19.Ingatan

1.3K 153 39
                                    

Nasib setiap orang itu berbeda. Kejadian burukmu di masa lalu tidak akan bisa terjadi di masa sekarang atau pun masa depan dengan sama, tapi tidak menutup kemungkinan hal yang mirip dengan kejadian itu akan terjadi pada mereka yang kamu sayang.

-Love Is Badai

***

"Pa, Raina keluar sebentar ya?" Ucap Raina sambil menuruni anak tangga.

"Ngapain?" Tanya Rian.

"Cari angin doang, kan Raina udah lama tuh enggak main sama temen-temen."

"Ngapain cari angin? Ntar masuk angin baru rasa loh," ucap Rian yang diakhiri dengan kekehan.

"Ish, Papa mah," kesal Raina.

"Iya, jangan lama ya?! Perginya sama siapa? Badai?"

"Ish, paan sih, kok Badai?! Perginya sama Pelangi kok."

"Ya kan siapa tau mau pacaran," kekeh Rian.

"Yakali pacaran malam jumat." Raina melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumahnya ketika mendengar suara deru mobil yang berhenti di halaman rumahnya, Rian pun mengikuti langkah anaknya tersebut hingga teras rumahnya.

"Om, Pelangi ijin ajak Raina keluar sebentar ya?" Ucap Pelangi sambil menyalami tangan Rian.

Rian menampilkan senyumannya di hadapan dua gadis remaja tersebut. "Jangan kemaleman ya? Pulang malem boleh, pulang subuh jangan," ucap Rian yang disambut kekehan dari dua gadis remaja tersebut.

Pelangi meletakan tangannya di ujung pelipisnya, melakukan gaya hormat. "Ay ay kapten!"

Rian menganggukkan kepalanya. Raina dan Pelangi masuk ke dalam mobil yang Pelangi kendarai tadi. Mobil itu melesat cepat menyusuri jalanan malam yang padat.

***

"Gila aja lo, ngajak gue ke tempat ini lagi? Yakin lo? Kalo gue kumat gimana?" Raina menatap Pelangi dengan lekat yang disambut dengusan dari Pelangi.

"Cih, lebay banget sih lo. Kalo kumat, ya kumat aja, gue bawa uang kok buat taruhan!" Pelangi menaik turunkan alisnya. "Ah," lanjutnya ketika merasa sebelah tangannya ditepis kasar oleh Raina yang sudah tampak kesal.

"Bisa jadi sate gue sama Papa kalo kumat lagi!" Raina tampak mengedarkan pandangannya ke segala arah, memperhatikan orang-orang yang berada di sana.

"Aman kok," Ucap Pelangi menenangkan seakan tau apa yang Raina lakukan.

Pelangi menarik pelan tangan Raina, agar gadis itu segera mengikuti langkahnya.

***

Brum brum

Suara tarikan gas dari motor-motor itu menggema di seisi jalanan yang padat akan remaja dan tampak berkumpul di sana.

"Lo pegang siapa?" Tanya Fajar pada Yudha yang sedang asik membuka bungkus permen karet nya sejak tadi.

"A, siapa ya?" Tanya Yudha balik yang membuat Fajar malah kesal dan meneput dahi Yudha.

"Enggak asik ih sama lo, lo nggak ngerti, lo kan masih kecil!" Dengus Fajar. "Ah, lo aja. Lo pegang siapa?" Lanjutnya dengan menatap ke arah di mana Taufan berada.

Taufan menunjuk dirinya sendiri sambil menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan. "Gue?" Tanyanya.

"Bukan, Nenek yang di seberang sana noh!" Ucap Fajar kesal. Taufan pun mengikuti arah pandang Fajar, yaitu di seberang jalan. "Aih, si bego pake diikutin lagi! Ya elo lah!" Fajar membelokkan posisi kepala Taufan dengan kasar hingga pria tersebut sedikit meringis.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang