, namun sepertinya dugaannya itu salah, terbukti Raina yang kini menyodorkan sebotol air mineral di hadapannya. Ia sedikit tersentak kebingungan.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now