23.Memory(Cloe)

1.2K 127 22
                                    

Ini bukan kesalahan dari apa yang lo perbuat, tapi ini adalah takdir yang sudah Tuhan rancang untuk kita.

-untuk Topan

***

Cloe keluar dari ruangan di mana Badai kini dirawat. Ia ingin menemui penolong anaknya itu yang membawanya kemari.

Ia menatap tiga remaja yang sudah tampak begitu lelah menunggu.

"Kalian yang bawa anak saya ke sini?" ucapnya mengagetkan mereka bertiga.

Raina, Pelangi dan Taufan langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Cloe yang tadi berbicara kepada mereka.

"Jadi, dokter, Mamanya Badai?" ucap Taufan heran.

Cloe menganggukkan kepalanya yang disambut dengan tatapan kaget mereka bertiga.

"Terima kasih, ya. Kalian udah anterin Badai ke sini dengan cepat. Tante enggak tau kalo kalian enggak anterin Badai ke sini secepatnya bakal gimana keadaan Badai sekarang," ucap Cloe tulus.

"Enggak boleh ngomong gitu, Tante. Badai bakal baik-baik aja kok," ucap Raina yang membuat Cloe mengembangkan senyumannya kecil.

Cloe menganggukkan kepalanya, "sekali lagi, Tante ucapin terima kasih, ya."

Raina, Pelangi dan Taufan menganggukkan kepalanya.

"Kalian kayanya capek banget, ya? Kalian pulang aja, ini udah malam banget loh. Kalian bisa dateng lagi besok nengokin Badai. Orangtua kalian juga pasti khawatir kalo kalian belum pulang jam segini. Di sini juga udah ada Tante yang jagain Badai," ucap Cloe.

"Eh, enggak apa-apa Tante, kita di sini aja jagain Badai juga," ucap Raina cepat.

"Udah, enggak apa-apa kok. Kalian pulang aja, ya? Kalian juga kan besok harus sekolah," ucap Cloe.

Raina pun mau tak mau membenarkan perkataan Cloe itu dan mengikuti apa yang dikatakan Cloe tadi. Pelangi mendahului mereka untuk berpamitan pulang dan diikuti Taufan. Sebelum melangkahkan kakinya untuk pergi, Taufan mengucapkan sesuatu kepada Cloe, ucapannya itu pelan, namun masih dapat didengar oleh Cloe dengan jelas.

"Maaf ya, Tan," ucapnya lirih. Cloe yang tak mengerti dengan apa yang dimaksud Taufan itu, hanya menanggapinya nya dengan gelengan pelan dan membiarkan lelaki itu melanjutkan langkahkan.

Kini Raina yang ikut melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu. Namun sebelum itu, Cloe segera menahannya dengan menarik pelan lengan Raina hingga gadis itu kini berada dalam pelukannya.

"Kamu ngingatin Tante sama masa lalu Tante yang membuat Tante sampai saat ini dihantui rasa bersalah," ucapnya lirih.

Raina tak mengerti dengan apa yang diucapkan wanita itu, ia hanya terdiam dengan perlakuan wanita itu.Cloe yang segera menyadarkan dirinya pun langsung melepaskan pelukannya dengan pelan dan menatap wajah Raina sebentar. "Kamu segera pulang, ya? Udah malem," ucapnya dengan lembut serta senyuman kecil menghiasi bibirnya.

Raina hanya menganggukkan kepalanya pelan, tak mengerti. Raina kembali melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu dengan pikiran yang memenuhi otaknya akan sikap Cloe padanya.

***

Raina hendak membelokkan langkahnya ke arah koridor kiri, namun hal tersebut ia hentikan ketika melihat pintu ruangan salah satu ruang dokter tersebut terbuka dan menampakkan seorang dokter dengan gadis remaja, yang di mana kedua orang itu Raina kenali. Dokter tersebut adalah dokter Sunny yang tadi merawat Badai, sedangkan gadis remaja itu adalah Bintang, kakak kelasnya yang sempat ia cemburui karena mendekati Badai saat dihukum.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora