2.Jaket

2.8K 504 379
                                    

"Lo ngapain di sini?" ucap Raina.

"Suka-suka gue dong, ini kan tempat duduk gue," ucap Badai yang tidak jelas di pendengaran Raina.

"Apa? Ini tempat gue kali," ketus Raina.

"Lo pikir lo doang yang boleh duduk di sini? Jelas-jelas ini tempat gue yang udah diatur sama Bu Karti," Badai mendongakkan kepalanya menatap tajam Raina.

Raina yang melihat itu pun menbuang pandangannya ke arah lain karena ia sudah tak tahan menahan degupan jantungnya ketika ditatap sepasang bola mata indah milik Badai.

"Gimana?" tanya Badai menghentikan keheningan di antara mereka berdua.

"Gimana apanya?" tanya Raina heran.

"Seragam lo udah kering?" lanjut Badai.

"Yaa, belum sih, masih agak lembab gitu," jawab Raina jujur.

"Ihhh, Topan, jangan lap meja lo pake dasi gue dong," pekik Pelangi kesal.

Semua mata yang ada di dalam ruangan kelas X Ips 3 pun langsung mengarah pada Pelangi dan seorang lelaki yang diketahui bernama Taufan.

"Aelah, suruh sapa tadi gue minta tisu lo ga kasih, ya gue inisiatif buat ngelapnya pake dasi lo lah. Kan lo juga tadi yang nyuruh gue buat ngebersihinnya," ucap Taufan pura-pura polos.

"Ihh, ga pake dasi gue juga, pake apa kek gitu," kesal Pelangi sambil mengambil alih dasinya yang tadi berada di pegangan Taufan kini berpindah ke genggamannya.

"Oh, jadi pake yang lain. Yakin nih?" goda Taufan."Pake daleman lo aja gimana?" bisik Taufan.

Pelangi yang merasa malu sekaligus jijik dengan perkataan Taufan tersebut pun langsung memukul keras kepala Taufan dengan buku paket yang ada di mejanya.

"Iss, bego," ringis Taufan.

"Bersihin ga, dasi gue?" ancam Pelangi. "Sampe wangi sewangi wanginya," lanjut Pelangi.

"Siapa elo ngatur-ngatur gue?" tantang Taufan.

"Oh? Gue? Kenalin gue Pelangi Angela cewe cantik se-Nusa Jaya," ucap Pelangi dengan senyum menantangnya.

"Oh, gue Rafael Taufan Aldito, cowo terganteng se-Nusa Jaya," balas Taufan tak kalah songong.

"Gue ga nanya," cuek Pelangi sambil memalingkan wajahnya.

"Sama," balas Taufan yang berhasil membuat emosi pelangi memuncak.

"Lo bisa ga, gak nyautin perkataan gue hah?" geram Pelangi.

"Woi, berisik amat sih, hah? Gue mau tidur ini, mana suara cempreng amat," teriak Badai. Pelangi dan Taufan langsung mengarahkan pandangannya pada arah Badai bicara.

"Suka-suka gue, elah. Gue punya hak juga buat ngomong. Lo mau apa?" sewot Pelangi tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Badai.

"Lo nanya mau gue apa, hah? Gue mau, lo tutup mulut lo yang kaya kaleng rombeng itu, supaya gue bisa tidur nyenyak dan damai," balas Badai.

Pelangi memutar bola matanya jengah. Ia sudah cukup lelah hari ini untuk berdebat dengan manusia-manusia yang baru beberapa jam ia kenal itu.

Badai beranjak dari posisi duduknya dan berdiri untuk meregangkan otot-ototnya sebentar lalu melangkahkan kakinya tenang.

"Lo mau ke mana?" tanya Raina heran.

Badai membalikkan badannya dan menatap lekat Raina.

"Ngerokok, di rooftop," ucapnya santai. "Mau?" tawarnya pada gadis itu.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now