11.Rain(a)

1.8K 251 83
                                    

Aku senang hujan. Kenapa? Karena kalau hujan aku ingat nama kamu! Kamu buat aku makin ngerasa sombong akan dunia. Kenapa? Karena cuma aku yang boleh milikin kamu. Cuma aku yang berhak. Bahkan dunia ga punya hak buat milikin kamu.

-dari Badai untuk Raina

***


Rintik demi rintik, bulir-bulir bening itu mulai membasahi dan memberikan kesegaran yang nikmat bagi mereka yang selalu mensyukuri akan kehadirannya.

Raina memeluk tubuhnya dengan tangannya. Cuaca yang dingin ditambah dengan hembusan angin yang lumayan kencang menyebabkan Raina merasa tubuhnya ingin membeku dengan keadaan itu.

Semua siswa-siswi yang ada di sana pun merasakan hal yang sama.

"Woy, main kuy!" Teriak Taufan membuat keadaan kelas yang awalnya hening, kini menatap ke arahnya.

"Main paan woy?" Tanya Manggala.

"Main paan gitu, biar ga dingin-dingin amat."

"Auah, lo gaje deh!" Sambung Kelvin.

"Auah, gue mau mojok aja!" Ucap Yudha langsung merangkul Fani, pacarnya.

"Au deh yang baru kenal udah jadian! Semerdeka lo aja dah," ketus Taufan.

"Sirik ae lo," Balas Yudha.

Mereka pun kembali asik dengan dunianya sendiri.

"Pel?"

"..."

"Pel?"

"..."

"Pela?"

"Ho'oh?"

"Tau ga?"

"Enggak," jawab Pelangi acuh.

"Yaelah, belom juga diomongin," kesal Tuafan.

"Buruan," ucap Pelangi singkat.

"Hujan-hujan gini kayanya berkembangbiak enak nih!" Seru Taufan.

Pelangi yang tak mengerti pun menaikkan sebelah alisnya, "Terus?"

"Yuk," Ajak Taufan dengan nada jahil dan alisnya yang ia naik turunkan.

"Najong lo!" kesal Pelangi yang mengerti ke mana arah pembicaraan Taufan. Pelangi memukul keras bahu lelaki itu, yang membuat lelaki itu meringis kesakitan.

"Eh, ampun Pel, ampun. Gue kan cuma bercanda Pel! Elah baperan lu ah," Rengek Taufan.

"Rasain noh! Makanya jan macem-macem!" Ketus Pelangi.

"Iya, iya maap dah."

"Woi Fajar, basah ni gue kena lo!" Teriak Manggala.

"Hahaha, main napa main! Diem-diem bae!" kekeh Fajar.

Manggala beranjak dari posisi duduknya dan mengejar Fajar. Fajar berlari dengan kencang sambil tertawa seperti anak kecil yang sedang main kejar-kejaran dengan temannya.

Beberapa kali Fajar menyipratkan air hujan kepada siswa-siswi lain yang membuat mereka kesal, dan ikut mengejar Fajar.

"Woi Jar, awas lo!" Teriak Andrian anak kelas sebelah.

"Wahhh, ngajak ribut ni anak!" Sambung Kelvin.

"Kejar kuy! Kita ikat di tiang bendera dan buat dia ujan-ujanan ndiri!" Usul Ucup.

"Yoi bro!" sahut beberapa siswa dan langsung mengejar Fajar.

Mereka semua mengejar Fajar seperti ingin mengejar maling jemuran sekampung.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now