29.Ternyata Rindu

1.1K 85 24
                                    

Ternyata rindu yang sesungguhnya tidak hanya sekedar ucapan, tapi perasaan yang sudah lama tidak tersentuh.

-dari Badai untuk Raina

***

Martin menatap diam istrinya itu. Sejak tadi, Cloe hanya menangis dalam diam, ingatannya kembali kepada di mana kejadian akan beberapa tahun lalu terjadi. Ia tidak bisa menghilangkan ingatan itu dengan bersih tanpa bersisa sedikitpun.

"Udah lah, Ma, ini bukan salah Mama. Ini bukan salah siapa-siapa, ini adalah takdir yang sudah selayaknya terjadi," ucap Martin sambil mengusap punggung tangan istrinya itu.

Cloe hanya terdiam mendengar ucapan dari suaminya itu. Memang benar apa yang dikatakan oleh suaminya itu, tapi perasaannya masih saja tidak tenang atas kecelakaan itu.

"Semua akan baik-baik saja, nanti pasti terungkap, bagaimana kasus kecelakaan Dian terjadi sebenarnya," lanjut Martin.

Cloe masih terdiam dan menatap ke arah sebuah gelang yang ada di dalam genggamannya. Gelang itu adalah gelang pemberian dari Dian semasa hidupnya. Cloe dan Dian sudah menjadi sahabat sejak mereka masih kuliah hingga mereka bekerja di rumah sakit yang sama.

***

Raina melangkahkan kakinya dengan tenang dan seperti biasa, dia menampakkan wajah dinginnya. Akhir-akhir ini Raina banyak berubah, contohnya dengan wajah dingin itu. Memang Raina saat ini sedang banyak pikiran, ia sering melamun di kelas, bahkan saat berjalanpun dia masih saja melamun.

Ia menghentikan langkahkan ketika berada di koridor yang dekat dengan lapangan futsal. Di lapangan tersebut terlihat ada beberapa anak laki-laki yang sedang bermain futsal.

Raina sedikit mengembangkan senyumnya menatap ke arah lapangan tersebut. Ia teringat akan Badai. Pria itu sangat menyukai permainan futsal, bahkan tiap hari dia tidak akan pernah absen untuk datang ke lapangan tersebut.

Raina kembali melangkahkan kakinya untuk menuju ke kelasnya. Tiba-tiba, langkah Raina kembali terhenti. Raina merasakan ada seseorang yang saat ini menutup matanya dengan tangan dari arah belakang. Raina memegang tangan itu, tangan itu terasa lumayan kekar, tapi Raina tidak tahu itu siapa.

"Inj siapa sih? Lepas nggak!" ucap Raina dengan ketus.

Raina menarik tangan itu hingga tidak lagi menutup matanya. Raina langsung membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang melakukan hal tadi.

Jleb!

Seketika Raina langsung terdiam dan hanya menatap sang pemilik tangan tadi.

"Loh? Kenapa bisa di sini?" ucap Raina dengan kaget.

Pria itu hanya mengulum senyumnya dan membuat Raina malah mendengus kesal.

"Kan Papa lo yang nyuruh gue pindah," ucap pria itu.

"Pindah?" ulang Raina. Pria itu menganggukkan kepalanya lalu kembali menampilkan senyumannya.

Raina hanya menggedikkan bahunya lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju kelas. Pria itu dengan sigap langsung mengikuti langkah Raina. Raina yang menyadari hal tersebutpun merasa risih, lalu dengan sekali hentakan, Raina langsung membalikkan badannya dan membuat pria tadi menghentikan langkahkan secara mendadak.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now